LAPORAN SENI BUDAYA
PEKAN BATIK INTERNATIONAL
(PBI) KE-2
Nama Kelompok :
1.Asri Nafiatin (04)
2.Avina Firliyani V. (05)
3.Ika Paula F. (09)
4.Sani Cipti R. (29)
SMA NEGERI 3 Pekalongan
Tahun Ajaran 2008/2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai tugas Seni Budaya dengan judul “Pekan Batik International” di Pekalongan.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Syaiful selaku guru mata pelajaran Seni Budaya yang telah membimbing dan memberikan pengarahan demi lancarnya tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih punya lubang yang terliang dan masih banyak rongga yang terangah.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata pelajaran seni Budaya.
Pekalongan,Mei 2009
Tim Penyusun
Desain Alat
Meskipun bentuk seni batik sangat rumit, alat yang digunakan masih sangat sederhana. Yang canting, diyakini menjadi murni Jawa invensi, adalah kecil tipis dinding spouted tembaga kontainer (kadang-kadang disebut lilin pena) yang terhubung ke singkat menangani bambu. Biasanya adalah sekitar 11 cm. panjang. Tembaga kontainer diisi dengan melted wax Artisan dan kemudian menggunakan canting untuk menggambar desain pada kain.
Tjanting
Batik Tjanting Alat
Canting memiliki berbagai ukuran spouts (ke nomor sesuai dengan ukuran) untuk mencapai efek beragam desain. Tergadai dapat bervariasi dari 1 mm untuk diameter rinci sangat baik untuk bekerja lebih luas spouts digunakan untuk mengisi bidang desain besar. Titik dan garis paralel dapat diambil dengan canting yang memiliki hingga 9 spouts. Kadang-kadang menggumpal dari kapas adalah kunci melalui mulut atau canting yang dilampirkan tongkat yang bertindak sebagai sikat untuk mengisi di daerah sangat besar.
Wajan
Wajan yang merupakan wadah yang memegang melted wax. Sepertinya kecil bajan. Biasanya itu yang terbuat dari besi atau tanah. Wajan yang ditempatkan pada sebuah batu bata kecil atau kompor arang pembakar semangat yang disebut 'Anglo'. Lilin yang disimpan di negara melted sementara Artisan adalah penerapan lilin pada kain.
Lilin
Berbagai jenis dan kualitas dari lilin yang digunakan dalam batik. Waxes umum digunakan untuk batik terdiri dari campuran melilini, digunakan untuk sifat lunak, dan minyak tanah, yang digunakan untuk kegemburan. Resins dapat ditambahkan untuk meningkatkan kerekatan dan hewan Fats menciptakan likuiditas yang lebih besar.
Waxes yang terbaik di
Lilin yang harus disimpan pada suhu. J lilin yang terlalu dingin akan menyumbat tergadai dari canting. J lilin yang terlalu panas akan mengalir terlalu cepat dan tak terkendali. Artisan yang akan meniup sering menjadi tergadai dari canting lilin sebelum mendaftar ke kain untuk menghapus segala hambatan canting.
Tjap
Membuat batik sangat memakan waktu kerajinan. Berkembang untuk memenuhi tuntutan dan membuat kain lebih terjangkau
Setiap cap tembaga blok adalah yang membuat suatu desain unit. Cap yang terbuat dari tembaga 1,5 cm lebar garis yang bengkok ke dalam bentuk desain. Potongan-potongan kecil kawat digunakan untuk titik-titik. Ketika selesai, pola strip tembaga terpasang ke menangani.
Cap yang harus dilakukan tepat. Hal ini terutama benar jika pola yang akan dicap di kedua sisi kain. Adalah penting bahwa kedua sisi topi yang identik sehingga pola akan konsisten.
Kadang-kadang ada cap lasan antara dua grids seperti potongan-potongan tembaga yang akan membuat dasar untuk bagian atas dan tutup dengan lilin theApplying bawah. Blok di potong setengah di pusat sehingga pola pada masing-masing setengah identik. Cap berbeda dalam ukuran dan bentuk, tergantung pada pola yang diperlukan untuk mereka. Hal ini jarang bahwa cap akan melebihi diameter 24 cm, karena hal ini akan membuat penanganan terlalu sulit.
Laki-laki biasanya menangani aplikasi yang menggunakan lilin cap. J potong kain yang melibatkan rumit desain dapat memerlukan sebanyak sepuluh set cap. Penggunaan topi, karena bertentangan dengan canting, untuk menerapkan lilin telah mengurangi jumlah waktu untuk membuat kain.
Saat ini, batik kualitas didefinisikan oleh cap atau tulis, yang berarti kedua tangan-larut desain yang menggunakan canting, atau kombinasi, gabungan dari dua teknik.
Dyes
Warna tradisional Jawa Tengah batik dibuat dari bahan alami dan terdiri terutama dari krem, biru, coklat dan hitam.
Tertua warna yang digunakan dalam pembuatan batik tradisional adalah biru. Warna dibuat dari daun tanaman dari Indigo. Daun yang telah dicampur dengan gula dan tetes limau dan kiri untuk berdiri di malam hari. Kadang-kadang getah dari Tinggi pohon telah ditambahkan untuk bertindak sebagai agen pemasangan. Lighter biru telah dicapai oleh meninggalkan kain di celup mandi untuk jangka waktu yang singkat. Untuk warna gelap, kain yang akan di celup kiri mandi selama berhari-hari dan mungkin telah terendam hingga 8 - 10 kali sehari.
Dalam batik tradisional, yang kedua warna diterapkan adalah disebut warna coklat soga. Warna bisa mulai dari lampu kuning ke coklat gelap. Celup yang berasal dari kulit yang Soga pohon. Warna lain yang biasanya digunakan adalah warna merah gelap disebut mengkuda. Celup ini dibuat dari daun yang Morinda Citrifolia.
Final hue tergantung berapa lama dengan kain yang kebasahan di mandi celup dan seberapa sering ia dipped. Skilled artisans dapat membuat banyak variasi warna tradisional ini. Selain biru, hijau akan dicapai oleh pencampuran biru dengan kuning; ungu telah diperoleh oleh pencampuran warna biru dan merah. Soga coklat yang dicampur dengan warna biru tua gelap akan menghasilkan warna biru-hitam.
Unsur malam /lilin :
1.Damar / mata kucing
2.Gondorukem
3.Zat pembangkit tawas
4.Parasin wax BPM
Zat pewarna
1.zat warna Alam
Berbicara tentang batik tidak pernah akan terlepas dari motif dan warna yang menjadi daya tarik utama dari batik itu sendiri. Ada beberapa jenis zat warna yang digunakan dalam proses pembuatan batik, antara lain naptol, zat warna asam, direk dan banyak lagi jenis-jenis zat warna lainnya. Kini pewarna alam kembali diminati dan berkembang dikalangan pembuat batik walaupun lebih rumit pembuatannya. Alasan utamanya adalah pewarna alam lebih ramah lingkungan dan otomatis hasil warnanya lebih natural..lebih sejuk dipandang mata.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat pewarna alam ini dapat ditemukan di sekitar kita, bunga, kulit buah bahkan kulit kayu juga dapat dimanfaatkan. Cara pembuatannya pun cukup sederhana, kita hanya perlu mencuci material yang akan dipergunakan, lalu dipotong kecil-kecil dan direbus minimal 12 jam. Semakin lama kita merebusnya semakin bagus hasil pewarnaannya.
Untuk mendapatkan warna ungu kita dapat memakai kulit buah manggis, warna coklat, abu-abu, dan hitam dapat digunakan kulit rambutan, untuk warna kuning dan oranye kita dapat mencoba menggunakan kunyit. Dan pastinya masih banyak bahan-bahan lain yang dapat dipergunakan untuk dijadikan zat warna alam…mengapa tidak kita coba berkreasi dengan bahan-bahan disekitar kita..terutama bahan yang sudah tidak dapat kita pergunakan,lagi pula dapat kita gunakan menjadi alternatif daur ulang yang cukup menarik.
2.Zat pewarna Sintetik
1.zat warna reaktif R3B (mengarah pada warna merah)
2.zat pembangkit tanjung
3.zat warna reaktif R8B(mengarah pada warna merah tua)
4.zat warna reaktif B2R (mengarah pada warna biru)
1.Display Mannequin
Mix kain Batik Sarung dan Selendang Material dasar kain Sutera
Termasuk Batik Tulis
Koleksi : Batik Kraton-Pak Zikin Pekalongan
2.Display Mannequin
Mix kain Batik Sarung dan Selendang Material dasar kain Sutera
Termasuk Batik Tulis
Koleksi : Batik Kraton-Pak Zikin Pekalongan
3.Display Mannequin
Dress by SMKN 3 Pekalongan
Kain batik sarung selendang batik Parada
Material dasar kain : Sutera Batik Tulis
Koleksi : Ibu Tuty Cholid-jkt
4.Display Mannequin
Mix Kain Batik Parada
Materia Dasar Kain : Organdy Silk
Batik tulis
Koleksi Ibu Tuty Cholid Jkt
5.Display Mannequin
Kain Batik Sarung Selendang
Material Dasar Kain Sutera
Batik Tulis
Zat Pewarna Alam
6. Display Mannequin
Kain Batik Sarung dan Blouse
Material Dasar Kain : Sutera
Batik Tulis
Koleksi Ibu Ozzy
7. Display Mannequin
Mix Kain Batik Motif modern
Material Dasar Kain : Siffon Silk
Koleksi : Ibu Ozzy
8. Display Mannequin
Mix Kain Batik Motif Modern
Material Dasar Kain Silk
Koleksi Ibu Ozzy
Macam-macam Batik Kain Sarung
9.kain sarung Batik baturaden
Material dasar kain katun
Teknik penggerjaan Batik Tulis
Koleksi : Omah Batik Baturaden
10.Kain Batik Sarung
Bahan Dasar Kain Sutera
Teknik Pengerjaan Batik Tulis
Koleksi : Batik Kraton-Zikin Pekalongan
11.Kain Sarung Batik Pekalongan
Material DasarKain Katun
Batik Tulis
Koleksi:Batik Bin Yusuf Pekalongan
12.Kain Selendang Batik Motif Sulur
Bahan Da kain sutera
Teknik pengerjaan Batik Tulis
Koleksi Ibu Tuty Cholod Jakarta
13.Canting cap
koleksi : SMKN 3 Pekalongan
14.Batik Modern
Bahan dasar kain katun
Batik Tulis
Koleksi : Batik Nanas Madura
15.Kain Batik Motif Sekar Jagad
bahan dasar kain Sutera
Batik Tulis
Koleksi : Ibu tuty Cholid Jkt
16.Kain Sarung Batik Motif Geometris dan Tumpal
Bahan dasar kain sutera
Batik TULIS
Koleksi Ibu tuty Cholid Jkt
17.Kain panjang batik Milti Colour
bahan dasar kain sutera
teknik P : batik tulis
koleksi Ibu Tuty Cholid Jkt
18. Batik Motif Kawung
bahan dasar kain Katun
teknik p : Batik Tulis
koleksi Ibu Mimiek Pkl
19.Batik siang malam
Bahan dasar kain katun
Teknik p : batik tulis
Koleksi : Ibu Mimiek pkl
20.Kain sarung batik MixSulam Tapis
bahan dasar kain sutera
teknik : Batik tulis dan sulam tangan
koleksi ibu tuty cholid jakarta
Proses Pembatikan
Batik Tulis
Batik Tulis merupakan batik yang spesial dan mahal dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
- Tahap pertama atau disebut juga proses pembatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dilukis dengan pensil.
- Tahap kedua, melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan mengikuti pola tersebut pada kedua sisi (bolak-balik).
- Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna).
- Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu
- Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
- Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
- Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
- Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
- Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
- Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
- Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Batik cetak atau yang disebut juga dengan batik cap, merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan batik ini dapat diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini.
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik cetak ini:
- Tahap pertama atau disebut juga proses pembatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan dicap/dicetak. Dengan mencelupkan alat cap tersebut ke lilin panas dan kemudian ditekan pada kain.
- Tahap selanjutnya yaitu, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
- Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
- Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
- Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
- Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
- Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
- Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
- Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......