Kamis, 09 Januari 2014

KESENIAN SANDUL Part_5



Aspek Visual dan Pemaknaan Kesenian Sandul

Tehnik             : Wawancara
Narasumber     : 1.       Bp. Prayono  (60 tahun)  
(Ketua Grup Kesenian Sandul ‘Langen Sekar Bekso Dusun Candi Garon)
2.      Bp. Siswandi (62 tahun)
         (Pelaku Kesenian Sandul Dusun Semanding)

1.      Tatarias Kostum
Aspek-aspek visual pada kesenian sandul, meliputi tata rias kostum (busana), terdiri dari:
A.  Irah-irahan




Gambar.1


Bentuk irah-irahan yang terdapat pada kesenian sandul semuanya memiliki bentuk geometris dengan motif pilin dan tumpal. Warna yang terdapat pada irah-irahan mayoritas kombinasi warna hitam, kuning, hijau, jingga, dan minoritas warna biru dengan ungu sebagai tambahan penghiasnya. Fungsi dari irah-irahan itu sendiri selain sebagai penghias, juga sebagai mahkota dan penutup kepala.
1.      Baju Rompi, Sabuk Cinde, Celana Panjen


 Gambar.2

 Pada baju rompi dan celana panjen memiliki bentuk motif floral karena berasal dari bentuk tumbuhan dengan kombinasi unsure titik-titik antara daun dan sulur. Warna yang terdapat pada baju rompi, sabuk cinde, celana panjen adalah warna merah menyala yang mempunyai kesan elegan bila di pakai oleh seorang lelaki dengan tambahan motif yang berwarna emas. Bentuk motif pada sabuk cinde menggunakan motif geometris yang dapat digambarkan tampak seperti susunan bunga ronce.  Fungsi dari sabuk cinde sebagai penghias kostum agar terkesan luwes dan menyatu. Sedangkan dari perkembangan  tahun ke tahun  baju rompi, sabuk cinde, celana panjen ………….
2.      Kalung kace, Post deker, Epek timang, Bara, Samir


 Gambar.3

         
Bentuk dari kalung kace, post deker, epek timang, bara samir memiliki bentuk floral, untuk bentuk kalung kace secara keseluruhan menyerupai alam semesta yaitu bulan sabit. Warna yang terdapat pada hiasan tersebut memiliki dominasi warna hitam, dan kuning emas. Fungsi dari kalung kace, post deker, epek timang, bara, samir di atas selain sebagai hiasan, pada zamannya dahulu digunakan oleh prajurit sebagai pelindung bagian-bagian tubuh agar aman dan tidak kena serangan senjata dari musuh.
3.      Iket kepala, plim/rambut palsu.


            Bentuk yang terdapat pada iket kepala memiliki bentuk geometris dengan motif pilin. Dominasi warna yang digunakan adalah warna hitam dan putih, dengan warna putih berada dipinggiran ikat kepala dan warna hitam berada di tengah-tengah yang tersusun menjadi warna kontras. Fungsinya sebagai hiasan, dan memiliki fungsi historis pada zaman dahulu sebagai pelindung  bagian kelemahan tubuh, misalnya kepala. Untuk rambut palsu, berbentuk panjang dan berwarna hitam, berfungsi sebagai   tambahan hiasan pendukung keseluruhan kostum.
4.      Kacu/sapu tangan




 Gambar.4

            Bentuk yang terdapat pada kacu/sapu tangan  adalah bentuk geometris yaitu kotak, berisi warna merah dan biru sebagai pemanis, untuk motif yang terdapat pada kacu/sapu tangan tidak ada atau polosan. Fungsinya sebagai  aksesoris pendukung kostum pada tarian.

KESENIAN SANDUL Part_4


MAKNA SYAIR LAGU KESENIAN SANDUL

Adegan ke-1
“Badut Mendung”

Diawali dengan lenggeran, hanya menyanyi dan menari
1.      Adegan pertama, menurunkan widadari
2.      Joget sambil nyanyi dengan lagu khusus tanpa bicara dengan dalang
3.      Sekar kelapa wana
4.      Klambisub
5.      Rende-rende
Adegan diatas dinamakan lenggeran, badut mendong sebagai adegan pertama yang peragaannya menari, menyanyi dan bercerita kepada dalang. Menyanyi (repen) pada adegan badut mendung menggunakan lagu Asmarandana, menggambarkan hapalan ngaji.
Syair lagunya sebagai berikut:
“ ingsun wiwiti anebut namaning sukma kang murah, ing ndonga mankeh ingkang asih ing kekat miladen puji datampegat kang kawelas ayu ngapura wong kang dosa ”

Gambaran syair diatas pada intinya bersyukur kepada Tuhan, yang memberikan pengampunan di akhirat nanti, yang memberikan kasih sayang kebaikan dan mengampuni orang yang berdosa.

