Kamis, 13 Desember 2018

Pagelaran seni melestarikan budaya-budaya di Indonesia supaya tidak luntur


CERITAKU TENTANG PAGELARAN SMAN3 PEKALONGAN TAHUN 2018/2019
By : Andreas Wijaya XII MIPA 4



                Menurut saya, pagelaran adalah suatu pertunjukkan yang ditampilkan bisa berupa pertunjukkan musik, budaya dan adat yang dikemas dalam bentuk drama atau sebagainya serta memiliki kelengkapan-kelengkapan lainnya yang mengisi pertunjukkan tersebut supaya pertunjukkan itu menjadi lebih menarik dan penonton dapat menikmatinya. Pada pagelaran ini, memperlihatkan penampilan dan pertunjukkan dari masing-masing kelas sesuai dengan kemampuan yang telah mereka pelajari sebelum-sebelumnya dan masing-masing kelas tersebut menampilkan pertunjukan yang menjadi sebuah mahakarya seni suatu drama yang sangat indah dengan kolaborasi dari adegan-adegan seperti tarian, alunan musik yang mengatur suasana, percakapan pemain, adegan pertarungan atau peperangan ditambah dengan settingan-settingan untuk menambah keindahan dari suatu pertunjukkan tersebut. Masing-masing kelas tersebut tentunya menampilkan pertunjukkan sesuai dengan bagian-bagiannya masing-masing dan sesuai budaya daerah dari pembagian daerah yang telah dipilih oleh panitia jauh hari sebelumnya. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik tentunya juga karena peran dari pak Saiful yang merupakan guru Seni budaya yang juga menjadi pembina dalam acara ini.
                 Kegiatan pagelaran ini adalah kegiatan yang dilakukan disekolah SMAN3 pekalongan setiap tahunnya. Pertunjukan pagelaran yang dilaksanakan oleh angkatanku pada tahun ini, yaitu tahun 2018/2019 mengambil tema mengenai kebudayaan-kebudayaan dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia sehingga pagelaran SMAGA tahun ini dinamakan SMAGA proction. Kegiatan pagelaran yang diadakan pada tahun ini tidak kalah dengan kegiatan pagelaran yang diadakan tahun-tahun sebelumnya serta juga ada penampilan-penampilan menarik lainnya dari adik-adik kelas serta artis yang terkenal. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah-sejarah yang ada supaya budaya dan adat tersebut tidak hilang dan tenggelam oleh budaya-budaya dari negara lain. Selain itu, pagelaran ini juga bertujuan untuk memenuhi nilai ujian praktek mapel seni budaya.
                 Ceritaku dimulai dari awal saya memasuki bangku kelas XII. Pada kelas sebelumnya, kelas XI saya sebagai wakil ketua ditunjuk untuk memilih salah satu undian dan kelas saya mendapatkan bagian untuk menampilkan daerah Sulawesi. Awal tahun kelas XII, memang aku tidak berpengaruh apapun didalam kelasku dan aku memang juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk pagelaran ini. Sampai akhirnya suatu hari saat pelajaran seni budaya, pak Saiful menyarankan guru-guru yang dapat mengajarkan mengenai apa yang akan dipertunjukkan untuk pagelaran ini. Berdasarkan pemilihan kelas dan juga pengalaman dari teman kelas saya seperti Wahyu Sartika Dewi, akhirnya kami memilih guru yang namanya mas Sidik. Disini saya tidak memiliki pengaruh apapun didalam mengurus kegiatan pagelaran atau urusan apa saja yang akan ditampilkan untuk pagelaran seperti menjadi seorang panitia dan lain-lainnya jadi saya hanya mempunyai sedikit kesan di kegiatan pagelaran ini. Kelas saya mengambil judul drama "Pangeran Lidah Hitam" yang di perankan oleh teman saya, Dayate. Hari pertama kelas saya latihan, kami baru diajarkan oleh mas sidik cara berekspresi dan dalam beberapa hari kelas saya latihan kami baru diajarkan dasar-dasarnya dalam melakukan karya seni drama tersebut supaya bisa tampil maksimal nantinya. Teman-teman kelas saya membuat peraturan untuk latihan drama ini dan peraturannya cukup sederhana yaitu dengan tidak telat berangkat latihan serta rajin dalam ikut latihan. Supaya peraturan tersebut terlaksana dengan baik maka beberapa anggota kelas yang perempuan membuat aturan lagi jika kita telat ikut latihan atau tidak berangkat dalam latihan maka akan dikenakan denda. Tujuannya adalah supaya kita semua rajin berlatih untuk pagelaran serta bisa melakukan gerakan-gerakan yang diajarkan dengan cepat. Sekitar hari keempat kelas saya latihan, kami sudah mendapatkan naskah drama yang diberikan oleh mas sidik. Naskah drama yang diberikan tidak banyak memberikan adegan pertarungan dan sebagian besar hanya diisi oleh percakapan dan tarian. Kemudian mas Sidik membagikan perannya kepada masing-masing teman. Tetapi beberapa perempuan hanya dipilih sebagai penari dan rakyat biasa yang datang saat adegan klimaks saja. Beberapa teman saya yang perempuan ada yang tidak mendapat giliran percakapan tetapi menjadi penari saja. Sedangkan teman yang laki-laki mendapat adegan percakapan dan pertarungan serta tarian penutup. Seluruh anggota kelas mendapatkan bagian tarian penutup juga.
