CERITAKU TENTANG PAGELARAN SMAN3 PEKALONGAN TAHUN 2018/2019
By : Andreas Wijaya XII MIPA 4
Menurut
saya, pagelaran adalah suatu pertunjukkan yang ditampilkan bisa berupa pertunjukkan
musik, budaya dan adat yang dikemas dalam bentuk drama atau sebagainya serta memiliki
kelengkapan-kelengkapan lainnya yang mengisi pertunjukkan tersebut supaya pertunjukkan
itu menjadi lebih menarik dan penonton dapat menikmatinya. Pada pagelaran ini, memperlihatkan
penampilan dan pertunjukkan dari masing-masing kelas sesuai dengan kemampuan yang
telah mereka pelajari sebelum-sebelumnya dan masing-masing kelas tersebut menampilkan
pertunjukan yang menjadi sebuah mahakarya seni suatu drama yang sangat indah dengan
kolaborasi dari adegan-adegan seperti tarian, alunan musik yang mengatur suasana,
percakapan pemain, adegan pertarungan atau peperangan ditambah dengan settingan-settingan
untuk menambah keindahan dari suatu pertunjukkan tersebut. Masing-masing kelas tersebut
tentunya menampilkan pertunjukkan sesuai dengan bagian-bagiannya masing-masing dan
sesuai budaya daerah dari pembagian daerah yang telah dipilih oleh panitia jauh
hari sebelumnya. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik tentunya juga karena
peran dari pak Saiful yang merupakan guru Seni budaya yang juga menjadi pembina
dalam acara ini.
Kegiatan pagelaran ini adalah kegiatan yang dilakukan
disekolah SMAN3 pekalongan setiap tahunnya. Pertunjukan pagelaran yang dilaksanakan
oleh angkatanku pada tahun ini, yaitu tahun 2018/2019 mengambil tema mengenai kebudayaan-kebudayaan
dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia sehingga pagelaran SMAGA tahun ini
dinamakan SMAGA proction. Kegiatan pagelaran yang diadakan pada tahun ini tidak
kalah dengan kegiatan pagelaran yang diadakan tahun-tahun sebelumnya serta juga
ada penampilan-penampilan menarik lainnya dari adik-adik kelas serta artis yang
terkenal. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah-sejarah yang
ada supaya budaya dan adat tersebut tidak hilang dan tenggelam oleh budaya-budaya
dari negara lain. Selain itu, pagelaran ini juga bertujuan untuk memenuhi nilai
ujian praktek mapel seni budaya.
Ceritaku dimulai dari awal saya memasuki bangku
kelas XII. Pada kelas sebelumnya, kelas XI saya sebagai wakil ketua ditunjuk untuk
memilih salah satu undian dan kelas saya mendapatkan bagian untuk menampilkan daerah
Sulawesi. Awal tahun kelas XII, memang aku tidak berpengaruh apapun didalam kelasku
dan aku memang juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk pagelaran ini. Sampai akhirnya
suatu hari saat pelajaran seni budaya, pak Saiful menyarankan guru-guru yang dapat
mengajarkan mengenai apa yang akan dipertunjukkan untuk pagelaran ini. Berdasarkan
pemilihan kelas dan juga pengalaman dari teman kelas saya seperti Wahyu Sartika
Dewi, akhirnya kami memilih guru yang namanya mas Sidik. Disini saya tidak memiliki
pengaruh apapun didalam mengurus kegiatan pagelaran atau urusan apa saja yang akan
ditampilkan untuk pagelaran seperti menjadi seorang panitia dan lain-lainnya jadi
saya hanya mempunyai sedikit kesan di kegiatan pagelaran ini. Kelas saya mengambil
judul drama "Pangeran Lidah Hitam" yang di perankan oleh teman saya, Dayate.
Hari pertama kelas saya latihan, kami baru diajarkan oleh mas sidik cara berekspresi
dan dalam beberapa hari kelas saya latihan kami baru diajarkan dasar-dasarnya dalam
melakukan karya seni drama tersebut supaya bisa tampil maksimal nantinya. Teman-teman
kelas saya membuat peraturan untuk latihan drama ini dan peraturannya cukup sederhana
yaitu dengan tidak telat berangkat latihan serta rajin dalam ikut latihan. Supaya
peraturan tersebut terlaksana dengan baik maka beberapa anggota kelas yang perempuan
membuat aturan lagi jika kita telat ikut latihan atau tidak berangkat dalam latihan
maka akan dikenakan denda. Tujuannya adalah supaya kita semua rajin berlatih untuk
pagelaran serta bisa melakukan gerakan-gerakan yang diajarkan dengan cepat. Sekitar
hari keempat kelas saya latihan, kami sudah mendapatkan naskah drama yang diberikan
oleh mas sidik. Naskah drama yang diberikan tidak banyak memberikan adegan pertarungan
dan sebagian besar hanya diisi oleh percakapan dan tarian. Kemudian mas Sidik membagikan
perannya kepada masing-masing teman. Tetapi beberapa perempuan hanya dipilih sebagai
penari dan rakyat biasa yang datang saat adegan klimaks saja. Beberapa teman saya
yang perempuan ada yang tidak mendapat giliran percakapan tetapi menjadi penari
saja. Sedangkan teman yang laki-laki mendapat adegan percakapan dan pertarungan
serta tarian penutup. Seluruh anggota kelas mendapatkan bagian tarian penutup juga.
Setelah pembagian peran kepada masing-masing
anggota kelas, kemudian mas Sidik memperkenalkan mas Robi yang dapat mengajarkan
tarian bersama rekannya. Supaya kelas saya cepat lancar dalam tarian juga didalam
berakting, maka kelas saya menjalankan latihan selam dua kali didalam satu minggu
supaya saya dan teman-teman cepat mahir didalam tarian juga ber-akting nanti. Latihan
awal-awal kami diajarkan oleh mas Robi tarian dari Sulawesi. Tarian ini cukup sulit
dilakukan karena tarian ini menggunakan gerakan serta respon yang cepat sehingga
membutuhkan waktu sekitar satu bulan lebih sampai kami melancarkan tarian yang ditujukan
untuk pertunjukan kelas kami. Tarian yang ditampilkan ini membutuhkan keselarasan
antara tangan dan kaki sehingga kita harus bisa berkonsentrasi dalam setiap gerakan
yang akan dilanjutkan kemudiannya. Karena berulang-ulang, saya sampai hafal keseluruhan
musik yang disajikan tersebut dari awal hingga akhir. Beberapa gerakan juga diganti
menjadi gerakan yang lebih mudah supaya kami tidak kesulitan menari terutama laki-laki
karena gerakan kami tidak semulus gerakan perempuan. Setelah kami sedikit lancar
melakukan gerakan tarian ini, saya dan teman-teman mulai melakukan rekaman untuk
suara yang direkam dengan kamera milik mas Sidik yang bisa merekam suara untuk percakapan
dalam drama tersebut. Rekaman dilakukan oleh masing-masing anggota kelas sesuai
dengan perannya masing-masing yang telah ditunjuk. Proses rekamanpun tidak berjalan
dengan lancar begitu mudah. Saat proses rekaman, nada yang dikeluarkan harus sesuai
dengan suasana yang terjadi pada adegan tersebut seperti nada saat sedang marah,
menangis atau tertawa dan sebagainya. Proses rekaman ini berlangsung selama kurang
lebih 6 pertemuan juga digabung dengan latihan pelancaran tarian supaya lebih lancar
lagi. Didalam proses rekaman juga banyak kejadian-kejadian lucu terutama saat
adegan ketika winnie sedang merintih. Suara yang dikeluarkannya membuat kami sekelas
tertawa terbahak-bahak.
Proses rekamanpun juga
membutuhkan tenaga yang banyak pula selain juga karena melancarkan gerakan
tarian supaya lebih baik serta belajar mengkompakkannya bersama supaya terlihat
selaras satu sama lainnya antar gerakan tangan dan kakinya. Konflikpun terjadi
antara laki-laki dengan perempuan karena yang laki-laki ingin pergi ke daerah
Tombo sedangkan kubu perempuan memilih untuk latihan saja dan tidak pergi-pergi
untuk memperlancarkan latihan karena latihan yang diberikan masih kurang banyak
juga kurang kompak. Setelah rekaman selesai, dilanjutkan dengan mempelajari
adegan-adegan yang ada didrama misal seperti Rasyad yang berperan sebagai
pengawal kerajaan yang ditugaskan oleh rajanya untuk membunuh putra raja
tersebut tetapi tidak tega. Selain itu, kelahiran anak dari permaisuri yang
diperankan oleh Winnie, pertemuan beberapa Raja, adegan perang, dan
lain-lainnya. Setelah semuanya telah
lancar dalam perannya masing-masing kemudian saya dan teman-teman lainnya
mempelajari penggabungan seluruh adegannya dari awal hingga akhir seperti
penggabungan tarian pembuka, tarian kelahiran Pangeran Lidah Hitam, tarian
penutup serta adegan-adegan lainnya.
Proses ini berlangsung sekitar dua minggu dan kami berlatih setiap hari hingga
pukul 8 malam. Latihan ini sungguh melelahkan karena kami semua berangkat jam 7
pagi dan pulang jam 8 malam. Namun, usaha kami tidak sia-sia karena seminggu
sebelum diadakannya gladi bersih, kami sudah bisa dalam penggabungan seluruh
adegan dan tarian dengan lancar. Proses gladi bersih pun dilaksanakan pada
malam hari untuk mengecek apakah semua kelas sudah lancar untuk pagelaran
nanti.
Acara pagelaranpun dimulai dua
hari sejak gladi bersih di pagi hari. Untuk persiapan sebelum maju pentas, saya
dan teman-teman diberi makeup supaya lebih terlihat bagus. Maka dari itu, saya
dan teman-teman pun berangkat pagi-pagi sekitar jam 3 pagi kami sudah berada
disekolah untuk diberi makeup. kelas kami pun mendapatkan nomor urut maju kedua.
Kelas kami maju pada sekitar pukul setengah sepuluh dan cuaca pada hari itu
baik dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Cuaca yang cukup panas itu
membuatku berkeringat sehingga aku menjadi gugup pula terutama juga karena
penonton yang sangat banyak baik dari kalangan siswa-siswi, guru-guru, kepala
sekolah, serta orang tua murid. Tetapi aku harus menahan kegugupan tersebut
supaya pertunjukkan berjalan lancar. Beberapa kejadian pun tidak berjalan
sesuai dengan yang kami harapkan seperti pohon kelapa yang terus jatuh karena
tidak kuat terhembus angin sehingga mengganggu pertunjukkannya. Pertunjukkan
yang di sajikan kelas kami pun berjalan dengan lancar dan semuanya tampil dengan
baik. Kegiatan pagelaran ini berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir
serta tidak kalah pula dengan pagelaran tahun sebelumnya. Pada pagelaran kali ini, angkatan kami
mendatangkan satu bintang tamu yaitu berasal dari grup band fourtwenty dan
lagunya cukup enak didengar.
Sekian cerita dari kisahku selama
pagrlaran krmarin yang dapat kuceritakan. Tujuan dari adanya pagelaran seni ini
adalah untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia supaya tidak
luntur dan dapat diingat oleh generasi berikutnya. Terima kasih.
Disusun
oleh : Andreas Wijaya (XII MIPA 4 -- 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......