TRAGEDI PAGELARAN SENI
Pagelara Seni. Yang pertama ada di
pikiran ku ketika aku mendengar kata itu adalah sebuah pertunjukan seni yang
sederhana namun kaya akan makna pesan yang tersiarat yang disampaikan oleh
pertunjukan itu. Awalnya pun aku kira proses persiapan pagelaran seni itu
sederhana, hanya butuh latihan, tak perlu menyewa pelatih dan menyewa baju
adat, karena konsep yang diambil XII Ipa 1 adalah jawa klasik dan hip hop.
Namun pada kenyataannya kita tidak bisa latihan sendiri tanpa adanya pelatih
yang profesional. Kita juga perlu menyewa baju adat untuk mendukung pertunjukan
yang akan ditunjukan. Selain itu pegelaran seni juga tidak hanya membutuhkan
fisik yang kuat tetapi juga mental yang kuat. Banyak kejadian - kejadian yang
menjengkelkan dan menyenangkan. Dari yang awalnya gonta – ganti konsep sampai
perbedaan pendapat yang sempat membuat XII Ipa 1 geger. Namun dari semua itu
kami dapat mengambil hikmah ari setiap kejadian itu.
Tanggal 24 September 2013, XII Ipa 1
baru akan memulai latihan perdananya pada pukul 09.00 bertempat di SD Panjang
Wetan 01. Kita sudah buat kesepakatan di hari sebelumnya untuk latihan jam
09.00 bertempat di SD Panjang Wetan 01. Tapi pada kenyataannya waktu molor
sampai beberapa jam. Ada beberapa anak yang terlambat dengan alasan yang
sepele. Yang menuruku paling menyebalkan adalah ketika anak itu bilang kalau
dia terlambat karena ada urusan di sekolah (kulpag) dan ketika dia baru saja
sampai di SD Panjang Wetan 01 dia dengan PeDe nya minta ijin sebentar untuk
pulang. Ketika ditanya sama teman-teman “kenapa kok ijin pulang bentar?” dia
jawab “Soalnya aku disuruh pulang dulu sama mbak ku, aku tadi belom sarapan.”
Di hatiku “What?? Nih anak nyebelin banget, udah dateng telat, trus mau ijin
buat sarapan dulu. Hello? Tadi pagi ngapain aja?”. Tak Cuma itu, ada yang lebih
parah lagi. Ada salah satu anak yang emang sengaja berangkat telat karena dia
malas berangkat pagi. Padahal kan berangkat jam 09.00 itu udah termasuk siang
kali mbak bro!! Biasanya juga berangkat jam 07.00 bisa (berangkat sekolah). Ada
lagi yang lebih menyebalkan. Ketika anak-anak XII Ipa 1 udah pada kumpul semua
giliran pelatihnya yang belum dateng. Padahal udah janjian 09.00 di SD Panjang
Wetan 01, udah gitu minta dijemput lagi. Setelah beberapa menit, pelatih
dateng. Kami dipersilahkan masuk ke salah satu ruangan kelas. Sebelum itu aku
naruh helm ku di atas meja yang ada di dalam lobbi. Setelah itu aku masuk ke ruangan. Pelatih menyalakan VCD yang
isinya video pertunjukan tari untuk diperlihatkan teman-teman. Sambil menunggu
video itu ditayangkan, kami membicarakan konsep kita kepada pelatih. Kita
menginginkan pelatih yang bisa nari hip hop tapi ternyata pelatihnya hanya bisa
nari modern biasa, tidak bisa yang lebih spesifik (hip hop). Tak lama setelah
kita diskusi sama sang pelatih, kita dipersilahkan untuk pulang tanpa adanya
kesimpulan dari pertemuan ini. Menurutku “pertemuan macam apa ini?”. Setelah
XII Ipa 1 keluar dari ruang tadi, teman-teman yang tadi telat dapat hukuman
lari mengitari lapangan SD Panjang Wetan 01. Setelah itu aku keluar hendak
pulang, sebelumnya aku mau ngambil helm ku yang aku taruh di atas meja tadi,
tapiiiiii helm ku GAK ADA!!! Jelas-jalas aku aruh di atas meja, tapi nggak ada.
