M.
FARID THAHIR
XII
IPA 1
DUBS
STEP OF JAVA CRESSENDO
Pagelaran seni
kelas XII tahun ini mengangkat tema tentang akulturasi, awalnya kami 1 kelas
berpikir bahwa itu adalah suatu hal yang susah karena yang namanya akulturasi
yaitu menggabungkan 2 buah budaya berbeda menjadi 1 seutuhnya yang dapat
diterima oleh masyarakat. Tahap pertama yang kami lakukan
adalah membuat konsep, untuk mendapatkan konsep itu kami membutuhkan banyak
waktu... pelajaran, untungnya wali kelas kami Bu.Endang (guru b.indonesia) adalah
wali kelas yang baik, sehingga belia mau mengizinkan kita untuk merapatkan
pagelaran kelas kami pada hari sabtu di jam terakhir pelajarannya, selama rapat
adalah waktu yang sangat membuat stress...! kenapa tidak, karena teman – teman
yang terlalu banyak ide yang membuat banyak perdebatan tentang apa yang akan di
tampilkan nanti, dan akhirnya pada saat jam pelajaran kosong di putuskanlah konsep
yang akan kami tampilkan, konsep yang sederhana tetapi luar biasa jika
ditampilkan, tidak hanya konsep tetapi juga seksi seksi yang bertanggung jawab
dengan pagelaran seni ini seperti koordinator setiap bidang yaitu koordinato
kelas (bukan harus ketua kelas), koordinator tari jawa,moderen, dan koordinator
gamelan dan akhirnya terpilihlah sandra dan bima sebagai koordinator kelas yang
berperan penting dalam mensukseksan pagelaran kelas dan mengatur jalannya
latihan kelas, fitri sebagai koordinator tari jawa, anna rosyidah sbg
koordinator taro moderen dan hakim, ketua kelas xii ipa 1 sebagai koordinator
gamelan.
Setelah kami mematangkan konsep yang
ada, kami semua mulai mencari seorang pelatih, melihat kelas yang lain sudah
mendapatkan pelatih, kami berfikir bahwa nantinya untuk mencari seorang pelatih
akan sulit, pelatih yang kami butuhkan yaitu ada 3, pelatih gamelan untuk
musik, pelatih tari jawa dan juga pelatih tari moderen yang nantinya akan di
akulturasikan, setelah kami mendapat saran dari guru kami bahwa ada seorang
pelatih tari yang bisa jawa dan moderen kelas kamipun tertarik, dan disinilah
awal kesalahan yang kelas kami perbuat, karena kurangnya koordinasi dari yang
menghubungi pelatih dan koordinator yang tidak menyampaikan informasi ke kelas
terlebih dahulu yang membuat pelatih yang kami pilih ini tidak sesuai dengan
apa yang kami inginkan dan juga menimbulkan kejengkelan yang amat mendalam
karena pelatih yang kami pilih pertama ini ternyata berhenti mendadak dan
sedikit mengece konsep yang kami buat, awalnya kami marah tetapi setelah kelas
kami rapat darurat mengenai pelatih, akhirnya pada hari sabtu kami mendapatkan
seluruh pelatih yang kami harapkan yaitu tari jawa ibu nanik, moderen mas tio,
dan gamelan pak darsono. Jadi sebaiknya sebelum kita memilih pelatih,
pelatih tersebut harus bisa menyesuaikan dengan konsep yang kita inginkan,
bukan konsep yang pelatih paksakan. Lalu kami mulai berlatih
sendiri-sendiri setiap regu, kami dari gamelan membuat jadwal latihan setiap
hari sabtu pada awalnya karena hari sabtu adalah hari yang fleksibel, awal
pertama kami bertemu dengan pak darsono berkesan dengan baik, tidak seperti
pelatih pertama kami, pak darsono langsung meminta kami untuk memilih alat
gamelan yang kami mainkan, aku sendiri awalnya memegang kenong, tapi melihat
teman q yang berada di bonang kesulitan untuk memainkannya, akhirnya kami
bertukar tempat, tapi setelah latihan yang ke-2 kalinya teman q yang berada di
bonang penerus merasa kesulitan dan akhirnya kami berpindah tempat sehingga aku
kini memainkan alat bonang penerus, kesulitan memainkan alat musik ini yaitu
cara membuat harmonis ketukan antara bonang dengan bonang penerus, sampai aku
dengan teman q dewi yang memainkan bonang harus ektra latihan di sekolah, jadi
seperti biasanya disaat terdapat jam pelajaran kosong aku dan dewi mulai
berlatih memainkan ketukan yang berirama ji ro lu pat. pertama kali kita main
yaitu mulai dari gangsaran yaitu pembukaan gamelan, pada pembukaan ini note
yang kami mainkan masihlah amat sederhana, ya maklumlah karena kami ini masih
seorang pemula yang belum pernah memainkan alat musik gamelan, hehehe...
setelah kami fasih dengan ketukan gangsaran kini kami mulai masuk kedalam musik
atau lagu yang akan dinyanyikan oleh para sinden, oh ya... selama latihan
awal-awal ini kami belum pernah sekalipun latihan dengan para sinden sampai
kami memulai latihan lagu pertama kami yaitu gambang suling, aku memang tidak mengerti tentang lagu lagu
jawa, yang aku mengerti dari lagu gambang suling ini hanyalah note lagunya yang
begitu panjang dan harus dimainkan berulang kali... waduh...
Latihan demi latihanpun telah
berlalu, dan masalah demi masalah yang terjadipun dapat terselesaikan, seperti
yah dari kami gamelan yaitu saat kami memainkan musik kami belum bisa memainkan
alat musik tersebut secara haromis dan serasi sehingga masih kurang enak untuk
didengar, dan yang membuatnya tidak serasi yaitu pada kesalah yang memainkan
bonang, memang bonanglah alatmusik yang paling susah di mainkan di gamelan
karena harus dimainkan secara bergantian dengan berbagai macam ketukan,
sehingga sering terjadi cekcok mulut antara pemain gamelan dan kamilah yang
memainkan bonang dan bonang penerus yang terkena imbasnya. Ya pada saat kami
sudah mulai memainkan gambang suling tanpa harus melihat notenya aku sempat
tidak ikut latihan 1x di hari jumat karena harus pergi ke bekasi karena suatu
urusan. Selama aku pergi aku terus berlatih note note lagu lain yang akan kami
mainkan sambil mempraktekan tangan ku seakan akan aku sedang bermain bonang
penerus. Saat pulang dari bekasi aku dikabari dengan kabar yang tidak enak
yaitu posisiku memainkan alat bonang penerus terancam di ganti karena aku yang
kurang fasih memainkannya, memang dalam kelompok gamelan sebelumnya ada 2 orang
yang bisa dan pandai memainkan alat musik tersebut yaitu teman sebangkuku yusuf
dan ketua kelas kami hakim, di SD mereka sempat bermain gamelan dengan pelatih
pak darsono juga, o ya sebelum kami latihan gamelan di masehi, pak darsono
sebelumnya menyarankan kami untuk meminjamkan tempat latihan di bernadus tetapi
kami tidak diijinkan dengan alasan gamelan di pakai dalam kegiatan ekstrakulikuler
yang baru diadakan. Lalu pak darsono menanyakan peminjaman tempat ke kepala
sekolah masehi dan ternyata diijinkan, lalu kami langsung membuat surat dan
mengirimnya ke SMA/SMP Masehi tersebut. Sungguh pak darsono adalah pelatih yang
baik, oh ya dia juga adalh ayah dari guru BK di SMAN 3 Pekalongan yaitu ibu
Dian, guru BK kelas X. Kembali ke permasalah sebelumnya dimana aku terancam
pindah alat musik lagi, aku mengira aku akan pindah ke saron tetapi ternyata
justru ke Gong. Ya sudah aku pasrah saja jika itu adalah keputusan yang di buat
oleh teman-teman, dan sebelum itu terjadi salah satu temanku dari gamelan
menyarankan dari pada kita terus berpindah tempat gini mendingan kalian semua
coba memainkan alat musik selain yang kalian pegang, dan kalian rasakan mainnya
itu gampang atau tidak. Dan disitulah semua berubah, dan akhirnya mengakui
bahwa alatmusik yang susah di mainkan adalah bonang karena harus selaras dan
sesuai memainkannya.
Tak
beberapa lama pada saat latihan pak darsono mengatakan bahwa akan ada acara
wayang dalam rangka pemilihan kepala daerah pekalongan dimana pak darsono
menjadi dalang sekaligus pemimpin acara tersebut, dan beliau meminta kami untuk
ikut serta hadir main musik gamelan yang kami pelajari di acara tersebut, kami
semuapun terpukau dan suasa bercampur aduk, para sinden yang latihannya tidak
menggunakan mik mulai gusar apalagi aisah, yang setiap kali memang mik langsung
serasa pingin pingsang, dan bima yang katanya mirip vokalis las cild (apalah
itu namanya) yang bingung saat diberitahu pak darsono entah bingung kenapa ku
juga tidak tau, lalu kami para pemain gamelan mulai gusar dan sempat menanyakan
kepada pak darsono, “pak itu beneran po pak...???” lalu pak darsono menjawab
“ya beneran nanti itu buat model kalian tampil di pagelaran kalian nanti, jadi
saat kalian tampil kalian sudah tidak kaget lagi dengan penonton yang ada”.
Sekilas dibenakku memang apa yang dikatakan pak darsono itu adalah betul, itu
semua untuk melatih kami agar tidak demam panggung nantinya, dan tidak hanya
itu, apa yang diakatakan pak darsono merupakan sebuah semangat baru buat kami
semua baik gamelan maupun sinden dan dalang.
Keesokan
harinya di sekolah kamipun memberitahu teman sekelas kami semua tentang apa
yang dikatakan pak darsono, awalnya sih mereka kaget dan banyak yang bilang
“masa kui...??? temenan...???” dan akhirnya itu kabar itupun mulai menyebar
keseluruh kelas xii ipa maupun ips di sekolah. Mulai dari saat itu kami semua
terus giat berlatih dan tidak lupa belajar di sekolah hehehe... sampai kami
semua tidak hanya gamelan tetapi untuk penari dan juga semua yang ada di kelas
xii ipa 1 bisa dan sanggup menampilkan pertunjukan yang sesuai dengan konsep
kami.
Setelah
beberapa minggu akhirnya latihan pak darsono sempat mengajak kami malam hari
untuk latihan di jalan belimbing, aku tidak menyangka ternyata di balik tempat
sepi itu dan rumah yang seakan tidak ada penghuninya ternyata menyimpan
segudang peralatan gamelan 1 set komplit yang masih terawat sampai sekarang.
Pak darsono bilang bahwa “ini adalah alat yang nantinya akan kalian pakai saat
kalian tampil di padepokan nanti” saat kami kira kami hanya latihan seperti
biasanya, ternyata di sana terdapat banyak orang tua yang nantinya juga akan
ikut serta tampil dalam kegiatan wayang tersebut. Suasana malam itu memang
hujan dan dingin tapi karena hujan itulah akhirnya kami dapat melihat bapak
bapak dan sinden yang sedang latihan memainkan musik, kami melihat mereka
begitu hebat dan jago dalam memainkannya, aku bahkan melihat kakek kakek yang
memainkan bonang dengan ketukan yang cepat tapi seirama dengan sesama
bongannya...
Melihat
kelas lain sudah mempertemukan para pelatih mereka, kelasku belum pernah
mempertemukan pelatih mereka, dan kami juga belum sempat memikirkan akulturasi
apa yang nantinya akan kami tampilkan dan bahkan waktu yang tertinggal yaitu
tinggal satu setengah bulan lagi. Dan kami juga belum pernah bermain bersama
dalam arti setiap kelompok dari kelas bergabung latihan jadi satu. Lalu salah
satu temanku aurora meminta bantuan orang di GOR yang bernama mas trinil, aku
memang sudah mengenal mas trinil dari awal kelas xi dimana sering diadakan
penilaian drama. Awalnya aku berfikir bahwa nantinya kita semua akan stres
karena ada mas trinil, tetapi ternyata tidak. Awalnya kami hanya meminta
bantuan mas trinil untuk membuat properti yang kami butuhkan berupa lesung dan
rumah-rumahan, dan suatu hari di sore hari aurora meminta kami semua untuk
datang kesekolah untuk latihan dadakan, sesampainya aku disana aku melihat ada
bu nanik dan juga mas tio, aurora sebelumnya sempat memintaku untuk memanggil
pak darsono ke sekolah tetapi sayangnya pak darsono tidak bisa kesekolah karena
beliau harus main gamelan di hotel dafam, memang pak darsono dapat dikatakan
orang yang super sibuk sama seperti mt.Y hehehe... sore kami semua satu kelas
kecuali hakim karena ada halangan tidak bisa datang, membahas mengenai akulturasi
yang akan kami mainkan, dan ternyara sebelumnya pelatih tari jawa kami serta
moderen sudah pernah bertemu dan membahas konsep gerakan akulturasi nanti, aku
tidak tahu seperti apa itu karena aku tidak masuk ke dalam tarian, yang aku tau
bu nanik dan para penari meminta aku untuk memberitahu pak darsono untuk
mengajari kami note lagu “ana udan salah mongso” yaitu lagu tentang kota
yogyakarta... lagu tersebut memang sangat bagus karena terdapat percampuran
antara lagu jawa dengan hiphop men... hehehe... ya begitulah selanjutnya kami
mulai latihan seperti biasa dan para penari berserta crew kini mulai latihan
bersama, oh iya crew di sini adalh orang orang yang berperan dalam adegan drama
tentang cerita yang kami bawakan ini.
Di
hari H kami tampil di padepokan kami para gamelan dak dik duk terus di sekolah
menunggu malem tiba, yak malum karena acara wayang sudah pasti mainnya malem,
tapi malem bukan berarti menjadi penghalang bagi kami untuk tetap mengikuti
kegiatan tersebut, alhamdulilahnya orang tua kami semua mengijinkan kami main
di padepokan. Orang tuaku sendiri seakan akan tidak percaya bahwa aku itu bisa
main gamelan, tapi nanti saat hari H
pagelaran aku pasti bisa membuktikannya. Siang harinya pulang sekolah
kami langsung mulai latihan sebelum malemnya di tempat padepokan sekaligus kami
menesuaikan dengan alat yang nantinya akan kami pakai. Di situ terdapat kendala
yaitu bunyi Gong yang tidaklah kencang meskipun si pemukulnya (yusuf) sudah
memukulnya sekuat tenaga sampai tangannya pegal-pegal. Ya alat untuk memukul
Gong adalah alat yang cukup berat dan besar sehingga capek jika harus di pegang
terus menerus.
Malem
haripun tiba, kami semuajanjian berkumpul di sekolah jam 7 malem, setelah semua
berkumpul kami semua langsung berangkat menuju ke padepokan, di sana kami
menunggu giliran kami main sambil menunggu wali kelas kami bu endang dan
pembina pagelaran pak saiful tiba, atau mungkin teman-teman kami, tapi cukup
disayangkan sesampainya kami maju kepanggung untuk tampil ternyata tidak ada
seorangpun dari sekolah yang datang untuk melihat bahkan teman sekelas kami,
pada saat kami main ada rasa dek dekan yang cukup besar tapi kami semua bisa
menahannya, hanya 1 yang tidak bisa kami tahan adalah rasa kesemutan kaki kaki
kami selama duduk memainkan gamelan, ada tiga lagu yang kami mainkan yaitu
gambang suling, perahu layar, dan aja dipleroki. Alhamdullilahnya kami sukses
tampil di padepokan dan mendapat banyak tepuk tangan, tak beberapa lama bu Dian
guru BK kami datang ke padepokan dan minta maap kalau ibu telat datang, kami
menjawab “tidak apa-apa kok bu” dan ternyata teman sekelasku fitri sms kepada
kami bahwa para penari dan crew sampai malem jam 9 masih berada di tempat
latihan untuk berlatih tarian akulturasi yang akan di bawakan nanti. Kami semua
dari gamelan dan bima serta aisah selaku sinden sempat terkejut bahwa sampe jam
9 malem ini mereka masih latihan menari, ya kami semua cukup lega bahwa kami
kira mereka semua tidak datang karena mereka tidak peduli, ternyata mereka juga
masih latihan sama seperti kita.
Setelah
kejadian itu kami semua 1 kelas mulai latihan... awalnya kami bingung mau
latihan dimanaa tapi setelah kami rundingkan akhirnya kami memutuskan latihan
di SMP dan SMA Masehi, di sana menurut kami tempat yang sangat nyaman dan
penjaganyapun sangat baik hati, dia adalah sosok perempuan yang selalu membantu
kami dalam menyiapkan perlengkapan latihan, baik gamelan maupun yang lainnya,
dan dari sinilah... cerita suka sedih dan bahagia kami dapatkan, latihan
bersama kami mulai dengan mengundang mas trinil (orang GOR), dia kami undang
untuk menjadi pelatih drama serta koreografi kelas kami, memang awalnya
sebagian dari kami tidak senang kalau dia yang mengajar, tetapi ternyata
pendapat kami adalah sala.... kenapa tidak, dia rela meluangkan sebagian besar
waktunya setiap hari untuk mengajar kami semua, baik dari gamelan, tari hip hop
dan jawa, dramanya, bahkan untuk akulturasi serta cara kami keluar panggung ia
ajarkan, hehehe... kami cukup beruntung bisa mendapatkan pelatih sebaik dia.
Akhirnya
waktu pagelaran tinggal 1 minggu dan saat itu yang sempat kami pikirkan adalah
latihan latihan dan latihan entah itu cuaca hujan ke, panas ke, bahkan banjir
ke, kita semua tetap akan pergi untuk latihan dan membuat properti, pagi dari
jam 09.00 – 12.00 kami membuat properti
di GOR, lalu dari jam 12.00 – 14.00 kami istirahat serta makan, dan jam 14.00
kami semua sudah harus berada di Masehi untuk latihan, kami sempat tidak
latihan sekali karena pada saat itu banyak teman sekelas ku yang terkena
sakit... entah sakit karena cuaca atau karena penyakit M (MALAS) hehehe... H-4
adalah hari tak kan pernah terlupakan...!!! oleh kami semua, kenapa tidak, hari
itu pada saat di tengah tengah latihan, hujanpun turun... kami semua bingung
karena mas trinil tidak menghentikan latihan dan memutuskan untuk terus
latihan... itu ia lakukan karena kami semua sebelumnya telah sepakat bahwa
dalam kondisi apapun kami akan tetap latihan... dan ternyata mas trini terus
memegang apa yang ia katakan... wah wah wah... memang harus hati-hati berbicara
dengan mas trinil ini... ckckck... akhirnya tanpa berhenti kami teruskan
latihan di tengah derasnya hujan yang turun... air yang segar membasahi pakaian
yang para penari kenakan, tak mau kalah kami para pemain gamelanpun memutuskan membuat
koreobaru dimana pada saat kami menyanyikan lagu “indonesia tanah air ku”kami
semua maju kedepan dan hujan hujanan, sambil mengajak para penari yang telah
kembali ke belakang panggung, dan akhirnya terciptalah sebuah akhiran yang
sangat bagus itu... wow... oh iya ada satu hal yang mengganjal setiap kami
latihan, entah karena akulturasi kami menggunakan musik “ana udan salah mongso”
yang menyebabkan setiap kali kami latihan akulturasi selalu saja ada gerimis
atau hujan turun...
Musim
latihanpun selesai dan hair ini adlah H-1 pagelaran dimana kami semua akan
melaksanakan gladibersik. Kami memutuskan untuk latihan jam 2 di tempat latihan
masing masing yaitu untuk gamelan di Masehi dan untuk penari dan crew di GOR
untuk latihan penyempurnaan, baru saat jam 2 siang kami semua pergi ke GOR
untuk memindahkan barang ke sekolah. Saat gladibersik kami sempat bingung
karena masalah panggung yang cukup kecil, tapi itu bukan menjadi masalah besar
untuk kami, masalah besar kami yaitu hanyalah mental untuk tampil sempurna di
panggung nanti. Dan malam gladibersik kami yang laki-laki tetap tinggal di
sekolah untuk membangun gubuk yang sudah kami persiapkan, kami membangun gubuk
sampai larut malam sehingga mungkin sebagian dari kami yang laki-laki bisa
sajja tidak vit saat penampilan besok.
Akhirnya
hari H pun tiba, hari yang sangat mendebarkan karena harinya bersamaan dengan
pembagian rapot, pagi pagi sekali aku pergi ke toko roti untuk membeli roti
untuk para tamu dan pelatih yang kelas kami undang, pukul 7 pagi aku ke sekolah
dan melihat para perempuan di kelasku sudah mulai di rias oleh bu nanik dan
juga teman temannya. Riasan yang sederhana tapi indah di lihat dimana saat kami
merias kami saling tertawa hahaha apa lagi saat melihat temanku Eka dimana ia
saat itu mirip sekali dengan rano karno hanya saja yang dikelasku ini versi
perempuan wkwkwk :v aku pikir laki-laki di kelasku pada kecapean karena bangun
gubuk semaleman ternyata mereka malah kelihatan sehat bugar dan siap tampil...
setelah aku di rias dan memakai baju pemain gamelan, orang tuaku dan buleku
dari bekasi yang ku undang akhirnya datang wew... awalnya aku malu untuk pergi
menjemput mereka di depan tapi pada akhirnya aku menjemput mereka dan mengantar
ibuku ke kelas tempat pembagian rapot... cukup di sayangkan karena kali ini di
semester 5 adalah pertama kalinya aku tidak masuk 10 besar di kelas... aku akui
itu mungkin karena aku yang jarang belajar karena sibuk latihan dan karena aku
banyak bermain juga... tapi aku tidak terlalu menyesal karena saat aku tanya
wali kelasku ternyata aku mendapatkan ranking 11 di kelas dan nilaiku rata-rata
naik semua mesi ada yang nurun sedikit... hehehe... akhirnya setelah penampilan
kelas XII IPS 1 kini giliran kelasku yang tampil kelas XII IPA 1, aku marah ke
panitia sebelum tampil karena pada saat itu TIDAK ADA PANITIA YANG MEMBANTU
KAMI UNTUK MENGANGKAT GAMELAN YANG BERAT KE ATAS PANGGUNG...! aku cukup marah
besar tetapi aku tidak tunjukan itu di depan umum hanya dalam hati saja karena
takut akan memperburuk kondisi... akhirnya aku panggil ketua panitia yang
kebetulan teman dekatku juga si Agustinus rangga dan memintanya untuk memanggil
seluruh panitia untuk ikut membantu mengakat gamelan ke atas panggung, di sana
aku menata gamelan sesuai dengan apa yang aku tau saat latihan dan memposisikan
semua alat gamelan dengan cermat agar semuanya terlihat oleh para penonton...
di sana aku sempat kewalahan karena mengangkat peralatan gamelan, untungnya
pelatih gamelan kami, pak darsono datang sebelum kami tampil dan membantuk kami
untuk memposisikan peralatan gamelan. Keringatku menetes netes dan ku pikir itu
membuat make-upku luntut, tapi aku tidak mempedulikannya karena kami akan
tampil... saat kami mulai ada masalah dengan sound karena DVD yang aku berikan
ke bagian sound system ternyata tidak dapat dibaca... aku ketar ketir dalam
hati dan setelah aku berdoa akhiryna DVD tersebut dapat di baca dan akhirnya
pertunjukan kamipun di mulai...
Let’s
the world know about our performance...
The
Dubs Steps of Java Cressendo
Akhirnya
penampilan kami sukses untuk
ditampilkan, aku melhat di sela-sela penampilan kami kalau penonton yang
melihat kami adalah penonton dengan jumlah terbanyak...! wow... aku senang
dengan hal itu karena akhirnya kini dapat memperlihatkan apa yang kami bisa...!
Tidak
perlu kepintaran untuk menunjukan siapa dirimu, tapi hanya dengan menunjukan
apa yang kamu bisa itu sudah cukup untuk membuktikan siapa dirimu...
Setelah pertunjukan kelas kami selesai kamipun
berfoto bersama 1 kelas untuk mengabadikan hari yang tak pernah terlupakan oleh
kami semua... hari yang mensatukan kami, puncak dari kejayaan kelas XII kami,
dan hari dimana kami menunjukan kepada dunia kalau kami itu BISA...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......