“ sakempune muji yang widi amuji nabi Muhammad kelawan kulawargane, sekabat sekawanipun Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, kaping sekawanipun miwah putra lawan garwa ”

Syair di atas digambarkan sebagai  pesan untuk senantiasa memuji Yang widhi. Yang widhi adalah penyebutan nama Tuhan, dalam agama Islam adalah Allah. Serta utusan Allah yaitu Nabi Muhammad yang membawa wahyu Allah, beserta keluarganya.  Kemudian keempat Sahabat Nabi Muhammad yaitu Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali beserta anak dan Istri beliau.

Lagu berikut sebagai lagu wajib dalam adegan ini, selain itu sesuka si pembadut. Secara keseluruhan badut mendung menceritakan kehidupan masa remaja yang bersenang-senang.

Adegan ke-2
“Badut Pikat”

Awal bicara dengan dalang:
1.      Lakasan musik, menyanyi sambil menari
2.      Menanyakan maksud apa yang dipakainya (maksudnya jawa pandalang dari pertanyaan badut, dina, bilangan, segara, kuta, dewa, manuk lan madep)
3.      Menyanyikan lagu Dandhang Gula yang intinya menyapa kepada penonton
4.      Melakukan wajib sebagai badut pikat, berbicara dengan dalang bahwa mekateni perlu perhitungan, hari, pasaran, dll. Setelah itu mengerjakan mikat yaitu memasang burung lain dengan burung yang sudah ada)
5.      Memberikan minum dan makan, menyanyi lagu Dandhang Gula, dua lagu, selesailah wajib mikat
6.      Menyanyi dan menari sesukanya (menunjukkan kebolehannya) hingga selesai

Lagu wajib untuk badut pikat

“Lawan ngasup pikulan banyu sarta amek geni deda maran ana kodok, ngemut lenge ana rangka manjing duwung lawan prau ngemut jaladri want kuda mrap pandenga tigan bisa kluruk. Sapa bisa nitik tapake kantol nglayang, kakang mbarep lawan adimu ragil pancuran tanpa tlaga”

Syair diatas menggambarkan seseorang yang menuntut ilmu hingga mencapai kesempurnaan. “Ngangsu pikulan banyu” berarti seseorang yang belajar sudah mempunyai awalan dari ilmu yang akan dipelajari. “Amek geni wis dedamaran” hampir sama maknanya dengan ngangsu pikulan banyu. “Kodhok ngelmu lenge” berarti jiwa yang menghormati dirinya sendiri. “Sapa bisa nitik tapak” berarti siapa yang bisa  mengerti jati diri yang tersimpan dalam raga. “Ing kontul nglayang kakang adhimu ragil, pancuran tanpa tlaga” menggambarkan burung kontul.

Badut pikat merupakan perwujudan dari seekor burung, semua perwujudan dari burung tersebut sebenarnya memiliki arti tersendiri yakni perwujudan dari sang matahari yang menghadap ke timur (ngetan dalam istilah jawa) adalah arah terbitnya matahari dengan rangkaian tarian menghadap ngetan, digambarkan dengan perwujudan burung kuntul, dan dalam penanggalan jawa masuk bilangan 5 (legi). Kemudian untuk arah ngidul, digambarkan dengan perwujudan dari burung wulung, serta dalam penanggalan jawa masuk bilangan 9 (paing). Ngadep ngulon, digambarkan dengan perwujudan seekor burung pudang, dan dalam penanggalan jawa masuk bilangan 7 (pon). Untuk arah ngalor, diwujudkan dengan gambaran burung gagak, dan dalam penanggalan jawa masuk bilangan 5 (wage).

Jawa Pandalang dari pertanyaan badut
1.      Hari legi, bilangan 5, segarane santen, kutane slaka, dewane kumajaya, manuke kontol, marepe ngetan
2.      Hari pahing, bilangan 9, segarane atal, kutane nila, dewane basuki, manuke wulung, marepe ngidul
3.      Hari pon, bilangan 7, segarane kuningan, kutane tembaga, dewane kitabrama, manuke podang, marepe ngulon
4.      Dina wage, bilangan 4, segarane getih, kutane wesi, dewane wisnu, manuke gagak, marepe ngidul

Adegan ke-3
“Badut Sunti”

Yaitu lanjutan dari badut mendung (penampilan remaja) kemudian badut pikat (penampilan dewasa) telah menikah dan beranak sapat, 7, menyanyi, menari juga memakai lagu sinom, Dandhang Gula dan tarian teksusul istrinya (sunti). Setelah bicara masalah keluarga, sampai hal kandungannya telah berumur 2 bulan, hingga istri nyidam, mencari rujak, ikan air, burung podang, tapi semuanya gagal hingga melahirkan bayi laki-laki sampai dewasa jadi badut among tani (sawahan).
Repen dalam adegan badut sunthi menggunakan tembang sinom dan dandhang gula. Syair lagunya sebagai berikut.
Ngawruhana dosane kang aweh urip. Iku lamun seda kaperlaya. Wong mati nyang endi parane. Sinepakna peksi mabur. Mlesat saking kurunganipun. Awasta nggenira luru pencokan. Aja sampe kliru pencokane. Sapa bisa duduh kawruh, Sanak mami kadang mami. Mbesuk bali nyang sudan kamulyan”

Syair ini menceritakan intropeksi pada Yang Maha Kuasa akan dosa yang diperbuat. Apabila seseorang sudah meninggal tidak bisa memperbaiki apa yang sudah diperbuat. Jangan sampai salah langkah dalam  memilih jalan hidup. Sanak saudara, kerabat dan handai taulan merupakan tempat untuk memperoleh nasehat, ilmu atau jaminan hidup. Apabila seseorang tidak salah melangkah akan mendapat kebahagiaan.


Adegan ke-4
“Badut Sawahan

Pertunjukan badut sawahan diperankan oleh tujuh orang diantaranya lima orang laki-laki dan dua orang perempuan. Pada badut sawahan terdapat gerakan tari yang menggambarkan para petani sedang mencangkul, menanam dan memanen padi. Terdapat pula dialog yang menjelaskan seorang yang menyuruh para petani untuk menggarap sawahnya agar ditanami padi sampai hasil tanamannya dipanen. Adegan dalam badut sawahan kebanyakan diisi dengan nembung dan njoged.

KESENIAN SANDUL Part_3


ANALISIS ALAT MUSIK KESENIAN SANDUL

  1. Kenthongan



Gb. 1 Alat Musik Kenthong

            Alat musik ini terbuat kayu yang diberi rongga di dalamnya. Hampir mirip seperti kentongan dari bambu berbentuk lonjong dengan pemukul yang juga terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat pemukul. Fungsi kenthong dalam kesenian sandul sebagai pengatur tempo seperti halnya dalam kesenian Jawa seperti instrument ketuk, tetapi mempunyai variasi ketukan yang beragam.
Kentongan pada kesenian sandul dibuat dengan pertimbangan kesenian, keindahan, yang akan mewujudkan nilai rasa dalam arti luas dan dapat mewakili kebudayaan dalam arti luas. Irama kentongan adalah seni dan berfaedah, selain mewakili alam juga teknologi. Oleh karenanya produk kesenian seperti pada kentongan dalam kesenian sandul dibuat karena gaya indah yang tidak secara langsung mencukupi kebutuhan praktis. Kentongan di berbagai daerah tidak sekedar sebagai alat pemberi tanda bila terjadi musibah, seperti: kebakaran, pencurian, pembunuhan, bencana alam, dan kematian. Tetapi juga untuk mengumpulkan massa bergugur-gunung atau bergotong royong.
Kentongan merupakan perkembangan lebih lanjut dari bahasa genderang dari masa lampau. Kini genderang masih tetap dibunyikan sebagai pembawa berita untuk hal-hal yang istimewa seperti: wabah penyakit, kematian, gempa bumi, menyemarakkan pertandingan, gerhana bulan atau gerhana matahari. Kentongan di dalam kesenian sandul berbentuk burung, yang dikonotasikan sebagai sebuah keindahan, dan dikonotasikan manusia apabila dapat berpadu satu dengan yang lain pasti akan mewujudkan keharmonisan serta keindahan hidup. Jika Dilihat makna dari fungsinya sebagai pengatur tempo dan bunyinya “thuk”, itu dikonotasikan mathuk yaitu setuju atau cocok. Jadi kentongan dalam kesenian sandul ini dikonotasikan bahwa dalam kehidupan di dunia harus hidup harmonis satu dengan yang lainnya agar tercipta keindahan hidup. Kemudian di dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling setuju dalam suatu permusyawaratan agar tercipta kemufakatan keputusan apapun.
Bentuk Komposisi Permainan Musik Kentongan






















 
Kentongan :    X   0X   X   0X     X   0X   X   0X         

  1. Kendhang


Gb. 2 Kendang Tengahan / Kendang Sabet

            Kendang dalam kesenian sandul sama dengan kendang dalam karawitan Jawa. Fungsinya sebagai pengiring tari dan mempunyai sekaran kendang tersendiri. Kendang terbuat dari kayu yang berbentuk tabung yang sisi-sisinya ditutupi oleh kulit sapi dan pada tubuh kendang terdapat tali yang terbuat dari kulit sapi juga yang berfungsi sebagai tune kendang.
Kendang berasal dari kata kendhali dan padang, yang dikonotasikan keinginan harus dikendalikan dengan pikiran dan hati yang bersih. Setiap kita mempunyai keinginan lakukanlah dengan pikiran yang jernih, penuh kepositifan. Diimbangi dengan hati yang bersih, dengan tujuan bahwa keinginan ini akan membawa kebaikan bagi orang banyak. Untuk bunyinya yang berbunyi dang, dang, dang, berasal dari kata Ndang dikonotasikan segeralah, berarti manusia segera beribadah kepada Allah SWT.
Kendang berarti kedah tandang (harus maju). Dikonotasikan, umat Islam  harus maju. Maju pikirannya, maju ilmunya, dan harus mampu menjadi pimpinan. Apakah pemimpin bangsa, pemimpin daerah, pemimpin perusahaan, pemimpin sekolah dan pemimpin lainnya. Sebagai pemimpin sudah barang tentu harus memiliki sifat-sifat jujur, adil, terbuka, berwibawa, tegas, dan selalu memperhatikan keadaan yang dipimpinnya.

  1. Bendhe

Gb. 3 Alat Musik Bendhe

            Bendhe adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam campuran (kuningan, tembaga dan besi). Bentuknya seperti gong hanya ukurannya lebih kecil. Alat yang digunakan untuk menabuh bendhe terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat tabuh. Pada musik instrument bendhe berfungsi sebagai pemangku irama.
Pada zaman dahulu, bendhe menjadi alat komunikasi penting bagi raja untuk mengumpulkan rakyatnya, apabila ada sesuatu yang harus diumumkan kepada rakyat. Salah satu pemanfaatan Bendhe pada jaman dulu adalah alat yang biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada masyarakat agar  berkumpul di alun-alun terkait informasi dari penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai adanya keramaian seperti topeng monyet  atau pesta rakyat yang lain.
Fungsi dari alat musik Bendhe pada kesenian Sandol ini dikonotasikan sebagai bentuk kehidupan manusia berdasarkan status sosial.Bendhe yang berukuran paling besar dengan ketukan yang bersamaan dengan gong bumbung tepatnya pada ketukan ke delapan, dikonotasikan sebagai pejabat dan petinggi negara yang pada kenyatannya hanya duduk diam saja, sangat jarang melaksanakan kewajiban sebagai wakil rakyat, akan tetapi gaji atau upah yang mereka dapatkan sangatlah besar. Sedangkan Bendhe dengan ukuran sedang sebagai filler (pengisi pada ketukan 2,4,6,8) dan Bendhe ukuran paling kecil dengan ketukan yang hampir sama dengan Kenthongan yaitu sebagai pengatur tempo (dibunyikan pada setiap ketukan), dikonotasikan sebagai rakyat kecil dan menengah, seperti cleaning service, buruh, tukang, dll, yang harus bekerja keras banting tulang setiap hari namun gaji atau upah yang mereka dapatkan sangat kecil dan tidak sebanding dengan tenaga yang mereka buang saat bekerja.
Bendhe dalam karawitan Jawa sejenis bonang, namun dalam kesenian sandul hanya ada tiga nada yang mempunyai ukuran tersendiri. Bendhe dengan ukuran paling besar ketukannya bersamaan dengan gong lebih tepatnya di ketukan ke delapan. Bendhe dengan ukuran sedang berfungsi sebagai filler dan ukuran kecil mempunyai ketukan yang hampir sama dengan kenthongan namun lebih banyak mempunyai variasi ketukan. Alat yang digunakan untuk menabuh bendhe terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat tabuh.
Bandhe            :  X   X   X   X      X   X   0   X        

  1. Angklung








Gb. 4 Alat Musik Angklung










Bentuk Komposisi Permainan Musik Angklung
Angklung 1 :    X   .   X   .     X   .   X   .    









 
Angklung 2 :     .   X   .   X    .    X    .   X 









 
Angklung 3 :    X  X  X  X    X   X   X   X  

            Angklung dalam kesenian sandul terbuat dari bambu seperti pada umumnya, namun bentuknya berbeda. Bilahan angklung dalam kesenian sandul diletakkan pada kerangka berbentuk segitiga yang terbuat dari bambu dengan ornamen bulu angsa diatasnya. Bunyi yang dihasilkan angklung dalam kesenian sandul ini lebih lembut, tidak seperti angklung pada umumnya. Terdapat tiga jenis angklung  di kesenian sandul, yaitu angklung ageng, angklung tengahan dan angklung alit.
Angklung ageng dimainkan pada ketukan ganjil yaitu satu, tiga, lima dan tujuh. Angklung tengahan dimainkan pada ketukan genap yaitu ke dua, empat, enam dan delapan. Angklung alit mempunyai peran sebagai pengatur tempo, dimainkan pada setiap ketukan. Angklung pada kesenian sandul mempunyai nada 5 (ma) yaitu angklung ageng denagn tinggi 58 cm, angklung tengahan yang mempunyai nada 6 (nem) dengan tingggi 52 cm dan angklung alit yang mempunyai nada i (ji) dengan tinggi 46 cm.












  1. Gong Bumbung

Gb. 5 Alat Musik Gong Bumbung

            Gong bumbung terdiri dua jenis alat. Alat pertama yang berukuran lebih besar terbuat dari kayu dilubangi hanya di bagian atas. Alat kedua yang berukuran lebih kecil berfungsi sebagai alat tiup yang terbuat dari bambu berukuran kecil. Teknik permainannya seperti membunyikan alat musik terompet, semakin kecil lubang yang dihasilkan nada yang keluar semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Nada yang dihasilkan gong bumbung yaitu nada 5 (ma) dan 1 (ji). Pola peniupan gong bumbung sesuai kendang. Struktur alat musik  dari kedua alat gong bumbung terdapat bambu kecil (semprong) yang berperan  sebagai mothpice  penghasil suara tinggi dan bambu besar sebagai penampung suara. Apabila bambu kecil (semprong) di mainkan hanya menghasilkan suara pum...pum...puuuum Sedangkan bambu besar tidak menghasilkan suara apapun tanpa bantuan  dan tiupan bambu kecil. Bambu kecil kemudian di tiup dan di masukkan ke bumbung besar agar mendapatkan kesan suara besar/Bass menghasilkan suara Bum....bum...bumm. Bunyi Bum...atau bisa Gung..... lazimnya sebuah bunyi gong adalah di akhir sebuah dari sebuah irama musik.
Gong bumbung dalam kesenian sandul fungsinya sama dengan kempul yang dikonotasikan kumpul (berkumpul) atau berjama’ah. Setelah ditabuh sekali, dua kali, tiga kali disusul bunyi gong. Semua amal ibadah kita ditujukan kepada Yang Maha Agung. Namun pada gong bumbung ini bukan ditabuh atau dipukul, tetapi menggunakan teknik tiup. Kemudian gong bumbung juga berfungsi sebagai gong, Gong dalam gamelan jika dipukul bunyinya, “Ger....” bunyi suaranya berat dan panjang bergelombang. Musik apa pun bila tanpa gong atau bass tidak enak didengar. Menurut masyarakat Cirebon, bunyi “Ger...” tersebut dikonotasikan Allahu Akbar. Maknanya, kita sebagai umat Islam harus selalu ingat Kepada Allah Yang Maha Pencipta. Cara yang terbaik adalah melalui shalat lima waktu sebab setiap gerakan shalat didahului dengan kata Allahu Akbar. Selain itu, bunyi “Ger...” tersebut adalah bunyi terakhir. Ini juga dikonotasikan bahwa pada akhirnya nanti semua umat akan kembali kepada Yang Maha Pencipta.






 
Gong Bumbu :  X   0   X   0      0   X   X’   0        

Keterangan      =   X : Tiupan keras
                             X’  : Tiupan Lemah

  1. Terbang

Gb. 6 Alat Musik Terbang
            Terbang mempunyai dua pola ritme, yang pertama sebagai iringan jogetan yang ke dua sebagai iringan tembangan. Iringan jogetan pada ketukan pertama dibunyikan bung (b) dihasilkan apabila memukul terbang di tengah membran, pada ketukan 2-4 kosong, diketukan ke lima dibunyikan tak (t) dihasilkan apabila memukul terbang di pinggir membran, ketukan 6-7 kosong, dan terakhir ketukan ke delapan dibunyikan bung (b).
Komposis Terbangan Iringan Jogetan :   b . . . t . . . b



Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog