Kamis, 27 Februari 2014

MAKNA DENOTASI-KONOTASI GAMELAN



FILOSOSI GAMELAN
Dalam memenuhi tugas Pergelaran Seni SMAN 3 Pekalongan 22 Desember 2013


DI SUSUN OLEH :
  1. Abdur Rachman Yusuf           (01)
  2. Arini Nur Kamaliah                (04)
  3. Dewi Shofairoh                       (07)
  4. Dyah Shifa I                           (08)
  5. Eka Milatina R                        (09)
  6. Fairuz Arifia                            (14)
  7. M. Abd Hakim AR                 (18)
  8. Maitsaa Kaamiliaa                   (19)
  9. Media Adila                            (20)
  10. M.Farid Thahir                        (22)  
  11.  Reza Rahman P                  (26)


Pertama-tama, alasan kami sekelas memilih alat musik gamelan adalah karena tema pagelaran tahun ini adalah akulturasi, dimana akulturasi tersebut merupakan gabungan antara 2 budaya yaitu budaya dari negri kita sendiri dan budaya dari luar atau negara lain. Karena Indonesia memiliki budaya yang sangat banyak kami memutuskan untuk menggunakan gamelan dalam pagelaran kami karena konsep dari pagelaran kami yaitu budaya jawa (Yogyakarta) dengan budaya luar (Hip-Hop), berikut penjelasan dari gamelan itu sendiri
Gamelan berasal dari kata gamel yang artinya melakukan, gamelan pertama di buat pada tahun 167, dan terbuat dari bambu dan gamelan itu orkestranya orang jawa. Gamelan itu banyak mengandung filosofi contohnya:
Bunyinya: nang ning nung neng nong. Nang (menang), ning (wening, berfikir) nung (ndhunung, berdo’a ), neng (meneng, diam), nong (Tuhan). Namanya: G (gusti), A (alloh), M (maringi), E (emut-ingat), L (lakonono), A (ajaran), N (nabi).
            Terdapat 2 jenis gamelan yaitu gamelan jenis Pelog dan gamelan jenis Slendro, dalam pagelaran kelas kami tersebut kami menggunakan gamelan jenis pelog untuk memainkan 3 buah lagu yaitu “Gambang Suling”,”Prahu Layar” dan “Aja di Pleroki”. Tiga jenis lagu tersebut merupakan lagu yang dimainkan dengan gamelan jenis pelog, kami menggunakan gamelan jenis pelog karena beberapa sebab dia antaranya
1.      Di tempat kami latihan yaitu di SMP Masehi tidak ada gamelan jenis Slendro
2.      Karena gamelan jenis Slendro tersebut sulit untuk di mainkan bagi para pemula
Dan dalam pagelaran kami, kami merubah sedikit tatanan lagu yang kami mainkan yaitu lagu gambang suling yang tadinya di mainkan berulang 3x di ubah menjadi 2x dan untuk lagu perahu layar dari 2x kami ubah menjadi 1x agar tidak memperpanjang waktu.
Kami latihan gamelan di SMP Masehi karena di sana tempat pelatih kami mengajar, yaitu Pak Darsono, beliau adalah bapak dari Bu Dian, guru BK di SMAN 3 Pekalongan, awalnya kami di persilahkan memilih alat yang ingin dimainkan, tetapi 2x latihan terdapat penggantian pemain, karena salah satu dari kami kesulitan memainkannya.
Dalam proses latihan kami di ajari cara-cara bermain gamelan mulai dari gangsaran atau pembukaan yang kami mainkan awal pementasan, lalu lagu gambang suling, perahu layar, dan yang terakhir kami pelajari adalh aja dipleroki. Dari lagu-lagu tersebut hal yang cukup susah dimainkan adalah gambang suling karena terdapat banyak ketukan yang harus kami hafalkan. Dan di saat terakhir kami menambahkan lagu akulturasi, ddi lagu akulturasi tersebut terdapat musik yang dapat dimainkan dengan gamelan, akan tetapi karena keterbatasan waktu dan kemahiran dalam memainkan alat gamelan, hanya beberapa alatmusik saja yang dipergunakan untuk memainkan mengikuti musik tersebut seperti saron dan demung. Di tengah pelatihan pelatih kami pak darsono mengajari kami untuk tidak grogi pada saat pagelaran kami dengan cara kami disuruh ikut tampil dalam pagelaran wayang, jadi kami semua pemain gamelan bersama sinden ikut serta membuka pewayangan yang di selenggarakan di pendopo. Karena kami sebelumnya sudah pernah tampil, maka kami tidak merasa grogi atau canggung dalam memainkannya saat pagelaran itu.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai alat-alat musik gamelan yang kami gunakan saat pemenntasan kami.
I.              BONANG
        Dari kata babon dan menang. Yang mengandung arti bahwa kemenangan sejati adalah melawan hawa nafsu pada diri kita. Kendalikanlah diri kita, jangan mudah terpancing dan gampang menuruti hawa nafsu. Karena sejatinya pemenang adalah orang yang mampu mengontrol hawa nafsu.
Ricikan yang berbentuk pencon yang diletakkan diatas rancakan dengan susunan 2 deret yaitu bagian atas disebut brunjung dan bagian bawah disebut dhempok. Terdiri dari 2 rancak. 1 rancak untuk laras slendro yang berisi 10/ 12 pencon, dan laras pelok berisi 14 pencon.
Bonang sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :
a.       Bonang Barung yang ukuran berukuran sedang, bonang barung ini dimainkan untuk menentukan ketukan pembukaan atau sebagai patokan tempo dan juga sebagai patokan dinamika.  Dalam Ansambel, alat ini juga bisa dikatakan sebagai adalah salah satu yang berperan penting hal itu dikarenakan ia banyak sekali memberikan/menentukan isyarat kepada pemain lain dalam instrumen gamelan.
b.      Bonang Panerus memiliki ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan bonang barung.  Bonang jenis ini dimainkan setengah ketukan dari bonang barung yang apabila mereka dibunyikan secara bersama-sama akan membuat efek suara yang bersahutan.   Notasi dari bonang penerus lebih tinggi 1 oktaf dari bonang barung namun untuk jumlah kepinggannya sama dengan bonang barung.

II.           KENONG
Kenong, memiliki suara yang hampir sama dengan bonang yaitu: nang, ning, nong, nung. Nang berarti ana (ada), ning berarti bening (jernih), nong berarti plong (mengerti) dan nung berarti dunung (sadar), maksudnya setelah menusia ada, lalu berfikir dengan hati yang bening maka dapat mengerti sehingga dunung (sadar) bahwa keberadaannya tentu ada yang menciptakan yaitu Sang Maha Pencipta (Alloh).
III.        KENDANG
Untuk mendapatkan suara bass biasanya orang menggunakan kulit sapi dan dipasang pada tawangan yang lebih besar. Membran Kendang ini tidak dipasang permanen, melainkan diikat dengan rotan sedemikian rupa sehingga dapat dikencangkan atau dikendorkan sesuai dengan keinginan. 
IV.       SARON
Saron Penerus, Saron, Demung
Yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil.
Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu. Hampir sama dengan bonang penerus
ukurannya lebih kecil  daripada Saron dan beroktaf tinggi, irama yang dihasilkan oleh Saron panerus dua kali
lebih cepat dibandingkan bonang barong. 
V.          DEMUNG 
Demung menghasilkan nada denganoktafterendahdalamkeluargabalungan, denganukuranfisik yang
lebihbesar.Demungmemilikiwilahan yang relatiflebih tipis namunlebihlebardaripadawilahansaron, sehingga
nada yang dihasilkannyalebihrendah.Tabuhdemungbiasanyaterbuatdarikayu, denganbentuksepertipalu,
lebihbesardanlebihberatdaripadatabuhsaron 
VI.       SLENTHEM 
Slenthem terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung
tabung dengan diameter permukaan yang berbeda dan menghasilkan dengungan/gema rendah.Sama seperti
bass, Tidak berbunyi nyaring namun keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai penyelaras nada. Bertempo
lambat dan tidak bisa dinamis seperti instrumen gamelan lainnya. Filosofinya kesabaran dalam menjalani
hidup, bagaimana mengatur emosi di antara perbedaan derap dan irama hidup antarsesama. 
VII.     KEMPUL DAN GONG
Kempul :Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/ gending untuk menegaskan ketukan
Gong ( Gong gede dan gong suwukan )Gong menandai permulaan dan akhiran gending dan memberikan
rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu. Gong sendiri merupakan alat musik terbesar di dalam
Gamelan
 Gong : yang berarti agung / besar. Mengandung makna bahwa Allah itu maha besar. segala sesuatu bisa
terjadi bila ada ijin dari Allah. Kejadian-kejadian itu adalah untuk mengingatkan kita akan Kebesaran Kuasa
Allah.




































 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog