FILOSOSI GAMELAN
Dalam memenuhi tugas Pergelaran Seni SMAN 3 Pekalongan 22 Desember 2013
DI
SUSUN OLEH :
- Abdur Rachman Yusuf (01)
- Arini Nur Kamaliah (04)
- Dewi Shofairoh (07)
- Dyah Shifa I (08)
- Eka Milatina R (09)
- Fairuz Arifia (14)
- M. Abd Hakim AR (18)
- Maitsaa Kaamiliaa (19)
- Media Adila (20)
- M.Farid Thahir (22)
- Reza Rahman P (26)
Pertama-tama, alasan kami sekelas memilih alat musik
gamelan adalah karena tema pagelaran tahun ini adalah akulturasi, dimana
akulturasi tersebut merupakan gabungan antara 2 budaya yaitu budaya dari negri
kita sendiri dan budaya dari luar atau negara lain. Karena Indonesia memiliki
budaya yang sangat banyak kami memutuskan untuk menggunakan gamelan dalam
pagelaran kami karena konsep dari pagelaran kami yaitu budaya jawa (Yogyakarta)
dengan budaya luar (Hip-Hop), berikut penjelasan dari gamelan itu sendiri
Gamelan berasal dari kata gamel yang artinya
melakukan, gamelan pertama di buat pada tahun 167, dan terbuat dari bambu dan
gamelan itu orkestranya orang jawa. Gamelan itu banyak mengandung filosofi
contohnya:
Bunyinya: nang ning nung neng nong. Nang (menang),
ning (wening, berfikir) nung (ndhunung, berdo’a ), neng (meneng, diam), nong
(Tuhan). Namanya: G (gusti), A (alloh), M (maringi), E (emut-ingat), L
(lakonono), A (ajaran), N (nabi).
Terdapat
2 jenis gamelan yaitu gamelan jenis Pelog dan gamelan jenis Slendro, dalam
pagelaran kelas kami tersebut kami menggunakan gamelan jenis pelog untuk
memainkan 3 buah lagu yaitu “Gambang Suling”,”Prahu Layar” dan “Aja di
Pleroki”. Tiga jenis lagu tersebut merupakan lagu yang dimainkan dengan gamelan
jenis pelog, kami menggunakan gamelan jenis pelog karena beberapa sebab dia
antaranya
1. Di tempat kami latihan yaitu di SMP Masehi tidak ada
gamelan jenis Slendro
2. Karena gamelan jenis Slendro tersebut sulit untuk di
mainkan bagi para pemula
Dan
dalam pagelaran kami, kami merubah sedikit tatanan lagu yang kami mainkan yaitu
lagu gambang suling yang tadinya di mainkan berulang 3x di ubah menjadi 2x dan
untuk lagu perahu layar dari 2x kami ubah menjadi 1x agar tidak memperpanjang
waktu.
Kami
latihan gamelan di SMP Masehi karena di sana tempat pelatih kami mengajar,
yaitu Pak Darsono, beliau adalah bapak dari Bu Dian, guru BK di SMAN 3
Pekalongan, awalnya kami di persilahkan memilih alat yang ingin dimainkan,
tetapi 2x latihan terdapat penggantian pemain, karena salah satu dari kami
kesulitan memainkannya.
Dalam
proses latihan kami di ajari cara-cara bermain gamelan mulai dari gangsaran
atau pembukaan yang kami mainkan awal pementasan, lalu lagu gambang suling,
perahu layar, dan yang terakhir kami pelajari adalh aja dipleroki. Dari lagu-lagu
tersebut hal yang cukup susah dimainkan adalah gambang suling karena terdapat banyak
ketukan yang harus kami hafalkan. Dan di saat terakhir kami menambahkan lagu
akulturasi, ddi lagu akulturasi tersebut terdapat musik yang dapat dimainkan
dengan gamelan, akan tetapi karena keterbatasan waktu dan kemahiran dalam
memainkan alat gamelan, hanya beberapa alatmusik saja yang dipergunakan untuk
memainkan mengikuti musik tersebut seperti saron dan demung. Di tengah
pelatihan pelatih kami pak darsono mengajari kami untuk tidak grogi pada saat
pagelaran kami dengan cara kami disuruh ikut tampil dalam pagelaran wayang,
jadi kami semua pemain gamelan bersama sinden ikut serta membuka pewayangan
yang di selenggarakan di pendopo. Karena kami sebelumnya sudah pernah tampil,
maka kami tidak merasa grogi atau canggung dalam memainkannya saat pagelaran itu.
