Kamis, 09 Januari 2014

KESENIAN SANDUL Part_3


ANALISIS ALAT MUSIK KESENIAN SANDUL

  1. Kenthongan



Gb. 1 Alat Musik Kenthong

            Alat musik ini terbuat kayu yang diberi rongga di dalamnya. Hampir mirip seperti kentongan dari bambu berbentuk lonjong dengan pemukul yang juga terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat pemukul. Fungsi kenthong dalam kesenian sandul sebagai pengatur tempo seperti halnya dalam kesenian Jawa seperti instrument ketuk, tetapi mempunyai variasi ketukan yang beragam.
Kentongan pada kesenian sandul dibuat dengan pertimbangan kesenian, keindahan, yang akan mewujudkan nilai rasa dalam arti luas dan dapat mewakili kebudayaan dalam arti luas. Irama kentongan adalah seni dan berfaedah, selain mewakili alam juga teknologi. Oleh karenanya produk kesenian seperti pada kentongan dalam kesenian sandul dibuat karena gaya indah yang tidak secara langsung mencukupi kebutuhan praktis. Kentongan di berbagai daerah tidak sekedar sebagai alat pemberi tanda bila terjadi musibah, seperti: kebakaran, pencurian, pembunuhan, bencana alam, dan kematian. Tetapi juga untuk mengumpulkan massa bergugur-gunung atau bergotong royong.
Kentongan merupakan perkembangan lebih lanjut dari bahasa genderang dari masa lampau. Kini genderang masih tetap dibunyikan sebagai pembawa berita untuk hal-hal yang istimewa seperti: wabah penyakit, kematian, gempa bumi, menyemarakkan pertandingan, gerhana bulan atau gerhana matahari. Kentongan di dalam kesenian sandul berbentuk burung, yang dikonotasikan sebagai sebuah keindahan, dan dikonotasikan manusia apabila dapat berpadu satu dengan yang lain pasti akan mewujudkan keharmonisan serta keindahan hidup. Jika Dilihat makna dari fungsinya sebagai pengatur tempo dan bunyinya “thuk”, itu dikonotasikan mathuk yaitu setuju atau cocok. Jadi kentongan dalam kesenian sandul ini dikonotasikan bahwa dalam kehidupan di dunia harus hidup harmonis satu dengan yang lainnya agar tercipta keindahan hidup. Kemudian di dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling setuju dalam suatu permusyawaratan agar tercipta kemufakatan keputusan apapun.
Bentuk Komposisi Permainan Musik Kentongan






















 
Kentongan :    X   0X   X   0X     X   0X   X   0X         

  1. Kendhang


Gb. 2 Kendang Tengahan / Kendang Sabet

            Kendang dalam kesenian sandul sama dengan kendang dalam karawitan Jawa. Fungsinya sebagai pengiring tari dan mempunyai sekaran kendang tersendiri. Kendang terbuat dari kayu yang berbentuk tabung yang sisi-sisinya ditutupi oleh kulit sapi dan pada tubuh kendang terdapat tali yang terbuat dari kulit sapi juga yang berfungsi sebagai tune kendang.
Kendang berasal dari kata kendhali dan padang, yang dikonotasikan keinginan harus dikendalikan dengan pikiran dan hati yang bersih. Setiap kita mempunyai keinginan lakukanlah dengan pikiran yang jernih, penuh kepositifan. Diimbangi dengan hati yang bersih, dengan tujuan bahwa keinginan ini akan membawa kebaikan bagi orang banyak. Untuk bunyinya yang berbunyi dang, dang, dang, berasal dari kata Ndang dikonotasikan segeralah, berarti manusia segera beribadah kepada Allah SWT.
Kendang berarti kedah tandang (harus maju). Dikonotasikan, umat Islam  harus maju. Maju pikirannya, maju ilmunya, dan harus mampu menjadi pimpinan. Apakah pemimpin bangsa, pemimpin daerah, pemimpin perusahaan, pemimpin sekolah dan pemimpin lainnya. Sebagai pemimpin sudah barang tentu harus memiliki sifat-sifat jujur, adil, terbuka, berwibawa, tegas, dan selalu memperhatikan keadaan yang dipimpinnya.

  1. Bendhe

Gb. 3 Alat Musik Bendhe

            Bendhe adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam campuran (kuningan, tembaga dan besi). Bentuknya seperti gong hanya ukurannya lebih kecil. Alat yang digunakan untuk menabuh bendhe terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat tabuh. Pada musik instrument bendhe berfungsi sebagai pemangku irama.
Pada zaman dahulu, bendhe menjadi alat komunikasi penting bagi raja untuk mengumpulkan rakyatnya, apabila ada sesuatu yang harus diumumkan kepada rakyat. Salah satu pemanfaatan Bendhe pada jaman dulu adalah alat yang biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada masyarakat agar  berkumpul di alun-alun terkait informasi dari penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai adanya keramaian seperti topeng monyet  atau pesta rakyat yang lain.
Fungsi dari alat musik Bendhe pada kesenian Sandol ini dikonotasikan sebagai bentuk kehidupan manusia berdasarkan status sosial.Bendhe yang berukuran paling besar dengan ketukan yang bersamaan dengan gong bumbung tepatnya pada ketukan ke delapan, dikonotasikan sebagai pejabat dan petinggi negara yang pada kenyatannya hanya duduk diam saja, sangat jarang melaksanakan kewajiban sebagai wakil rakyat, akan tetapi gaji atau upah yang mereka dapatkan sangatlah besar. Sedangkan Bendhe dengan ukuran sedang sebagai filler (pengisi pada ketukan 2,4,6,8) dan Bendhe ukuran paling kecil dengan ketukan yang hampir sama dengan Kenthongan yaitu sebagai pengatur tempo (dibunyikan pada setiap ketukan), dikonotasikan sebagai rakyat kecil dan menengah, seperti cleaning service, buruh, tukang, dll, yang harus bekerja keras banting tulang setiap hari namun gaji atau upah yang mereka dapatkan sangat kecil dan tidak sebanding dengan tenaga yang mereka buang saat bekerja.
Bendhe dalam karawitan Jawa sejenis bonang, namun dalam kesenian sandul hanya ada tiga nada yang mempunyai ukuran tersendiri. Bendhe dengan ukuran paling besar ketukannya bersamaan dengan gong lebih tepatnya di ketukan ke delapan. Bendhe dengan ukuran sedang berfungsi sebagai filler dan ukuran kecil mempunyai ketukan yang hampir sama dengan kenthongan namun lebih banyak mempunyai variasi ketukan. Alat yang digunakan untuk menabuh bendhe terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat tabuh.
Bandhe            :  X   X   X   X      X   X   0   X        

  1. Angklung








Gb. 4 Alat Musik Angklung










Bentuk Komposisi Permainan Musik Angklung
Angklung 1 :    X   .   X   .     X   .   X   .    









 
Angklung 2 :     .   X   .   X    .    X    .   X 









 
Angklung 3 :    X  X  X  X    X   X   X   X  

            Angklung dalam kesenian sandul terbuat dari bambu seperti pada umumnya, namun bentuknya berbeda. Bilahan angklung dalam kesenian sandul diletakkan pada kerangka berbentuk segitiga yang terbuat dari bambu dengan ornamen bulu angsa diatasnya. Bunyi yang dihasilkan angklung dalam kesenian sandul ini lebih lembut, tidak seperti angklung pada umumnya. Terdapat tiga jenis angklung  di kesenian sandul, yaitu angklung ageng, angklung tengahan dan angklung alit.
Angklung ageng dimainkan pada ketukan ganjil yaitu satu, tiga, lima dan tujuh. Angklung tengahan dimainkan pada ketukan genap yaitu ke dua, empat, enam dan delapan. Angklung alit mempunyai peran sebagai pengatur tempo, dimainkan pada setiap ketukan. Angklung pada kesenian sandul mempunyai nada 5 (ma) yaitu angklung ageng denagn tinggi 58 cm, angklung tengahan yang mempunyai nada 6 (nem) dengan tingggi 52 cm dan angklung alit yang mempunyai nada i (ji) dengan tinggi 46 cm.












  1. Gong Bumbung

Gb. 5 Alat Musik Gong Bumbung

            Gong bumbung terdiri dua jenis alat. Alat pertama yang berukuran lebih besar terbuat dari kayu dilubangi hanya di bagian atas. Alat kedua yang berukuran lebih kecil berfungsi sebagai alat tiup yang terbuat dari bambu berukuran kecil. Teknik permainannya seperti membunyikan alat musik terompet, semakin kecil lubang yang dihasilkan nada yang keluar semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Nada yang dihasilkan gong bumbung yaitu nada 5 (ma) dan 1 (ji). Pola peniupan gong bumbung sesuai kendang. Struktur alat musik  dari kedua alat gong bumbung terdapat bambu kecil (semprong) yang berperan  sebagai mothpice  penghasil suara tinggi dan bambu besar sebagai penampung suara. Apabila bambu kecil (semprong) di mainkan hanya menghasilkan suara pum...pum...puuuum Sedangkan bambu besar tidak menghasilkan suara apapun tanpa bantuan  dan tiupan bambu kecil. Bambu kecil kemudian di tiup dan di masukkan ke bumbung besar agar mendapatkan kesan suara besar/Bass menghasilkan suara Bum....bum...bumm. Bunyi Bum...atau bisa Gung..... lazimnya sebuah bunyi gong adalah di akhir sebuah dari sebuah irama musik.
Gong bumbung dalam kesenian sandul fungsinya sama dengan kempul yang dikonotasikan kumpul (berkumpul) atau berjama’ah. Setelah ditabuh sekali, dua kali, tiga kali disusul bunyi gong. Semua amal ibadah kita ditujukan kepada Yang Maha Agung. Namun pada gong bumbung ini bukan ditabuh atau dipukul, tetapi menggunakan teknik tiup. Kemudian gong bumbung juga berfungsi sebagai gong, Gong dalam gamelan jika dipukul bunyinya, “Ger....” bunyi suaranya berat dan panjang bergelombang. Musik apa pun bila tanpa gong atau bass tidak enak didengar. Menurut masyarakat Cirebon, bunyi “Ger...” tersebut dikonotasikan Allahu Akbar. Maknanya, kita sebagai umat Islam harus selalu ingat Kepada Allah Yang Maha Pencipta. Cara yang terbaik adalah melalui shalat lima waktu sebab setiap gerakan shalat didahului dengan kata Allahu Akbar. Selain itu, bunyi “Ger...” tersebut adalah bunyi terakhir. Ini juga dikonotasikan bahwa pada akhirnya nanti semua umat akan kembali kepada Yang Maha Pencipta.






 
Gong Bumbu :  X   0   X   0      0   X   X’   0        

Keterangan      =   X : Tiupan keras
                             X’  : Tiupan Lemah

  1. Terbang

Gb. 6 Alat Musik Terbang
            Terbang mempunyai dua pola ritme, yang pertama sebagai iringan jogetan yang ke dua sebagai iringan tembangan. Iringan jogetan pada ketukan pertama dibunyikan bung (b) dihasilkan apabila memukul terbang di tengah membran, pada ketukan 2-4 kosong, diketukan ke lima dibunyikan tak (t) dihasilkan apabila memukul terbang di pinggir membran, ketukan 6-7 kosong, dan terakhir ketukan ke delapan dibunyikan bung (b).
Komposis Terbangan Iringan Jogetan :   b . . . t . . . b



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog