Nama :Muchamad
Rusdy Rizak
No :19
Kelas :XII
MIPA 4
Sanksi Denda XII MIPA 4 dalam Pagelaran
Cerita awal Pagelaran ini dimulai
dari pembahasan kita mengenai apa yang akan kita tampilkan untuk para penonton
yang ada. Konsep awal kelas kita adalah menampilkan budaya dari Sulawesi (tari
dan drama), setelah kami mencari referensi dan berdiskusi kami memilih
pertunjukkan yang berjudul PANGLIMA
LIDAH HITAM untuk ditampilkan nantinya.
Setelah kita tau apa yang akan kita
tampilkan kan, kita langsung mencari referensi guru dengan cara bertanya kepada
Pak Saiful atau pun referensi dari teman-teman sekelas. Setelah beberapa kali
mendapat referensi, kami menentukan salah seorang dari referensi itu untuk
segera dihubungi, kami memilih Mas Sidik. Setelah menghubungi beliau, kami
dikagetkan bahwa ternyata beliau juga sudah dihubungi dan akan melatih 2 kelas
lain. Awalnya kami ragu tentang hal ini, tapi Mas Sidik meyakinkan kami bahwa
beliau masih mampu unutk melatih satu kelas lagi, kami pun mulai membuat
kesepakatan dengan beliau. Sesuai kesepakatan, beliau lah yang mempersiapkan
dan mengurus kami agar siap tampil mulai dari pembuatan naskah, record,
properti, latihan
drama, latihan tari, sampai mempersiapkan tata busana dan tata rias kami pada
waktu hari H.
Setelah bersepakat dengan pelatih
dalam beberapa hal kami mulai menjadwalkan latihan rutin bersama pelatih.
Latihan rutin bersama pelatih dilaksanakan pada hari sabtu. Awalnya latihan
dijadwalkan mulai jam 9-10 pagi, tapi ternyata pelatih datangnya sangat
terlambat. Tentu saja pada saat itu beberapa temanku sedikit naik darah.
Pelatih pun meminta maafdanmulai hari itu kami merubah jadwal latihan menjadi
sabtu jam 1 siang. Pada pertemuan pertama dan kedua Mas sidik hanya memberi
arahan dasar dalam drama seperti dalam acting, blocking, penghayatan dialog,
dan lain-lain. Pada pertemuan berikutnya kita mulai membahas pembagian peran, record,
latihan tari, dan lain-lain.
Setelah pertemuan pertama dan kedua
jadwal latihan sempat dipending cukup lama bertepatan dengan bulan puasa dan
hari raya idul fitri. Dengan begini sebenarnya banyak waktu yang terbuang
sia-sia, di hari libur yang seharusya bisa dimanfaatkan untuk latihan tidak
dimaksimalkan. Bahkan kelasku sampai mendapat kritikan dari pembina pagelaran
yaitu Pak Saiful karena banyak membuang-buang waktu. Akan tetapi, mau bagaimana
lagi dipendingnya latihan kami atas kesepakatan dan bukan tanpa alasan, pada
waktu libur puasa sebagian anak ada yang pulang kampung sehingga mengurangi
tingkat kehadiran yang juga berdampakpada efektivitas latihan jika latihan
tetap dilaksanakan.
Setelah libur puasa dan idul fitri berakhir kami
kembali pada jadwal latihan semula. Pertemuan-pertemuan berikutnya di isi dengan
recording atau perekaman dialog drama yang dibantu oleh mas sidik sendiri,
serta latihan tari yang dibantu oleh mbak ifel dan mas robi. Di hari sabtunya
kami diajarkan gerakan gerakan tari oleh mbak ifel atau mas robi dan dihari
jum’atnya kami mengadakan latihan mandiri untuk melancarkan kembali gerakan
yang sudah diajarkan.
Menurutku, untuk masalah
kedisiplinan dalam latihan kelasku cukup sadis tapi tidak tegas. Di awal kami
telah menyepakati aturan-aturan dengan sanksi berupa denda yang telah ditentukan
nominalnya.. Tetapi, di minggu-minggu awal terjadi beberapa revisi yang
disepakati sebelumnya karena dinilai terlalu mahal dan tidak manusiawi.
Walaupun begitu, tetap saja ada anak yang tidak membayar meski telah melanggar
aturan yang sudah disepakati.Padahal hasil dari penarikan denda ini akan
digunakan untuk membantu anak yang kurang mampu membayar iuran sewa pelatih
yang memang cukup mahal yaitu Rp. 400.000/anak. Mahalnya harga pelatih juga
kami siasati dengan mencicil setiap minggunya ke bendahara.
Dalam persiapan pagelaran ini,
selalu saja ada konflik yang terjadi baik dengan teman sekelas ataupun dengan
kelas lain yang satu pelatih dengan kelas kami. Konflik dengan kelas lain
biasanya dikarenakan bentrok jadwal latihan dengan pelatih, alhamdulillahnya
konflik ini tidak sampai bikin ricuh dan diselesaikan dengan damai. Tidak hanya
dengan kelas lain, dikelasku konflik juga terjadi antara kubu cowo dan kubu
cewe. Waktu itu tepat setelah PTS berakhir, kubu cewe meminta agar jadwal
latihan yang seharusnya hari sabtu diganti hari minggu karena sebagian dari
mereka ada yang mengikuti try-out akbar. Sedangkan di hari minggu kubu cowo
berencana untuk refreshing ke Tombo Coffee. Nah dari sini dimulailah
pertikaian, ciwi-ciwi pada ngomel di grup whatsapp kelas, capslock tiba-tiba
pada jebol, bahasanya mulai ngegas, wkwkk. Tetapi alhamdulillah, konflik dapat diselesaikan dengan damai, latihan
tetap dilaksanakan, dan refreshing ke tombo juga jalan malahan yang cewe pada ikutan,
wkwkw.
Semua konflik yang terjadi
sungguhmembuat persiapan pagelaran ini semakin berwarna. Meski kami harus
menguras banyak waktu, tenaga, dan materi, semua dapat terbayarkan karena
pagelaran berjalan dengan baik dan memberi banyak manfaat. Selain untuk mengisi
nilai paraktek seni budaya kami,kami juga dapat mengekspresikan diri, menambah
pengalaman dan pemahaman kami tentang konsep pagelaran, juga meningkatkan
keharmonisan dan keakraban baik dengan satu kelas maupun antar kelas. Selain
itu pagelaran yang diadakan dengan mengundang guest star fourtwnty juga sangat
menghibur terutama bagi kelas 12 yang sebentar lagi akan berhadapa dengan
perjuangan berat yaitu UN dan pendaftaran Perguruan Tinggi.
Tentunya semua ini akan menjadi
kenangan tersendiri yang mungkin tak terlupakan setelah kita lulus dari SMAN 3
PEKALONGAN ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......