Kamis, 13 Desember 2018

Totalitas Tanpa Batas


AKU BENDAHARA PAGELARAN YANG SUKSES

Oleh: Allisa Zannuba
XII MIPA 4


            7 November 2018. Jika saya hitung, sudah tiga puluh empat hari berlalu setelah kegiatan “Progo in Culture Action (PROCTION) SMA Negeri 3 Pekalongan Tahun 2018”, saat saya menulis cerita ini. Lebih tepatnya kegiatan itu dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2018. Suatu kewajiban bagi saya yang menginjak kelas 12 dan juga teman-teman satu angkatan untuk melaksanakan sebuah penilaian seni budaya, yang dilaksanakan dalam bentuk pagelaran seni. Yang saya tau, pagelaran seni ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya sejak tahun 2010 oleh siswa-siwi kelas 12 SMA Negeri 3 Pekalongan. Dan sudah barang pasti, kegiatan pagelaran seni ini setiap tahunnya semakin tumbuh dan berkembang, seperti cintaku kepadamu, teman-temanku.
Tahun ini, pagelaran seni bisa diadakan kembali, setelah tersebar desas-desus bahwa pagelaran seni tidak akan diadakan, mengingat bahwa anggaran yang digunakan untuk pagelaran seni tidaklah murah. Pagelaran seni tahun ini justru diadakan lebih meriah, karena kami mengundang guest star atau bintang tamu, grup indie kondang yang berasal dari Jakarta, yaitu Fourtwnty!
Persiapan pun mulai dilakukan, baik sebagai pelaksana penilaian maupun panitia. Setelah tema yang sudah ditentukan dibagi, dan kami, kelas XII MIPA 4 mendapat tema daerah Sulawesi, kami mulai mencari pelatih. Beberapa pelatih mulai kami hubungi, dan setelah menimbang-nimbang, kami pun sepakat untuk memilih Mas Sidiq sebagai pelatih, walaupun sempat ada perselisihan dengan kelas lain yang juga sama-sama memilih Mas Sidiq. Karena di awal, guru seni budaya kami, yaitu Pak Saiful, tidak memberikan penjelasan bahwa satu pelatih hanya boleh melatih satu kelas saja. Dan setelah itu, Pak Saiful baru mengatakan, yang intinya yaitu, lebih baik satu pelatih itu melatih satu kelas saja. Karena nantinya bisa saja latihan menjadi tidak maksimal, dan akan berdampak pada penampilan. Tetapi, karena di antara kelas kami dan juga kelas yang lainnya tidak ada yang ingin mengganti Mas Sidiq sebagai pelatih, maka kelas kami dan juga kelas yang lainnya tetap memilih Mas Sidiq sebagai pelatih.
Setelah pembentukan panitia, kami mulai mengadakan rapat untuk menentukan nama pagelaran seni tahun ini. Dan setelah melalui diskusi yang panjang, terbentuklah "Progo in Culture Action" atau yang disingkat dengan PROCTION. Selain itu, kami juga membahas apakah akan mengundang guest star atau tidak, sebagai closing party. Akhirnya setelah melewati beberapa rapat, kami sepakat untuk mendatangkan guest star, yaitu Fourtwnty! Salah satu grup indie yang menurut saya, lagu-lagunya sangat memikat hati.
Kami memilih hari Sabtu dan jam satu, untuk hari dan waktu latihan kami. Tempat yang kami pilih untuk latihan pertama kami, yaitu di pendopo Kabupaten Pekalongan, yang letaknya ada di dekat alun-alun Kota Pekalongan. Pertemuan pertama dengan Mas Sidiq, kami diberikan materi pendahuluan. Setelah satu jam setengah berlalu, latihan berakhir dan kami pun pulang ke rumah masing-masing. Pertemuan kedua dan pertemuan-pertemuan selanjutnya, kami mulai membaca naskah, setelah itu rekaman, dan juga kami mulai latihan tari untuk pembukaan, penutupan, dan juga tari lainnya.
Setelah sepakat untuk mengundang guest star sebagai closing party, kami mulai mengadakan rapat dengan bapak dan ibu guru, yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, pembina pagelaran, dan juga wali kelas 12. Pemaparan mengenai acara, kebutuhan dan estimasi dana dari masing-masing seksi, sponsorship, dan juga mengenai closing party telah kami sampaikan. Selanjutnya, yaitu penyampaian masukan serta saran yang disampaikan oleh bapak dan ibu guru, sekaligus keputusan mengenai ada atau tidaknya guest star untuk closing party. Setelah berdebat panjang, akhirnya keputusan akan ditentukan keesokan harinya. Karena pada saat itu, kebetulan kepala sekolah tidak dapat hadir, sedang ada acara. Keesokan harinya, saya pun mendengar kabar bahwa Bapak Abdur Rozak, selaku kepala sekolah, menyetujui kami untuk mendatangkan guest star sebagai closing party. Lega sekali mendengar kabar tersebut. Tetapi, di saat yang bersamaan, kami juga khawatir apakah dapat mengumpulkan uang yang jumlahnya tentu saja tidak sedikit, karena mencapai puluhan juta rupiah.
Hari demi hari berlalu. Tidak hanya berlatih pada saat hari latihan saja,kami pun berlatih di luar hari latihan, setiap pulang sekolah. Dan tak terasa, tanggal 4 Oktober pun mulai melambai-lambai kepada kami, yang menandakan bahwa hari pelaksanaan sebentar lagi. Tidak hanya berlatih dengan giat, kami pun mulai menyiapkan properti dan kostum yang akan kami gunakan. Hingga akhirnya, detik-detik menuju pelaksanaan pagelaran pun tiba.
Setelah mendapatkan persetujuan, kami pun mulai menyiapkan segalanya. Mulai dari pencarian dana sponsorship, pembuatan surat-menyurat, mengurus perizinan, dan lain sebagainya. Di dalam kepanitiaan ini, saya sendiri dan satu teman saya memiliki tugas sebagai bank berjalan, atau bendahara. Tentu saja persamaan akuntansi tak luput dari perkerjaan kami. Hampir setiap hari harus memegang uang jutaan rupiah. Padahal uang saya sendiri, tak pernah lebih dari seratus ribu rupiah.Sebuah pengalaman baruyang cukup menyenangkan bagi saya. Dan sebuah pelajaran pula bagi saya, bagaimana mengatur dan mengelola keuangan untuk rumah tangga kelak, jika saya belum tiada.
Mendekati hari pelaksanaan, kami pun mulai menjual tiket untuk acara closing party. Dan alhamdulillah,"rejeki emang ga kemana",tiket yang kami sediakan sebanyak kurang lebihenam ratus, ludes habis bis bis tidak lama setelah kami membuka presale satu, dua, dan tiga. Dan tidak terasa, setelah hari-hari kami lewati, masalah-masalah yang datang kita hadapi, datanglah hari yang kami nanti-nanti, yaitu hari pelaksanaan pagelaran ini.
Jam tiga dini hari, kami sudah sampai di sekolah pada saat hari pelaksanaan tiba. Kami mulai merias diri, memakai kostum, sedikit mengulang kembali beberapa adegan, dan menyiapkan properti di samping panggung pertunjukkan. Sebelum giliran kami tiba, kami berdoa untuk kelancaran pertunjukkan kami dan saling menyemangati satu sama lain. Giliran kami pun tiba, dan kami benar-benar tampil dengan maksimal, walaupun beberapa properti sempat mengganggu kami karena tidak mampu berdiri sendiri. Dan setelah kami tampil, benar-benar lega rasanya. Beban hidup terasa hilang seketika itu juga.Benar-benar pengalaman yang luar biasa!
Pada saat hari pelaksanaan, kami berangkat pagi-pagi. Untuk menyiapkan panggung, konsumsi, dan lain sebagainya. Setalah acara inti, yaitu pagelaran selesai, kami punkembalifokus untuk acara closing party. Pada pukul 17.00 WIB pintu masuk mulai dibuka. Pengecekan penonton mulai dilakukan. Semakin lama, semakin ramai, dan kebetulan, tugas saya berada di pintu masuk para penonton. Meskipun postur tubuh saya kecil, ternyata saya mampu berada di garda terdepan, menjaga pintu masuk yang dipenuhi oleh para penonton yang ingin segera memasuki pintumasuk. Dan setelah beberapa jam berlalu, Fourtwnty pun akhirnya tampil. Meskipun saya hanya melihat tidak lebih dari 5 menit, karena harus berjaga di depan, tetapi melihat antusiasme para penonton membuat saya benar-benar bahagia.
Campur sari perasaan saya setelah acara ini berakhir. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang bisa saya ambil dari diadakannya pagelaran seni tahun ini. Dan meskipun kami sempat membuat kesalahan karena terlambat dalam penjemputan guest star, tetapi kami bangga karena dapat mendatang guest star tanpa event organizer.Bangga aku tu. Sekolah sebelah? Lewat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog