Nama = Dian Khamidah
No = 09
Kelas = XII.MIPA.4
RENTANG KISAH KELASKU
Dalam pagelaran tahun ini seperti
biasanya selalu dilaksanakan setiap tahun oleh kelas XII IPA maupun IPS yang
biasanya akan beradu untuk menyembahkan penampilan terbaiknya. Untuk Pagelaran tahun 2018 ini dinamakan “Smaga
Proction” dengan tema “ Progo In Culture Action” yang bertujuan untuk meningkatkan kecintaan
terhadap kebudayaan atau cerita yang ada di Indonesia. Setelah tema dan panita
dibentuk baru mulailah mengundian penampilan dan dari daerah mana yang akan
ditampilkan nanti di pagelaran. Setelah sudah mendapatkan daerah yang akan
ditampilkan biasanya para siswa akan mencari pelatih yang akan mendukung
suksesnya pelaksanaan pegelaran nantinya.
Aku mulai dari cerita kelasku XII.MIPA.4 , waktu pengumuman undian daerah
kelasku mendapat daerah Papua karena
bingung cerita apa yang akan ditampilakn nantinya dan pasti susah untuk
perlengkapan daerah papua. Akhirnya, kelas kami bertukaran dengan kelas lain
dan kami mendapat daerah Sulawesi. Kami pun mulai mencari-cari cerita yang ada
terkait dengan daerah Sulawesi. Karena
kami bingung akhirnya kami memutuskan untuk mencari pelatih guna memberi saran kepada kelas kami. Kami bingung ingin
memilih pelatih mana karena hampir semua pelatih sudah dipilih. Akhirnya kami bertanya-tanya
dengan kakak kelas terdahulu yang pernah mengikuti pagelaran dan kelas kami
memutuskan untuk memilih Mas Sidik sebagai pelatih.namun ada beberapa kendala
yaitu ternyata yang dilatih oleh Mas Sidik ada 3 kelas yaitu IPS 2 dan IPA 5.
Kami mulai berdiskusi dikelas lagi mengenai pelatih tersebut, karena bingung
tidak ada pelatih lagi maka kami tetap dengan Mas Sidik. Kelas kami ada
beberapa anak yang datang ke rumah Mas Sidik untuk membincangkan tentag
pendanaan untuk peranaknya. Keesokan harinya perwakilan tadi menyampaikan dana
untuk pagelaran dan dana yang dibutuhkan sebesar Rp 400.000/ anak itu meliputi
kostum, dandan, properti, dan latihan sebanyak 10 kali. Setelah itu kami
diberitahu bahwa cerita kami berjudul “ Panglima Lidah Hitam” dari Sulawesi.
Dan kami menentukan jadwal latihan kami dengan pelatih agar tidsk bentrok
dengan kelas lain yang diajar juga, kelas kami latihan setiap hari sabtu jam
satu di Pendopo. Untuk mendisiplinkan latihan ketika telat maka di denda Rp
5.000 dan ketika tidak berangkat di denda Rp. 20.000
Karena rencana ini sudah ada sejak
kelas 11 dan ketika liburan aku pergi ke Jepara untuk pulang kampung ternyata
hari sabtunya latihan maka dengan terpaksa aku kena denda Rp 20.000. pada saat
latihan yang kedua kami hanya membahas agenda-agenda dan naskah untuk kelas
kami belum dibuat. Sedangkan ketika kami liat kelas lain sudah pada latihan
tapi kami percaya pasti bisa. Suatu ketika memasuki bulan puasa yang
mengakibatkan kami tidak latihan selama 1 bulan sampai lebaran selesai. Tetapi
ketika sesudah lebaran kami latihan ketinggalan jauh karena kelas lain sudah
sampai mencoba dialog sedangkan kelas kami baru akan dibagi naskahnya. Setiap
hari sabtu kami latihan di Pendopo jam 13.00 dan saya harus berangkat dari
rumah jam 12.30 karena jarak rumah dari Wiradesa harus ke pendopo dan terkadang
dijalan juga terkena macet dan kadang harus antisipasi berangkat lebih awal
karena takut terkena denda. Tapi kadang-kadang yang membuat sebal ketika datang
adalah ngaret dari pelatih yang kadang datang telat.
Kami mulai latihan dari pembacaan
naskah, perekaman suara di rumah Winnie dan ekspresi ketika pembacaan dialog.
Ketika awalannya pagelaran pada bulan september dan diganti pada oktober kelas
kami berfikir dapat mematangkan naskah akan tetapi pelatih minta berhenti latihan
dahulu yang membuat kami kecewa. Akhirnya ketika PTS kami sepulang sekolah
menyempatkan latihan di Pendopo walaupun pada hari itu cuma ada tari penutup
saja. Setelah kurang dari 1 bulan kami mulai bingung karena kelas lain sudah
pada jadi sedangkan kelas kami belum cuma ada tari penutup. Sehingga kami
terkadang ingin marah dengan pelatih yang tidak adil padahal kelas lain yang
dilatih sudah berjalan tetapi kelas kita belum bahkan tari yang ditargetkan
tari pembukaan, tari melahirkan, tari perang dan tari penutup. Tetapi kelas
kita hanya sudah tari penutup dan rekaman belum semua.
Pada waktu itu hari sabtu kami latihan rekaman
tapi baterai kamera habis dan membuat kami harus menunggu dan mas Sidik bilang
disuruh nunggu Mba Ifel untuk dilatih nari dan kami sudah menunggu sampai jam 4
tetapi Mba Ifel ternyata masih kondangan akhirnya kami memutuskan untuk bilang
ke Mas Sidik pada waktu itu Aku, Dina dan Malisa bilang ke Mas Sidik mau pulang
karena pada waktu itu banyak yang ijin untuk seleksi duta wisata dan anak
laki-laki main futsal. Ketika kita menghampiri Mas Sidik ternyata masih bermain
dengan orang disana, dan kami mmemutuskan untuk pulang dan diijinkan. Akhirnya
pada pertemuan tesebut kami hanya melakukan beberapa rekaman.
Ketika H-10 hari kami latihan mulai
full dikelas kita dan pada hari rabu kami latihan akan ditemani pelatih. Kami
latihan dari pulang sekolah sampai habis magrib dan biasanya paling susah untuk
mengontrol latihan tepat waktu. Selama 10 hari kami pulang setiap malam hari.
Setelah H-5 kami mulai menyiapkan properti dari Mas Sidik karena kurang
akhirnya kami membuat properti sendiri untuk menambah lebih baik. Setelah itu
tiap hari kami latihan untuk pemantapan pagelaran dari awal sampai akhir dan
diulang berhari-hari. Ketika H-2 diadakan gladi bersih dan gladi kotor. Waktu
gladi kotor kami mendapat undian terakhir yaitu sekitar jam 21.30 sampai jam
22.30 dan membuat kami lelah. Waktu H-1 kami senang karena da toleransi jamkos
untuk siswa kelas 12 sehingga membuat kami bisa memantapkan peralatan yang
kurang dari pagelaran seperti properti dan pembagian busana.
Ketika malamnya aku menginap di
Winnie karena jam 3 harus sampai disekolah untuk di make-up. Dan banyak
anak-anak yang menginap disana karena rumah yang jauh dan mudah ketika akan berangkat.
Karena kita harus saling bergantian ketika mandi dan sarapan terlebih dahulu
akhirnya kami berangkat jam 4 bersama-sama. Ketika sudah sampai kami bergantian
untuk dimake-up. Setelah semuanya sudah selesai kami mempersiapkan mental agar
kami tidak grogi dan kami berdoa bersama.
Ketika kelas kami sudah mulai tampil
kami menempatkan posisi kami sesuai dengan peranan dan berjalan sesuai rencana
akan tetapi banyak properti yang terjatuh sehingga membuat anak yang tidak
berperan harus memperbaikinya. Dan ada kejadian lucu pada waktu tari pembukaan
pohon kelapa yang ada disebelah terjatuh dan mengenai salah satu anggota yang
menari, yang saya kirs pohon itu akan terjatuh mengenai saya karena waktu akan
terjatuh sudah nampak bayangan pohon ditempat saya. Dan pada waktu tari
kelahiran, pada waktu akan melahirkan kami semua panik karena susah untuk
melepaskan bantal tetapi akhirnya berhasil dan banyak ibu-ibu memberikan tepuk
tangan. Dan kami menjalankan sesuai peranan dan sampai penutup. Itulah cerita
kita mengenai pegelaran kelas XII.MIPA4 tahun 2018. Pada malam harinya diadakan
gues star ternyata yang menonton banyak sekali tetapi kendala pada saat masuk
yang mengulur waktu yang seharusnya jam 4 menjadi jam 6 tetapi
setelah itu semua sesuai rencana dan meriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......