Rasa korsa, toleransi, empati, semakin melekat di jiwa
kami
ATMO RAHARDJO XII MIPA 4
Pagelaran itu.. Acara yang dibuat sekolah guna
mengekspresikan diri siswanya. Di SMAGA ini pada bulan Oktober 2018
menyelenggarakan pagelaran seni kelas XII untuk memenuhi nilai ujian praktik
akhir semester seni budaya. Acara ini tidak berjalan dengan sendirinya, ada pembina
yaitu Pak Shaiful, panitia-panitia pagelaran dan bantuan dari sponsorsip.
Apalagi pada malam penutupan diakhiri dengan guestar band indi yaitu fourtwenty.
Lagunya lumayan enak didengar apalagi bagi penyuka ketenangan hati atau
biasanya para hiker selalu mendengarkan lagu ini disaat perjalanan mendaki gunung.
Awal semester satu, aku mulai memikirkan sesuatu untuk
pagelaran sekolah karena ada pengarahan dari guru kita Pak Shaiful, bahwa akan diadakan
pagelaran seni pada bulan September. Teman sekelas pun merasa kaget, bimbang
tapi asik ketika mendengarnya. Pak Shaiful memberikan arahan pelatih untuk
dipilih sesuai kesepakatan kelas. Diberilah waktu untuk berbincang-bincang
membahas pelatih pagelaran. Pembahasan tersebut tidak selesai satu jam
pelajaran, bahkan sampai berhari-hari. Nama-nama pelatih beserta kriterianya
dikirim di group kelas di apps whatsap. Voting pun dimulai sambil
mempertimbangkan harga, kualitas, dan kemampuan melatih. Lebih dari satu minggu
akhirnya ketemulah pelatih dengan nama Mas Sidiq. Itulah sebutannya bagi para
muridnya.
Mas Sidiq ini bertenpat tinggal di Batang dan profesinya
sebagai seniman akting drama. Masalah harga pun muncul, ternyata harganya yang
dibandrol Mas Sidiq itu tinggi yaitu Rp. 400.000 per anak. Tak heran lagi itu
membuatku shock, kaget, kata teman saya sih spot jantung. Dengan harga segitu,
aku sih keberatan. Namun mau gimana lagi pelatih sudah pesen terus kesepakatan
, nggak mungkinkan kalo dibatalin. Pertama latihan semua teman sangat ramai,
komplit istilahnya. Latihan waktu itu bulan Agustus yang dijadwal pada hari
sabtu siang.
Berdasarkan panitia, akhirnya terbentuklah tema pagelaran
seni yaitu drama didaerah Indonesia. Nama kegiatan pagelaran SMAGA tahun 2018
ini adalah PROCTION dengan kepanjangan " PROGO IN CULTURE ACTION". PROGO
itu nama jalan sekolahku, IN CULTURE itu didalam kebudayaan, ACTION sendiri
adalah aksi atau beraksi. Pengambilan lintingan kertas berisi nama daerah pun
berlangsung. Kelasku XII MIPA 4 mendapat tema daerah Sulawsi. Ya, Sulawesi
menurutku cukup asing karena tidak tahu apa dongeng cerita rakyat dari Sulawesi.
Pada latihan berikutnya, kami mengonfirmasikan daerah Sulawesi kepada pelatih untuk
menentukan ceritanya.
Waktu terus berlalu, akhirnya terpisah cukup lama karena
bulan suci ramadhan berlangsung selama 30 hari. Aktif latihan kembali setelah
idul fitri atau syawalan. Teks naskah dibagi oleh Mas Sidiq. Hari demi hari, rapat
panitia pun diadakan lagi. Hasil keluar, ternyata oh ternyata pagelaran diundur
tadinya September menjadi Oktober. Okelah tak apa dengan begitu libur latihan bertambah
kembali.
Sebenarnya latihan adalah alasan yang mungkin berat bagi
siswa. Latihan memakai jam libur, bahkan yang aku tak suka yaitu diadakannya
denda telat latihan. Kan kasihan, semisal ada anak yang tak mampu tetapi datang
terlambat masih tetap aja didenda. Kan sayang, udah capek- capek berangkat, cuma
gegara telat 5 menit setelah ada pelatih, malah kena denda. Sungguh miris, saya
tak setuju sebenarnya tapi mau gimana lagi karena sudah kesepakatan.
Kelasku menampilkan cerita Sulawesi berjudul pangeran lidah
hitam, terasa aneh tapi nyata karena bercerita tentang pemuda yang lahir pada
waktu yang sulit baginya lahir. Namanya I Manyambangi dan berlidah hitam. Hari
demi hari latihan, pasti tetap saja ada konflik untuk berangkat. Yang aku heran
ternyata ada perdebatan antara teman cowok dengan teman cewek. Waktu itu si Cowok
tidak mau latihan serentak karena pengen liburan ke Tombo coffe, Bandar. Sedangkan
perempuan yang agak keras kepala justru tidak membolehkan cowok untuk pergi.
Akhirnya perkelahian mulut dimulai.
Perbedaan rasa mulai hilang setelah hari pagelaran mulai
mendekat. Satukan prinsip, fokus, itu tumbuh sendiri pada akhir-akhir latihan
pagelaran walaupun ada kendala terhadap pelatih yang memegang 3 kelas sekaligus.
Rasa penasaran kelasku mulai muncul. Kenapa kita dibeda dengan kelas lain? Sepertinya
lebih bagus kelas lain? Kenapa kita lebih dulu ditagih uang sedangkan latihan
saja masih kurang, tetapi kelas lain sudah sampai properti? Kan aneh.
Tapi tetep saja pelatih itu, nggak mungkin mau ganti
pelatih lain. Sedangkan sudah dekat hari pagelaran. Akhirnya berlatih sampai
selesai. Rela pulang malam, tanpa makan, demi kekompakan bermain drama. Semalam sebelum hari H, aku dana temanku
menginap dirumah teman karena jam 3 pagi sudah harus sampai sekolah untuk make
up dan sebagainya. Dibilang menyita waktu , iya. Karena sedikit sekali jam
tidur kita waktu itu.
Penampilan waktu itu tidak sesuai pemikiran sebelumnya. Ternyata
terdapat kendala angin cukup besar yang mengganggu, maka properti yang cukup
sederhana walaupun bayar mahal, hanya sebuah gabus dibikin gapura, membuat
kesal. Telah beberapa kali jatuh rubuh dan rusak sehingga penampilan tak
maksimal.
Mungkin itu saja cerita saya, yang saya dapat ternyata banyak. Keharmonisan
kelas menjadi bertambah, kekreatifan terus meningkat dan rasa korsa, toleransi,
empati, semakin melekat di jiwa kami. Terima kasih XII MIPA 4 . SIKOPAT JAYA!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......