ANALISIS
ALAT MUSIK KESENIAN SANDUL
- Kenthongan
Gb.
1 Alat Musik Kenthong
Alat
musik ini terbuat kayu yang diberi rongga di dalamnya. Hampir mirip seperti
kentongan dari bambu berbentuk lonjong dengan pemukul yang juga terbuat dari
kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat pemukul. Fungsi kenthong dalam
kesenian sandul sebagai pengatur tempo seperti halnya dalam kesenian Jawa
seperti instrument ketuk, tetapi mempunyai variasi ketukan yang beragam.
Kentongan pada
kesenian sandul dibuat dengan pertimbangan kesenian, keindahan, yang akan
mewujudkan nilai rasa dalam arti luas dan dapat mewakili kebudayaan dalam arti
luas. Irama kentongan adalah seni dan berfaedah, selain mewakili alam juga
teknologi. Oleh karenanya produk kesenian seperti pada kentongan dalam kesenian
sandul dibuat karena gaya indah yang tidak secara langsung mencukupi kebutuhan
praktis. Kentongan di berbagai daerah tidak sekedar sebagai alat pemberi tanda
bila terjadi musibah, seperti: kebakaran, pencurian, pembunuhan, bencana alam,
dan kematian. Tetapi juga untuk mengumpulkan massa bergugur-gunung atau
bergotong royong.
Kentongan
merupakan perkembangan lebih lanjut dari bahasa genderang dari masa lampau.
Kini genderang masih tetap dibunyikan sebagai pembawa berita untuk hal-hal yang
istimewa seperti: wabah penyakit, kematian, gempa bumi, menyemarakkan
pertandingan, gerhana bulan atau gerhana matahari. Kentongan di dalam kesenian
sandul berbentuk burung, yang dikonotasikan sebagai sebuah keindahan, dan
dikonotasikan manusia apabila dapat berpadu satu dengan yang lain pasti akan
mewujudkan keharmonisan serta keindahan hidup. Jika Dilihat makna dari
fungsinya sebagai pengatur tempo dan bunyinya “thuk”, itu dikonotasikan mathuk
yaitu setuju atau cocok. Jadi kentongan dalam kesenian sandul ini dikonotasikan
bahwa dalam kehidupan di dunia harus hidup harmonis satu dengan yang lainnya
agar tercipta keindahan hidup. Kemudian di dalam kehidupan bermasyarakat kita
harus saling setuju dalam suatu permusyawaratan agar tercipta kemufakatan
keputusan apapun.
Bentuk Komposisi
Permainan Musik Kentongan
Kentongan : X 0X X 0X X 0X X 0X
- Kendhang
Gb.
2 Kendang Tengahan / Kendang Sabet
Kendang
dalam kesenian sandul sama dengan kendang dalam karawitan Jawa. Fungsinya
sebagai pengiring tari dan mempunyai sekaran kendang tersendiri. Kendang
terbuat dari kayu yang berbentuk tabung yang sisi-sisinya ditutupi oleh kulit
sapi dan pada tubuh kendang terdapat tali yang terbuat dari kulit sapi juga
yang berfungsi sebagai tune kendang.
Kendang berasal
dari kata kendhali dan padang, yang dikonotasikan keinginan harus dikendalikan
dengan pikiran dan hati yang bersih. Setiap kita mempunyai keinginan lakukanlah
dengan pikiran yang jernih, penuh kepositifan. Diimbangi dengan hati yang
bersih, dengan tujuan bahwa keinginan ini akan membawa kebaikan bagi orang
banyak. Untuk bunyinya yang berbunyi dang, dang, dang, berasal dari kata Ndang
dikonotasikan segeralah, berarti manusia segera beribadah kepada Allah SWT.
Kendang berarti
kedah tandang (harus maju). Dikonotasikan, umat Islam harus maju. Maju pikirannya, maju ilmunya,
dan harus mampu menjadi pimpinan. Apakah pemimpin bangsa, pemimpin daerah,
pemimpin perusahaan, pemimpin sekolah dan pemimpin lainnya. Sebagai pemimpin
sudah barang tentu harus memiliki sifat-sifat jujur, adil, terbuka, berwibawa,
tegas, dan selalu memperhatikan keadaan yang dipimpinnya.
- Bendhe
Gb.
3 Alat Musik Bendhe
Bendhe adalah alat musik pukul yang
terbuat dari logam campuran
(kuningan, tembaga dan besi). Bentuknya seperti gong hanya ukurannya lebih
kecil. Alat yang digunakan untuk menabuh bendhe
terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat tabuh. Pada musik
instrument bendhe berfungsi sebagai pemangku irama.
Pada
zaman dahulu, bendhe menjadi alat
komunikasi penting bagi raja untuk mengumpulkan rakyatnya, apabila ada
sesuatu yang harus diumumkan kepada rakyat. Salah satu
pemanfaatan Bendhe pada jaman dulu adalah alat
yang biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada masyarakat agar berkumpul di alun-alun terkait informasi dari
penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut,
atau untuk menandai adanya keramaian seperti topeng
monyet atau pesta rakyat yang
lain.
Fungsi dari alat
musik Bendhe pada kesenian Sandol ini dikonotasikan sebagai bentuk kehidupan
manusia berdasarkan status sosial.Bendhe yang berukuran paling besar dengan
ketukan yang bersamaan dengan gong bumbung tepatnya pada ketukan ke delapan,
dikonotasikan sebagai pejabat dan petinggi negara yang pada kenyatannya hanya
duduk diam saja, sangat jarang melaksanakan kewajiban sebagai wakil rakyat,
akan tetapi gaji atau upah yang mereka dapatkan sangatlah besar. Sedangkan
Bendhe dengan ukuran sedang sebagai filler
(pengisi pada ketukan 2,4,6,8) dan Bendhe ukuran paling kecil dengan
ketukan yang hampir sama dengan Kenthongan yaitu sebagai pengatur tempo
(dibunyikan pada setiap ketukan), dikonotasikan sebagai rakyat kecil dan
menengah, seperti cleaning service, buruh, tukang, dll, yang harus bekerja
keras banting tulang setiap hari namun gaji atau upah yang mereka dapatkan
sangat kecil dan tidak sebanding dengan tenaga yang mereka buang saat bekerja.
Bendhe dalam karawitan
Jawa sejenis bonang, namun dalam kesenian sandul hanya ada tiga nada yang
mempunyai ukuran tersendiri. Bendhe dengan ukuran paling besar ketukannya
bersamaan dengan gong lebih tepatnya di ketukan ke delapan. Bendhe dengan
ukuran sedang berfungsi sebagai filler
dan ukuran kecil mempunyai ketukan yang hampir sama dengan kenthongan namun
lebih banyak mempunyai variasi ketukan. Alat yang digunakan untuk menabuh
bendhe terbuat dari kayu yang ditutupi kain di bagian atas alat tabuh.
Bandhe :
X X X
X X
X 0 X
- Angklung
Gb.
4 Alat Musik Angklung
Bentuk Komposisi
Permainan Musik Angklung
Angklung 1
: X
. X .
X . X
.
Angklung 2
: .
X . X . X
. X
Angklung 3
: X
X X X
X X X
X
Angklung
dalam kesenian sandul terbuat dari bambu seperti pada umumnya, namun bentuknya
berbeda. Bilahan angklung dalam kesenian sandul diletakkan pada kerangka
berbentuk segitiga yang terbuat dari bambu dengan ornamen bulu angsa diatasnya.
Bunyi yang dihasilkan angklung dalam kesenian sandul ini lebih lembut, tidak
seperti angklung pada umumnya. Terdapat tiga jenis angklung di kesenian sandul, yaitu angklung ageng,
angklung tengahan dan angklung alit.
Angklung ageng
dimainkan pada ketukan ganjil yaitu satu, tiga, lima dan tujuh. Angklung
tengahan dimainkan pada ketukan genap yaitu ke dua, empat, enam dan delapan.
Angklung alit mempunyai peran sebagai pengatur tempo, dimainkan pada setiap
ketukan. Angklung pada kesenian sandul mempunyai nada 5 (ma) yaitu angklung
ageng denagn tinggi 58 cm, angklung tengahan yang mempunyai nada 6 (nem) dengan
tingggi 52 cm dan angklung alit yang mempunyai nada i (ji) dengan tinggi 46 cm.
- Gong Bumbung
Gb.
5 Alat Musik Gong Bumbung
Gong
bumbung terdiri dua jenis alat. Alat pertama yang berukuran lebih besar terbuat
dari kayu dilubangi hanya di bagian atas. Alat kedua yang berukuran lebih kecil
berfungsi sebagai alat tiup yang terbuat dari bambu berukuran kecil. Teknik
permainannya seperti membunyikan alat musik terompet, semakin kecil lubang yang
dihasilkan nada yang keluar semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Nada yang
dihasilkan gong bumbung yaitu nada 5 (ma)
dan 1 (ji). Pola peniupan gong
bumbung sesuai kendang. Struktur alat musik dari kedua alat gong bumbung terdapat bambu
kecil (semprong) yang berperan sebagai
mothpice penghasil suara tinggi dan
bambu besar sebagai penampung suara. Apabila bambu kecil (semprong) di mainkan
hanya menghasilkan suara pum...pum...puuuum
Sedangkan bambu besar tidak menghasilkan suara apapun tanpa bantuan dan tiupan bambu kecil. Bambu kecil kemudian
di tiup dan di masukkan ke bumbung besar agar mendapatkan kesan suara
besar/Bass menghasilkan suara Bum....bum...bumm.
Bunyi Bum...atau bisa Gung..... lazimnya sebuah bunyi gong adalah di akhir
sebuah dari sebuah irama musik.
Gong bumbung
dalam kesenian sandul fungsinya sama dengan kempul yang dikonotasikan kumpul
(berkumpul) atau berjama’ah. Setelah ditabuh sekali, dua kali, tiga kali
disusul bunyi gong. Semua amal ibadah kita ditujukan kepada Yang Maha Agung.
Namun pada gong bumbung ini bukan ditabuh atau dipukul, tetapi menggunakan
teknik tiup. Kemudian gong bumbung juga berfungsi sebagai gong, Gong dalam
gamelan jika dipukul bunyinya, “Ger....” bunyi suaranya berat dan panjang
bergelombang. Musik apa pun bila tanpa gong atau bass tidak enak didengar.
Menurut masyarakat Cirebon, bunyi “Ger...” tersebut dikonotasikan Allahu Akbar.
Maknanya, kita sebagai umat Islam harus selalu ingat Kepada Allah Yang Maha
Pencipta. Cara yang terbaik adalah melalui shalat lima waktu sebab setiap
gerakan shalat didahului dengan kata Allahu Akbar. Selain itu, bunyi “Ger...”
tersebut adalah bunyi terakhir. Ini juga dikonotasikan bahwa pada akhirnya
nanti semua umat akan kembali kepada Yang Maha Pencipta.
Gong Bumbu
: X
0 X 0
0 X X’
0
Keterangan = X : Tiupan keras
X’
: Tiupan Lemah
- Terbang
Gb.
6 Alat Musik Terbang
Terbang
mempunyai dua pola ritme, yang pertama sebagai iringan jogetan yang ke dua sebagai iringan tembangan. Iringan jogetan pada ketukan pertama dibunyikan bung (b)
dihasilkan apabila memukul terbang di tengah membran, pada ketukan 2-4 kosong,
diketukan ke lima dibunyikan tak (t) dihasilkan
apabila memukul terbang di pinggir membran, ketukan 6-7 kosong, dan terakhir
ketukan ke delapan dibunyikan bung (b).
Komposis Terbangan Iringan Jogetan : b . . . t . . . b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......