Dan anehnya helm yang hilang hanya helm ku, helm farid masih dan helm nya farid
itu lebih bagus dari punya ku. Kenapa kalau mau ngambil gak sekalian yang bagus
aja. pada awalnya aku kira ini cuma kerjaan teman ku saja karena sebelumnya aku
udah ngerjain dia. Setelah aku tanya-tanya temen ku ternyata emang gak ada yang
ngumpetin kelm ku. Aku langsung masuk ke ruangan tadi yang tadi dipakai untuk
pertemuan sama pelatih dan menemui pak bon yang jaga SD Panjang Wetan 01. Tapi
di ruangan itu gak ada helm ku dan kata pak bon “Aduuhh, saya gak liat dek,
tadinya tuh ditaruh di dalem aja, disini emang rawan. ” sontak seluruh badan
lemas. Aku bingung nanti ngomong sama orang tua ku bagaiman. Aku keluar sama
salah satu temanku yang sedari tadi ikut bantu aku nyari helm. Aku minta
jemput. Sampai di rumah aku dimarahi habis-habisan sama orang tua ku. Aku hanya
bisa diam, aku terima karena aku sadar kalau aku salah.
Pada hari setelah itu di sekolah
pada jam kosong salah satu teman ku kasih kabar kalau pelatih yang kemarin
tidak bisa ngelatih XII Ipa 1. Itu adalah kabar buruk bagi XII Ipa 1, kerana
kita belum pernah latihan sama sekali, kita ketinggalan beberapa persen jika
dibandingkan dengan kelas yang lain. Akibatnya, dengan terpaksa XII Ipa 1 harus
cari pelatih lagi. Setelah beberapa masukan nama pelatih dari beberapa teman
XII Ipa 1 akhirnya diambilah keputusan kalau XII Ipa 1 akan menyewa 3 orang
pelatih. Bu Nanik, pak Darsono dan Mas Tio. Bu Nanik akan ngelatih anak yang
akan nari tarian jawa klasik, Pak Darsono akan ngelatih anak yang dapat bagian
gamelan dan Mas tio akan ngelatih anak yang akan nati tarian hip hop. Nah kalau
yang bagian crew bertugas buat naskah dan berladih drama sendiri. Crew tidak
ada yang ngelatih karena waktu menurut kami tidak perlu menyewa guru teater.
Pada pertemuan rutin hari minggu XII
Ipa 1 mutusin kapan jadwalnya anak bagian jawa klasik latihan, kapan jadwalnya
anak gamelan latihan dan kapan jadwalnya anak hip hop latihan. Dan setelah
beberapa masukan dan melakukan votting, akhirnya dapat disimpulkan kalau jadwal
anak jawa klasik latihan pada hari Selasa, kalau yang bagian gamelan hari Sabtu
dan jadwal anak hip hop latihan pada hari Rabu. Selain itu juga anak yang dapat
peran sebagai penduduk (Crew) dapat bagian buat naskah dialog pada setiap
pertemuan rutin hari minggu jadi tidak nganggur.
Selain itu kita juga buat
kesepakatan kalau setiap pertemuan rutin hari minggu kita harus laporan sudah
berapa persen kemajuan masing-masing kelompok (anak jawa klasik, anak hip hop
dan anak gamelan) setelah beberapa kali latihan yang sudah dijalani.
Hari – hari berikutnya anak – anak
yang dapat bagian tarian jawa klasik, tarian hio hop dan gamelan sudah mulai latihan.
Aku tidak tahu suasana latihan bagaimana karena aku bagian Crew, sedangkan crew
sendiri tidak ada pelatihnya. Sampai akhirnya latihan dan pertemuan rutin hari
minggu diundur dahulu, karena berkaitan dengan pelaksanaan Ulangan Akhir
Semester. Yang bikin bingung itu XII Ipa 1 kan temanya akulurasi, tapi kenapa
sampai sekarang belum ada pikiran unuk menyatukan taian yang sudah diajarkan,
padahal waktunya udah mepet.
Setelah Ulangan Akhir Semester, kami
kembali disibukan dengan rutinitas latihan pagelaran. Kami mulai menyatukan
tarian jawa klasik, tarian hip hop, musik gamelan dan mulai memasukkan beberapa
dialog. Banyak masalah intern disini, mulai dari anak yang gak latiahan karena
sakit akibat kecapekan sampai yang lain-lain (gak bisa saya sebutkan).
Pada H-7 kami sudah mulai mempuat
properti yang nantinya digunakan utuk mendukung pertunjukan kami agar
pertunjukan kami tampak lebih hidup dan lebih bagus.
kami membuat properti dibantu oleh seniman, Pak Trinil. Disini juga ada beberapa masalah, salah satunya masalah biaya parkir sama si penjaga parkir. Kata Pak trinil kami tidak usah membayar biaya parkir karena kami hanya akan menemui Pak Trinil, bukan untuk menonton Sma*a Cup. Tapi orangnya masih ngotot dan membuat teman saya teriak memberitahukan teman yang baru datang untuk langsung saja masuk tidak usah bayar. Akhirnya petugas parkir marah dan mendatangi Pak Trinil. Orang itu marah sama Pak Trinil tepat dihadapan kami. Sontak kami semua diam dan takut melihatnya. Setelah emosi orang itu mereda kami melanjutkan aktivitas kami yaitu membuat properti (dengan keadan masih takut).
kami membuat properti dibantu oleh seniman, Pak Trinil. Disini juga ada beberapa masalah, salah satunya masalah biaya parkir sama si penjaga parkir. Kata Pak trinil kami tidak usah membayar biaya parkir karena kami hanya akan menemui Pak Trinil, bukan untuk menonton Sma*a Cup. Tapi orangnya masih ngotot dan membuat teman saya teriak memberitahukan teman yang baru datang untuk langsung saja masuk tidak usah bayar. Akhirnya petugas parkir marah dan mendatangi Pak Trinil. Orang itu marah sama Pak Trinil tepat dihadapan kami. Sontak kami semua diam dan takut melihatnya. Setelah emosi orang itu mereda kami melanjutkan aktivitas kami yaitu membuat properti (dengan keadan masih takut).
Pada H-1 kami melakukan Gladi Bersih
setelah itu beberapa siswa masih melanjutkan untuk menyelesaikan properti. Pada
saat Gladi Bersih kami sempat dibuat nervous oleh beberapa kelas yang sudah
gladi bersih. Sepertinya mereka semua sudah siap sekali untuk tampil besok.
Malamya aku tidak bisa tidur nyenyak
gara-gara kepikiran sama pagelaran seni besok. Pada keesokan harinya yaitu hari
H aku bangun kesiangan. Aku harusnya dateng kesekolah jam 05.00 tapi akibat
dari bangun kesiangan aku sampai di sekolah jam 06.0
Sesampai di sekolah aku langsung
disuruh masuk ruang dandan untuk didandani. Tak heran bila dandannya agak
menor, karena kalau gak menor nanti di depan kamera wajahnya tetap hitam.
Setelah dandan dan ganti baju daerah, kami keluar untuk melihat penampilan dari
kelas lain sebelum kami tampil. Kami sempat nervous saat melihat kelas-kelas
lain tampil. Sampai aku dan teman-teman kehilangan rasa percaya diri. Hingga
akhirnya tiba saatnya XII Ipa 1 tampil. Kami berdo’a dahulu sebelum tampil.
Setelah sampai di panggung, kami menyiapkan gamelan, pasang prperti. Setelah
itu kami memulai pertunjukan, namun ternyata CD yang sudah diburning TIDAK
TERDETEKSI. Sontak kami panik, kami bingung. Tetapi ternyata dewi fortuna
sedang berpihak pada kami, salah satu teman kami memiliki kumpulan backsound
yang akan kami gunakan namun belum diburning dan belum urut, alhasil pada saat
kami tampil ada sedikit masalah pada backsound. Tapi tak apalah, masih untung
ada backsounds.
Kami tampil dengan bangga. Setelah
tampil kami lega sekali rasanya. Tak sedikit yang memberikan applause kepada
kelas kami. Sesampai di rumah juga disambut oleh orang tau kami dengan rasa
bangga. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar setelah beberapa masalah
yang kami hadapi yag membuat kami frustasi. Ah legaaaa =D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......