Kamis, 13 Desember 2018

400 per anak


Nama = Dian Khamidah
No     = 09
Kelas = XII.MIPA.4

RENTANG KISAH KELASKU

            Dalam pagelaran tahun ini seperti biasanya selalu dilaksanakan setiap tahun oleh kelas XII IPA maupun IPS yang biasanya akan beradu untuk menyembahkan penampilan terbaiknya.  Untuk Pagelaran tahun 2018 ini dinamakan “Smaga Proction” dengan tema “ Progo In Culture Action”  yang bertujuan untuk meningkatkan kecintaan terhadap kebudayaan atau cerita yang ada di Indonesia. Setelah tema dan panita dibentuk baru mulailah mengundian penampilan dan dari daerah mana yang akan ditampilkan nanti di pagelaran. Setelah sudah mendapatkan daerah yang akan ditampilkan biasanya para siswa akan mencari pelatih yang akan mendukung suksesnya pelaksanaan pegelaran nantinya.
            Aku mulai dari cerita kelasku  XII.MIPA.4 , waktu pengumuman undian daerah kelasku  mendapat daerah Papua karena bingung cerita apa yang akan ditampilakn nantinya dan pasti susah untuk perlengkapan daerah papua. Akhirnya, kelas kami bertukaran dengan kelas lain dan kami mendapat daerah Sulawesi. Kami pun mulai mencari-cari cerita yang ada terkait dengan  daerah Sulawesi. Karena kami bingung akhirnya kami memutuskan untuk mencari pelatih guna memberi  saran kepada kelas kami. Kami bingung ingin memilih pelatih mana karena hampir semua pelatih sudah dipilih. Akhirnya kami bertanya-tanya dengan kakak kelas terdahulu yang pernah mengikuti pagelaran dan kelas kami memutuskan untuk memilih Mas Sidik sebagai pelatih.namun ada beberapa kendala yaitu ternyata yang dilatih oleh Mas Sidik ada 3 kelas yaitu IPS 2 dan IPA 5. Kami mulai berdiskusi dikelas lagi mengenai pelatih tersebut, karena bingung tidak ada pelatih lagi maka kami tetap dengan Mas Sidik. Kelas kami ada beberapa anak yang datang ke rumah Mas Sidik untuk membincangkan tentag pendanaan untuk peranaknya. Keesokan harinya perwakilan tadi menyampaikan dana untuk pagelaran dan dana yang dibutuhkan sebesar Rp 400.000/ anak itu meliputi kostum, dandan, properti, dan latihan sebanyak 10 kali. Setelah itu kami diberitahu bahwa cerita kami berjudul “ Panglima Lidah Hitam” dari Sulawesi. Dan kami menentukan jadwal latihan kami dengan pelatih agar tidsk bentrok dengan kelas lain yang diajar juga, kelas kami latihan setiap hari sabtu jam satu di Pendopo. Untuk mendisiplinkan latihan ketika telat maka di denda Rp 5.000 dan ketika tidak berangkat di denda Rp. 20.000
            Karena rencana ini sudah ada sejak kelas 11 dan ketika liburan aku pergi ke Jepara untuk pulang kampung ternyata hari sabtunya latihan maka dengan terpaksa aku kena denda Rp 20.000. pada saat latihan yang kedua kami hanya membahas agenda-agenda dan naskah untuk kelas kami belum dibuat. Sedangkan ketika kami liat kelas lain sudah pada latihan tapi kami percaya pasti bisa. Suatu ketika memasuki bulan puasa yang mengakibatkan kami tidak latihan selama 1 bulan sampai lebaran selesai. Tetapi ketika sesudah lebaran kami latihan ketinggalan jauh karena kelas lain sudah sampai mencoba dialog sedangkan kelas kami baru akan dibagi naskahnya. Setiap hari sabtu kami latihan di Pendopo jam 13.00 dan saya harus berangkat dari rumah jam 12.30 karena jarak rumah dari Wiradesa harus ke pendopo dan terkadang dijalan juga terkena macet dan kadang harus antisipasi berangkat lebih awal karena takut terkena denda. Tapi kadang-kadang yang membuat sebal ketika datang adalah ngaret dari pelatih yang kadang datang telat.
            Kami mulai latihan dari pembacaan naskah, perekaman suara di rumah Winnie dan ekspresi ketika pembacaan dialog. Ketika awalannya pagelaran pada bulan september dan diganti pada oktober kelas kami berfikir dapat mematangkan naskah akan tetapi pelatih minta berhenti latihan dahulu yang membuat kami kecewa. Akhirnya ketika PTS kami sepulang sekolah menyempatkan latihan di Pendopo walaupun pada hari itu cuma ada tari penutup saja. Setelah kurang dari 1 bulan kami mulai bingung karena kelas lain sudah pada jadi sedangkan kelas kami belum cuma ada tari penutup. Sehingga kami terkadang ingin marah dengan pelatih yang tidak adil padahal kelas lain yang dilatih sudah berjalan tetapi kelas kita belum bahkan tari yang ditargetkan tari pembukaan, tari melahirkan, tari perang dan tari penutup. Tetapi kelas kita hanya sudah tari penutup dan rekaman belum semua.
             Pada waktu itu hari sabtu kami latihan rekaman tapi baterai kamera habis dan membuat kami harus menunggu dan mas Sidik bilang disuruh nunggu Mba Ifel untuk dilatih nari dan kami sudah menunggu sampai jam 4 tetapi Mba Ifel ternyata masih kondangan akhirnya kami memutuskan untuk bilang ke Mas Sidik pada waktu itu Aku, Dina dan Malisa bilang ke Mas Sidik mau pulang karena pada waktu itu banyak yang ijin untuk seleksi duta wisata dan anak laki-laki main futsal. Ketika kita menghampiri Mas Sidik ternyata masih bermain dengan orang disana, dan kami mmemutuskan untuk pulang dan diijinkan. Akhirnya pada pertemuan tesebut kami hanya melakukan beberapa rekaman.
            Ketika H-10 hari kami latihan mulai full dikelas kita dan pada hari rabu kami latihan akan ditemani pelatih. Kami latihan dari pulang sekolah sampai habis magrib dan biasanya paling susah untuk mengontrol latihan tepat waktu. Selama 10 hari kami pulang setiap malam hari. Setelah H-5 kami mulai menyiapkan properti dari Mas Sidik karena kurang akhirnya kami membuat properti sendiri untuk menambah lebih baik. Setelah itu tiap hari kami latihan untuk pemantapan pagelaran dari awal sampai akhir dan diulang berhari-hari. Ketika H-2 diadakan gladi bersih dan gladi kotor. Waktu gladi kotor kami mendapat undian terakhir yaitu sekitar jam 21.30 sampai jam 22.30 dan membuat kami lelah. Waktu H-1 kami senang karena da toleransi jamkos untuk siswa kelas 12 sehingga membuat kami bisa memantapkan peralatan yang kurang dari pagelaran seperti properti dan pembagian busana.
            Ketika malamnya aku menginap di Winnie karena jam 3 harus sampai disekolah untuk di make-up. Dan banyak anak-anak yang menginap disana karena rumah yang jauh dan mudah ketika akan berangkat. Karena kita harus saling bergantian ketika mandi dan sarapan terlebih dahulu akhirnya kami berangkat jam 4 bersama-sama. Ketika sudah sampai kami bergantian untuk dimake-up. Setelah semuanya sudah selesai kami mempersiapkan mental agar kami tidak grogi dan kami berdoa bersama.
            Ketika kelas kami sudah mulai tampil kami menempatkan posisi kami sesuai dengan peranan dan berjalan sesuai rencana akan tetapi banyak properti yang terjatuh sehingga membuat anak yang tidak berperan harus memperbaikinya. Dan ada kejadian lucu pada waktu tari pembukaan pohon kelapa yang ada disebelah terjatuh dan mengenai salah satu anggota yang menari, yang saya kirs pohon itu akan terjatuh mengenai saya karena waktu akan terjatuh sudah nampak bayangan pohon ditempat saya. Dan pada waktu tari kelahiran, pada waktu akan melahirkan kami semua panik karena susah untuk melepaskan bantal tetapi akhirnya berhasil dan banyak ibu-ibu memberikan tepuk tangan. Dan kami menjalankan sesuai peranan dan sampai penutup. Itulah cerita kita mengenai pegelaran kelas XII.MIPA4 tahun 2018. Pada malam harinya diadakan gues star ternyata yang menonton banyak sekali tetapi kendala pada saat masuk yang mengulur waktu yang seharusnya jam 4 menjadi jam 6 tetapi setelah itu semua sesuai rencana dan meriah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog