Mulutmu Buayamu
Ada hal yang harus diperhatikan selain sikap dan sopan santun, yaitu cara berbicara. Walaupun merupakan hal sepele, tetapi juga bisa menimbulkan bahaya yang sangat besar. Apalagi omongan itu membuat hati kita tersinggung atau tersindir.
Banyak kejadian yang terjadi karena hal itu. Kerap sekali siswa melontarkan kata-kata yang tak pantas diucapkan, walaupun itu diucapkan tanpa sepengatuan kita. Semua itu sering dilakukan oleh banyak siswa, laki-laki ataupun perempuan. Bahkan perkataan itu sering ditujukan kepada guru yang membuat guru geram akan hal itu.
Jaman sekarang, orang sering meggunakan kata-kata kasar untuk mendapatkan perhatian dari orang lain agar dapat dihargai dan di hormati. Atau lebih tepatnya, agar dianggap oleh orang lain. Itu biasa dilakukan oleh orang yang tertua kepada yang lebih muda.
Sama yang terjadi pada sekolah ini. Banyak yang mengunakan omongan-omongan yang tidak mengenakan untuk menyatakan perasaan kesalnya terhadap siapapun tanpa kecuali orang yang lebih tua atau seorang guru. Sangat disayangkan. Tapi itulah kebiasaan murid yang sedang mengalami masa-masa pubernya.
Pertama, hal itu biasa dilakukan oleh kakak kelas kepada adik kelasnya. Awalnya hanya menyindir, tetapi lama kelamaan akan menimbulkan suasana yang tidak baik. Sering juga menyebabkan kakak kelas itu marah dan melabrak adek klasnya itu. Kejadian itu pernah terjadi di sekolah ini. Mungkin hanya beberapa saja, tapi juga ada yang mengalaminya. Sistem yang diterapkan adalah sistem kroyokan atau kelompok. Dan bisa sampai membuat orang yang dia labrak mengalami depresi atau selalu terbayang-bayang akan itu. Cara melabraknyapun bervariasi. Ada yang langsung datang ke kelas yang bersangkutan, menyetopnya saat pulang sekolah, mengempiskan ban kemudian menghampirinya dan ada juga yang hanya melirikan pandangan tajam. Itu situasi jika dia berkelompok, tapi jika sendirian tidak berani melakukan apa-apa.
Selain cara itu, juga ada lagi yang bisa menimbulkan depresi, yaitu seringnya diejek oleh seseorang. Banyak kasus yang menyangkut hal ini. Sering sang korban melapor kepada guru untuk mendapatkan perlindungan. Dan setelah itu sang guru menegur anak itu. Tapi, jika hanya menggunakan teguran saja. Rasanya tidak setimpal dengan apa yang dirasakan. Untung saja tidak mengalami depresi yang berat. Kalau sampai hal itu terjadi, siapa yang bertabggung jawab?
Selain terjadi dikalangan siswa, hal itu terjadi juga pada guru. Kebanyakan guru yang sabar yang mengalaminya. Banyak kata-kata yang tak sopan yang sering keluar dari mulut seorang siswa, sehingga gurupun marah dibuatnya. Tapi menurutnya, hal itu sudah terbiasa. Beliau hanya bisa memarahi siswa itu tanpa membalasnya. Baginya itu sja sudah cukup. Asalkan siswanya itu dapat mengikuit pelajarannya dengan baik.
Sebenarnya, ada jalan yang bisa dilakukan selain dengan menggunakan omongan kasar ataupun perbuatan yang tidak menyenangkan. Tapi jarang sekali yang menggunakan itu. Kita hanya bisa mengingatkan, kalau mulut itu adalah aurat, terlebbih lagi bagi kaum wanita. Itu adalah salah satu yang harus dijaga. Kalau kita merasa marah atau tersinggung dengan sesuatu hal, lebih baik di selesaikan dengan cara damai. Dan berusaha berlapang dada atas semuanya itu.
Mulai dari sekarang, kita harus bisa menjaga mulut ini dengan baik. Jangan sampai dengan mulut ini, kita hanya bisa membuat oaring terluka. Mungkin kita tidak akan merasakan seprti apa rasanya mendapat omongan yang tidak mengenakkan, tapi orang yang kita ejek itu selalu terbayang akan semuanya itu. Dan jangan pernah semua itu tak ada balasannya. Balasan itu akan dating, sama seperti apa yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......