                Setelah pembagian peran kepada masing-masing anggota kelas, kemudian mas Sidik memperkenalkan mas Robi yang dapat mengajarkan tarian bersama rekannya. Supaya kelas saya cepat lancar dalam tarian juga didalam berakting, maka kelas saya menjalankan latihan selam dua kali didalam satu minggu supaya saya dan teman-teman cepat mahir didalam tarian juga ber-akting nanti. Latihan awal-awal kami diajarkan oleh mas Robi tarian dari Sulawesi. Tarian ini cukup sulit dilakukan karena tarian ini menggunakan gerakan serta respon yang cepat sehingga membutuhkan waktu sekitar satu bulan lebih sampai kami melancarkan tarian yang ditujukan untuk pertunjukan kelas kami. Tarian yang ditampilkan ini membutuhkan keselarasan antara tangan dan kaki sehingga kita harus bisa berkonsentrasi dalam setiap gerakan yang akan dilanjutkan kemudiannya. Karena berulang-ulang, saya sampai hafal keseluruhan musik yang disajikan tersebut dari awal hingga akhir. Beberapa gerakan juga diganti menjadi gerakan yang lebih mudah supaya kami tidak kesulitan menari terutama laki-laki karena gerakan kami tidak semulus gerakan perempuan. Setelah kami sedikit lancar melakukan gerakan tarian ini, saya dan teman-teman mulai melakukan rekaman untuk suara yang direkam dengan kamera milik mas Sidik yang bisa merekam suara untuk percakapan dalam drama tersebut. Rekaman dilakukan oleh masing-masing anggota kelas sesuai dengan perannya masing-masing yang telah ditunjuk. Proses rekamanpun tidak berjalan dengan lancar begitu mudah. Saat proses rekaman, nada yang dikeluarkan harus sesuai dengan suasana yang terjadi pada adegan tersebut seperti nada saat sedang marah, menangis atau tertawa dan sebagainya. Proses rekaman ini berlangsung selama kurang lebih 6 pertemuan juga digabung dengan latihan pelancaran tarian supaya lebih lancar lagi. Didalam proses rekaman juga banyak kejadian-kejadian lucu terutama saat adegan ketika winnie sedang merintih. Suara yang dikeluarkannya membuat kami sekelas tertawa terbahak-bahak.
Proses rekamanpun juga membutuhkan tenaga yang banyak pula selain juga karena melancarkan gerakan tarian supaya lebih baik serta belajar mengkompakkannya bersama supaya terlihat selaras satu sama lainnya antar gerakan tangan dan kakinya. Konflikpun terjadi antara laki-laki dengan perempuan karena yang laki-laki ingin pergi ke daerah Tombo sedangkan kubu perempuan memilih untuk latihan saja dan tidak pergi-pergi untuk memperlancarkan latihan karena latihan yang diberikan masih kurang banyak juga kurang kompak. Setelah rekaman selesai, dilanjutkan dengan mempelajari adegan-adegan yang ada didrama misal seperti Rasyad yang berperan sebagai pengawal kerajaan yang ditugaskan oleh rajanya untuk membunuh putra raja tersebut tetapi tidak tega. Selain itu, kelahiran anak dari permaisuri yang diperankan oleh Winnie, pertemuan beberapa Raja, adegan perang, dan lain-lainnya.  Setelah semuanya telah lancar dalam perannya masing-masing kemudian saya dan teman-teman lainnya mempelajari penggabungan seluruh adegannya dari awal hingga akhir seperti penggabungan tarian pembuka, tarian kelahiran Pangeran Lidah Hitam, tarian penutup  serta adegan-adegan lainnya. Proses ini berlangsung sekitar dua minggu dan kami berlatih setiap hari hingga pukul 8 malam. Latihan ini sungguh melelahkan karena kami semua berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 8 malam. Namun, usaha kami tidak sia-sia karena seminggu sebelum diadakannya gladi bersih, kami sudah bisa dalam penggabungan seluruh adegan dan tarian dengan lancar. Proses gladi bersih pun dilaksanakan pada malam hari untuk mengecek apakah semua kelas sudah lancar untuk pagelaran nanti.
Acara pagelaranpun dimulai dua hari sejak gladi bersih di pagi hari. Untuk persiapan sebelum maju pentas, saya dan teman-teman diberi makeup supaya lebih terlihat bagus. Maka dari itu, saya dan teman-teman pun berangkat pagi-pagi sekitar jam 3 pagi kami sudah berada disekolah untuk diberi makeup. kelas kami pun mendapatkan nomor urut maju kedua. Kelas kami maju pada sekitar pukul setengah sepuluh dan cuaca pada hari itu baik dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Cuaca yang cukup panas itu membuatku berkeringat sehingga aku menjadi gugup pula terutama juga karena penonton yang sangat banyak baik dari kalangan siswa-siswi, guru-guru, kepala sekolah, serta orang tua murid. Tetapi aku harus menahan kegugupan tersebut supaya pertunjukkan berjalan lancar. Beberapa kejadian pun tidak berjalan sesuai dengan yang kami harapkan seperti pohon kelapa yang terus jatuh karena tidak kuat terhembus angin sehingga mengganggu pertunjukkannya. Pertunjukkan yang di sajikan kelas kami pun berjalan dengan lancar dan semuanya tampil dengan baik. Kegiatan pagelaran ini berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir serta tidak kalah pula dengan pagelaran tahun sebelumnya.  Pada pagelaran kali ini, angkatan kami mendatangkan satu bintang tamu yaitu berasal dari grup band fourtwenty dan lagunya cukup enak didengar.
Sekian cerita dari kisahku selama pagrlaran krmarin yang dapat kuceritakan. Tujuan dari adanya pagelaran seni ini adalah untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia supaya tidak luntur dan dapat diingat oleh generasi berikutnya. Terima kasih.
Disusun oleh : Andreas Wijaya (XII MIPA 4 -- 3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog