By Fajril Fikri XII.IPA
DUBSTEP OF JAVA PERPADUAN ANTARA BUDAYA JAWA DENGAN BUDAYA LUAR
Pada akhir
Agustus kami diberi tugas dari guru kami yang bernama pak saiful, untuk
menampilkan pentas seni yang akan di laksanakan pada bulan Desember. Acara ini
berlangsung secara turun temurun pada setiap tahun nya. Pada waktu itu pak
saiful menerangkan tentang apa yang di maksud dengan pentas seni dan beliau
menunjukan hasil karya kakak kelas yang sukses melakukan pentas seni pada tahun
lalu. Kami pun disuruh untuk berembug apa yang akan kami tunjukan pada saat
pentas seni berlangsung. Tema pada tahun kami adalah acultur projeck yaitu
tentang akulturasi antara budaya lokal dengan budaya inter lokal, akulturasi
sendiri adalah perpaduan bahasa kerenya duet lah. Kami bingung akan mengambil
tema apa akhirnya satu minggu pun berlalu. pada saat itu pula pak saiful
menagih “akan mengambil tema apa kelas kalian kelas kalian kelas yang lain juga
sudah pada mengumpulkan apa yang akan dipentaskan””kami menjawab dengan tertawa
belum pak” akhirnya pak saiful memberikan masukan tentang apa yang mau di
pentaskan. Kami pun diberi waktu untuk berembug lagi, akhirnya kita sepakat
perpaduan antara tari jawa dan tari hip hop (tari luar) yang diiiringi dengan
musik jawa yaitu gamelan.
Dan diberi
judul Dubstep of Java Cresendo yaitu perpaduan antara budaya jawa dengan
budaya luar. Kami pun langsung membagi tugas jumlah siswa kelas kami ada 30
anak dan kami telah meilih empat bagian dalam koreo ini ada musik gamelan,
penari jawa, penari hip hop, dan crew. Akhirnya kita mulai mencari pelatih,
pelatih pertama telah gagal karena pemikiran pelatih dengan anak-anak tidak
sejalan. Kita semua pusing mau mencari pelatih kemana lagi, berembug lagi lah
kita. Akhirnya ketemulah pelatih tari jawa yang bernama bu Nanik, kita semua
besyukur dengan kedatanagannya. Pada hari itu juga kita bertemu dengan pelatih
hip hop yang bernama mas Tyo. Kita bingung karna belum ketemu pelatih pemain
musik kita terus mencari, akhirnya salah satu guru Bk yaitu bu Dian meawarkan
bahwa ayah adalah seorang pelatih musik jawa dan bernama pak Darsono, akhirnya
kita mendapatkan pelatih masing-masing.
Kita pun
membuat jadwal latian awalnya kita sepakat dengan hari minggu untuk berkumpul
di sekolah semuanya. Tapi latian tari hip hop, jawa, dan gamelan dilakukan
sepulang sekolah jadi pada hari minggu tersebut ketua kelompok menerangkan
tentang perkembangan dan sampai mana kita latian. Dan tugas dari crew sendiri
adalah membuat naskah drama, itu pada minggu awal latian. Pada minggu kedua
latian karena pelatih tidak bisa datang ke sekolah akhirnya pemain gamelan
berlatih di bernadus, tari hip hop dan jawa tetap di sekolah. Sebelum latian
kami sepakat untuk iuran Rp2000 per anak setiap harinya, dan jika telat atau
tidak datang pada saat latian berlangsung akan di denda. Kami latian terus menerus setiap harinya pada
akhirnya terjadilah perselisihan karna tidak sependapat tidak sepemikiran.
Karna kita kurang berapa bulan lagi tamapil tapi belum menyatu jadi satu.
Kami juga
bingung karna kita butuh property tetapi blum bikin dan tidak tau siapa kita
akan menyerahkanya. Akhirnya salah satu dari kita mendapatkan orang yang mau
membikin properti yaitu yang bernama pak Trinil disamping membikin property
beliau juga mendampingi dan mengarahkan kekami agar pentas kami sukses. Tetapi
apa boleh buat banayak anak yang ijin karena ada suatu hal yang harus di
kerjakan, akhirnya kerjasa tim mulai redup lagi, karna itu latian kami tidak
efektif anak-anak juga diatur pada susah sibuk maen hp sendiri sibuk ini sibuk
itulah. Padahal pentas kurang satu bulan tetapi belum sempurna.
Kita
hampir hancur kita hampir jatuh, akhirnya kita diberi masukan oleh
pelatih-pelatih kita dan di beri motivasi tidak disangka masukan itu membuat
anak-anak sadar bahwa kerja sama tim harus selalu ada bahwa kerja sama tim
adalah kunci suksesnya acara ini. Walaupun diguyur hujan tetapi kita semua
tetap semngat, alhamdullilah akhirnya semua koreo bisa menyatu menjadi satu
dari awal pembukaan hingga penutupan. Akan tetapi property belum selesai
seratus persen saya dan anak laki-laki mengerjakan hingga malam karna besok harus
sudah tampil.
Kita
selesai sekitar jam 12 malam memebuat
property, pagi jam lima kita harus sudah berkumpul untuk berangkat kesekolah
untuk di make up. Tepat pukul jam delapan acara pagelaran seni di buka pada
waktu itu bertepatan pada hari sabtu. Kelas kita sendiri mendapat jatah jam 11
siang. Lama menunggu akahirnya giliran kelas kita tiba perasaan degdegan
menyelimuti kita semua. Dan akhirnya kita tampil sorak sorai penonton menghiasi
suara telinga kami pada saat itulah tidak ada perasaan degdegan lagi hanya
fokuslah yang ada dipikiran kami semua. Pembukaan diawali dengan musik gamelan
dan diikuti dengan sinden dan dalang. Penari cowok jawa siap menunjukan aksinya
dan penari hip hop masuk merusak keadaan dan terjadilah konflik antara penari
jawa dengan penari hip hop. Konflik itu bisa diredam dan di damaikan setelah
penari jawa menunjukan tarian jawa. Akhirnya penari hip hop terkagum kagum
dengan tarian jawa mulai saat itulah terjadi perdamain dan terjadilah
akulturasi. Pada ending pentas kami, kami mengibarkan bendera pusaka merah
putih dan diikuti hormat dari penonton hal itu menunjukan suksesnya pentas
kami. Saya juga sedikit kecewa sebagian TAMU maupun GURU ada yang tidak hormat
entah lah apa mungkin mereka bukan warga INDONESIA. Pentas kami berakhir dengan
adanya lagu gebyar-gebyar. Kita semua bersyukur tentang apa yang berhasil kita
capai, kita semua terharu dan tidak percaya bahwa kita semua sukses
melaksanakanya.
Itulah
sedikit cerita tentang pengalaman kami , pengalaman ini tidak akan terlupakan
bagi saya dengan adanya event ini kita satu kelas tambah akrab satu sama lain.
INTINYA TIADA HAL YANG TIDAK BISA DI CAPAI SESULIT APA PUN MEDAN YANG DITEMPUH
PASTI ADA CARA UNTUK MENGGAPAINYA.
Teruslah berdoa dan yakin dengan apa yang akan kita kerjakan………………………………………………………………………………………….END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......