Berikut
ini adalah penjelasan mengenai alat-alat musik gamelan yang kami gunakan saat
pemenntasan kami.
I.
BONANG
Dari
kata babon dan menang. Yang mengandung arti bahwa kemenangan sejati adalah
melawan hawa nafsu pada diri kita. Kendalikanlah diri kita, jangan mudah
terpancing dan gampang menuruti hawa nafsu. Karena sejatinya pemenang adalah
orang yang mampu mengontrol hawa nafsu.
Ricikan yang berbentuk pencon yang diletakkan diatas
rancakan dengan susunan 2 deret yaitu bagian atas disebut brunjung dan bagian
bawah disebut dhempok. Terdiri dari 2 rancak. 1 rancak untuk laras slendro yang
berisi 10/ 12 pencon, dan laras pelok berisi 14 pencon.
Bonang sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Bonang Barung yang ukuran berukuran sedang, bonang
barung ini dimainkan untuk menentukan ketukan pembukaan atau sebagai patokan
tempo dan juga sebagai patokan dinamika.
Dalam Ansambel, alat ini juga bisa dikatakan sebagai adalah salah satu
yang berperan penting hal itu dikarenakan ia banyak sekali memberikan/menentukan
isyarat kepada pemain lain dalam instrumen gamelan.
b.
Bonang Panerus memiliki ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
bonang barung. Bonang jenis ini
dimainkan setengah ketukan dari bonang barung yang apabila mereka dibunyikan
secara bersama-sama akan membuat efek suara yang bersahutan. Notasi dari bonang penerus lebih tinggi 1
oktaf dari bonang barung namun untuk jumlah kepinggannya sama dengan bonang
barung.
II.
KENONG
Kenong, memiliki suara yang hampir sama dengan
bonang yaitu: nang, ning, nong, nung. Nang berarti ana (ada), ning berarti
bening (jernih), nong berarti plong (mengerti) dan nung berarti dunung (sadar),
maksudnya setelah menusia ada, lalu berfikir dengan hati yang bening maka dapat
mengerti sehingga dunung (sadar) bahwa keberadaannya tentu ada yang menciptakan
yaitu Sang Maha Pencipta (Alloh).
III. KENDANG
Untuk mendapatkan suara bass biasanya orang
menggunakan kulit sapi dan dipasang pada tawangan yang lebih besar. Membran
Kendang ini tidak dipasang permanen, melainkan diikat dengan rotan sedemikian
rupa sehingga dapat dikencangkan atau dikendorkan sesuai dengan
keinginan.
IV. SARON
Saron
Penerus, Saron, Demung
|
Yang biasanya
disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan.
Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung,
dengan ukuran fisik yang lebih kecil.
Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu,
dengan bentuk seperti palu. Hampir sama dengan bonang penerus
ukurannya lebih
kecil daripada Saron dan beroktaf
tinggi, irama yang dihasilkan oleh Saron panerus dua kali
lebih cepat
dibandingkan bonang barong. V. DEMUNG
Demung menghasilkan nada denganoktafterendahdalamkeluargabalungan, denganukuranfisik yang
lebihbesar.Demungmemilikiwilahan yang relatiflebih tipis namunlebihlebardaripadawilahansaron, sehingga
nada yang dihasilkannyalebihrendah.Tabuhdemungbiasanyaterbuatdarikayu, denganbentuksepertipalu,
lebihbesardanlebihberatdaripadatabuhsaron
VI. SLENTHEM
Slenthem terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung
tabung dengan diameter permukaan yang berbeda dan menghasilkan dengungan/gema rendah.Sama seperti
bass, Tidak berbunyi nyaring namun keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai penyelaras nada. Bertempo
lambat dan tidak bisa dinamis seperti instrumen gamelan lainnya. Filosofinya kesabaran dalam menjalani
hidup, bagaimana mengatur emosi di antara perbedaan derap dan irama hidup antarsesama.
VII. KEMPUL DAN GONG
Kempul :Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/ gending untuk menegaskan ketukan
Gong ( Gong gede dan gong suwukan )Gong menandai permulaan dan akhiran gending dan memberikan
rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu. Gong sendiri merupakan alat musik terbesar di dalam
Gamelan
Gong : yang berarti agung / besar. Mengandung makna bahwa Allah itu maha besar. segala sesuatu bisa
terjadi bila ada ijin dari Allah. Kejadian-kejadian itu adalah untuk mengingatkan kita akan Kebesaran Kuasa
Allah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......