Kamis, 13 Desember 2018

Sanksi berupa denda yang telah ditentukan nominalnya.


Nama               :Muchamad Rusdy Rizak
No                   :19
Kelas               :XII MIPA 4

Sanksi Denda XII MIPA 4 dalam Pagelaran

Cerita awal Pagelaran ini dimulai dari pembahasan kita mengenai apa yang akan kita tampilkan untuk para penonton yang ada. Konsep awal kelas kita adalah menampilkan budaya dari Sulawesi (tari dan drama), setelah kami mencari referensi dan berdiskusi kami memilih pertunjukkan  yang berjudul PANGLIMA LIDAH HITAM untuk ditampilkan nantinya.
Setelah kita tau apa yang akan kita tampilkan kan, kita langsung mencari referensi guru dengan cara bertanya kepada Pak Saiful atau pun referensi dari teman-teman sekelas. Setelah beberapa kali mendapat referensi, kami menentukan salah seorang dari referensi itu untuk segera dihubungi, kami memilih Mas Sidik. Setelah menghubungi beliau, kami dikagetkan bahwa ternyata beliau juga sudah dihubungi dan akan melatih 2 kelas lain. Awalnya kami ragu tentang hal ini, tapi Mas Sidik meyakinkan kami bahwa beliau masih mampu unutk melatih satu kelas lagi, kami pun mulai membuat kesepakatan dengan beliau. Sesuai kesepakatan, beliau lah yang mempersiapkan dan mengurus kami agar siap tampil mulai dari pembuatan naskah, record, properti, latihan drama, latihan tari, sampai mempersiapkan tata busana dan tata rias kami pada waktu hari H.

Setelah bersepakat dengan pelatih dalam beberapa hal kami mulai menjadwalkan latihan rutin bersama pelatih. Latihan rutin bersama pelatih dilaksanakan pada hari sabtu. Awalnya latihan dijadwalkan mulai jam 9-10 pagi, tapi ternyata pelatih datangnya sangat terlambat. Tentu saja pada saat itu beberapa temanku sedikit naik darah. Pelatih pun meminta maafdanmulai hari itu kami merubah jadwal latihan menjadi sabtu jam 1 siang. Pada pertemuan pertama dan kedua Mas sidik hanya memberi arahan dasar dalam drama seperti dalam acting, blocking, penghayatan dialog, dan lain-lain. Pada pertemuan berikutnya kita mulai membahas pembagian peran, record, latihan tari, dan lain-lain.

Setelah pertemuan pertama dan kedua jadwal latihan sempat dipending cukup lama bertepatan dengan bulan puasa dan hari raya idul fitri. Dengan begini sebenarnya banyak waktu yang terbuang sia-sia, di hari libur yang seharusya bisa dimanfaatkan untuk latihan tidak dimaksimalkan. Bahkan kelasku sampai mendapat kritikan dari pembina pagelaran yaitu Pak Saiful karena banyak membuang-buang waktu. Akan tetapi, mau bagaimana lagi dipendingnya latihan kami atas kesepakatan dan bukan tanpa alasan, pada waktu libur puasa sebagian anak ada yang pulang kampung sehingga mengurangi tingkat kehadiran yang juga berdampakpada efektivitas latihan jika latihan tetap dilaksanakan.

Setelah  libur puasa dan idul fitri berakhir kami kembali pada jadwal latihan semula. Pertemuan-pertemuan berikutnya di isi dengan recording atau perekaman dialog drama yang dibantu oleh mas sidik sendiri, serta latihan tari yang dibantu oleh mbak ifel dan mas robi. Di hari sabtunya kami diajarkan gerakan gerakan tari oleh mbak ifel atau mas robi dan dihari jum’atnya kami mengadakan latihan mandiri untuk melancarkan kembali gerakan yang sudah diajarkan.

Menurutku, untuk masalah kedisiplinan dalam latihan kelasku cukup sadis tapi tidak tegas. Di awal kami telah menyepakati aturan-aturan dengan sanksi berupa denda yang telah ditentukan nominalnya.. Tetapi, di minggu-minggu awal terjadi beberapa revisi yang disepakati sebelumnya karena dinilai terlalu mahal dan tidak manusiawi. Walaupun begitu, tetap saja ada anak yang tidak membayar meski telah melanggar aturan yang sudah disepakati.Padahal hasil dari penarikan denda ini akan digunakan untuk membantu anak yang kurang mampu membayar iuran sewa pelatih yang memang cukup mahal yaitu Rp. 400.000/anak. Mahalnya harga pelatih juga kami siasati dengan mencicil setiap minggunya ke bendahara.

Dalam persiapan pagelaran ini, selalu saja ada konflik yang terjadi baik dengan teman sekelas ataupun dengan kelas lain yang satu pelatih dengan kelas kami. Konflik dengan kelas lain biasanya dikarenakan bentrok jadwal latihan dengan pelatih, alhamdulillahnya konflik ini tidak sampai bikin ricuh dan diselesaikan dengan damai. Tidak hanya dengan kelas lain, dikelasku konflik juga terjadi antara kubu cowo dan kubu cewe. Waktu itu tepat setelah PTS berakhir, kubu cewe meminta agar jadwal latihan yang seharusnya hari sabtu diganti hari minggu karena sebagian dari mereka ada yang mengikuti try-out akbar. Sedangkan di hari minggu kubu cowo berencana untuk refreshing ke Tombo Coffee. Nah dari sini dimulailah pertikaian, ciwi-ciwi pada ngomel di grup whatsapp kelas, capslock tiba-tiba pada jebol, bahasanya mulai ngegas, wkwkk. Tetapi alhamdulillah, konflik  dapat diselesaikan dengan damai, latihan tetap dilaksanakan, dan refreshing ke tombo juga jalan malahan yang cewe pada ikutan, wkwkw.

Semua konflik yang terjadi sungguhmembuat persiapan pagelaran ini semakin berwarna. Meski kami harus menguras banyak waktu, tenaga, dan materi, semua dapat terbayarkan karena pagelaran berjalan dengan baik dan memberi banyak manfaat. Selain untuk mengisi nilai paraktek seni budaya kami,kami juga dapat mengekspresikan diri, menambah pengalaman dan pemahaman kami tentang konsep pagelaran, juga meningkatkan keharmonisan dan keakraban baik dengan satu kelas maupun antar kelas. Selain itu pagelaran yang diadakan dengan mengundang guest star fourtwnty juga sangat menghibur terutama bagi kelas 12 yang sebentar lagi akan berhadapa dengan perjuangan berat yaitu UN dan pendaftaran Perguruan Tinggi.
Tentunya semua ini akan menjadi kenangan tersendiri yang mungkin tak terlupakan setelah kita lulus dari SMAN 3 PEKALONGAN ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog