AKU BENDAHARA PAGELARAN YANG SUKSES
Oleh: Allisa Zannuba
XII MIPA 4
7
November 2018. Jika saya hitung, sudah tiga puluh empat hari berlalu setelah
kegiatan “Progo in Culture Action (PROCTION) SMA Negeri 3 Pekalongan Tahun
2018”, saat saya menulis cerita ini. Lebih tepatnya kegiatan itu dilaksanakan
pada tanggal 4 Oktober 2018. Suatu kewajiban bagi saya yang menginjak kelas 12 dan
juga teman-teman satu angkatan untuk melaksanakan sebuah penilaian seni budaya,
yang dilaksanakan dalam bentuk pagelaran seni. Yang saya tau, pagelaran seni
ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya sejak tahun 2010 oleh siswa-siwi kelas
12 SMA Negeri 3 Pekalongan. Dan sudah barang pasti, kegiatan pagelaran seni ini
setiap tahunnya semakin tumbuh dan berkembang, seperti
cintaku kepadamu, teman-temanku.
Tahun ini, pagelaran seni bisa
diadakan kembali, setelah tersebar desas-desus bahwa pagelaran seni tidak akan
diadakan, mengingat bahwa anggaran yang digunakan untuk pagelaran seni tidaklah
murah. Pagelaran seni tahun ini justru diadakan lebih meriah, karena kami
mengundang guest star atau bintang tamu, grup indie kondang yang berasal dari
Jakarta, yaitu Fourtwnty!
Persiapan pun mulai dilakukan, baik
sebagai pelaksana penilaian maupun panitia. Setelah tema yang sudah ditentukan
dibagi, dan kami, kelas XII MIPA 4 mendapat tema daerah Sulawesi, kami mulai
mencari pelatih. Beberapa pelatih mulai kami hubungi, dan setelah
menimbang-nimbang, kami pun sepakat untuk memilih Mas Sidiq sebagai pelatih,
walaupun sempat ada perselisihan dengan kelas lain yang juga sama-sama memilih
Mas Sidiq. Karena di awal, guru seni budaya kami, yaitu Pak Saiful, tidak
memberikan penjelasan bahwa satu pelatih hanya boleh melatih satu kelas saja.
Dan setelah itu, Pak Saiful baru mengatakan, yang intinya yaitu, lebih baik
satu pelatih itu melatih satu kelas saja. Karena nantinya bisa saja latihan
menjadi tidak maksimal, dan akan berdampak pada penampilan. Tetapi, karena di
antara kelas kami dan juga kelas yang lainnya tidak ada yang ingin mengganti
Mas Sidiq sebagai pelatih, maka kelas kami dan juga kelas yang lainnya tetap
memilih Mas Sidiq sebagai pelatih.
Setelah pembentukan panitia, kami mulai
mengadakan rapat untuk menentukan nama pagelaran seni tahun ini. Dan setelah
melalui diskusi yang panjang, terbentuklah "Progo in Culture Action"
atau yang disingkat dengan PROCTION. Selain itu, kami juga membahas apakah akan
mengundang guest star atau tidak, sebagai closing party. Akhirnya setelah
melewati beberapa rapat, kami sepakat untuk mendatangkan guest star, yaitu
Fourtwnty! Salah satu grup indie yang menurut saya, lagu-lagunya sangat memikat
hati.
Kami memilih hari Sabtu dan jam satu,
untuk hari dan waktu latihan kami. Tempat yang kami pilih untuk latihan pertama
kami, yaitu di pendopo Kabupaten Pekalongan, yang letaknya ada di dekat
alun-alun Kota Pekalongan. Pertemuan pertama dengan Mas Sidiq, kami diberikan
materi pendahuluan. Setelah satu jam setengah berlalu, latihan berakhir dan
kami pun pulang ke rumah masing-masing. Pertemuan kedua dan pertemuan-pertemuan
selanjutnya, kami mulai membaca naskah, setelah itu rekaman, dan juga kami
mulai latihan tari untuk pembukaan, penutupan, dan juga tari lainnya.
Setelah sepakat untuk mengundang
guest star sebagai closing party, kami mulai mengadakan rapat dengan bapak dan
ibu guru, yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian
kesiswaan, pembina pagelaran, dan juga wali kelas 12. Pemaparan mengenai acara,
kebutuhan dan estimasi dana dari masing-masing seksi, sponsorship, dan juga
mengenai closing party telah kami sampaikan. Selanjutnya, yaitu penyampaian
masukan serta saran yang disampaikan oleh bapak dan ibu guru, sekaligus
keputusan mengenai ada atau tidaknya guest star untuk closing party. Setelah
berdebat panjang, akhirnya keputusan akan ditentukan keesokan harinya. Karena
pada saat itu, kebetulan kepala sekolah tidak dapat hadir, sedang ada acara.
Keesokan harinya, saya pun mendengar kabar bahwa Bapak Abdur Rozak, selaku
kepala sekolah, menyetujui kami untuk mendatangkan guest star sebagai closing
party. Lega sekali mendengar kabar tersebut. Tetapi, di saat yang bersamaan,
kami juga khawatir apakah dapat mengumpulkan uang yang jumlahnya tentu saja
tidak sedikit, karena mencapai puluhan juta rupiah.
Hari demi hari berlalu. Tidak hanya
berlatih pada saat hari latihan saja,kami pun berlatih di luar hari latihan,
setiap pulang sekolah. Dan tak terasa, tanggal 4 Oktober pun mulai melambai-lambai
kepada kami, yang menandakan bahwa hari pelaksanaan sebentar lagi. Tidak hanya
berlatih dengan giat, kami pun mulai menyiapkan properti dan kostum yang akan
kami gunakan. Hingga akhirnya, detik-detik menuju pelaksanaan pagelaran pun
tiba.
Setelah mendapatkan persetujuan, kami
pun mulai menyiapkan segalanya. Mulai dari pencarian dana sponsorship,
pembuatan surat-menyurat, mengurus perizinan, dan lain sebagainya. Di dalam
kepanitiaan ini, saya sendiri dan satu teman saya memiliki tugas sebagai bank
berjalan, atau bendahara. Tentu saja persamaan akuntansi tak luput dari
perkerjaan kami. Hampir setiap hari harus memegang uang jutaan rupiah. Padahal
uang saya sendiri, tak pernah lebih dari seratus ribu rupiah.Sebuah pengalaman
baruyang cukup menyenangkan bagi saya. Dan sebuah pelajaran pula bagi saya,
bagaimana mengatur dan mengelola keuangan untuk rumah tangga kelak, jika saya
belum tiada.
Mendekati hari pelaksanaan, kami pun
mulai menjual tiket untuk acara closing party. Dan alhamdulillah,"rejeki
emang ga kemana",tiket yang kami sediakan sebanyak kurang lebihenam ratus,
ludes habis bis bis tidak lama setelah kami membuka presale satu, dua, dan
tiga. Dan tidak terasa, setelah hari-hari kami lewati, masalah-masalah yang
datang kita hadapi, datanglah hari yang kami nanti-nanti, yaitu hari
pelaksanaan pagelaran ini.
Jam tiga dini hari, kami sudah sampai
di sekolah pada saat hari pelaksanaan tiba. Kami mulai merias diri, memakai
kostum, sedikit mengulang kembali beberapa adegan, dan menyiapkan properti di
samping panggung pertunjukkan. Sebelum giliran kami tiba, kami berdoa untuk
kelancaran pertunjukkan kami dan saling menyemangati satu sama lain. Giliran
kami pun tiba, dan kami benar-benar tampil dengan maksimal, walaupun beberapa
properti sempat mengganggu kami karena tidak mampu berdiri sendiri. Dan setelah
kami tampil, benar-benar lega rasanya. Beban hidup terasa hilang seketika itu
juga.Benar-benar pengalaman yang luar biasa!
Pada saat hari pelaksanaan, kami
berangkat pagi-pagi. Untuk menyiapkan panggung, konsumsi, dan lain sebagainya.
Setalah acara inti, yaitu pagelaran selesai, kami punkembalifokus untuk acara
closing party. Pada pukul 17.00 WIB pintu masuk mulai dibuka. Pengecekan
penonton mulai dilakukan. Semakin lama, semakin ramai, dan kebetulan, tugas saya
berada di pintu masuk para penonton. Meskipun postur tubuh saya kecil, ternyata
saya mampu berada di garda terdepan, menjaga pintu masuk yang dipenuhi oleh
para penonton yang ingin segera memasuki pintumasuk. Dan setelah beberapa jam
berlalu, Fourtwnty pun akhirnya tampil. Meskipun saya hanya melihat tidak lebih
dari 5 menit, karena harus berjaga di depan, tetapi melihat antusiasme para
penonton membuat saya benar-benar bahagia.
Campur sari perasaan saya setelah
acara ini berakhir. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang bisa saya ambil
dari diadakannya pagelaran seni tahun ini. Dan meskipun kami sempat membuat
kesalahan karena terlambat dalam penjemputan guest star, tetapi kami bangga
karena dapat mendatang guest star tanpa event organizer.Bangga aku tu. Sekolah
sebelah? Lewat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......