MUSIK INDUKAN
DAERAH BANDAR KAB.BATANG
Dipresentasikan dalam seminar seni musik tradisional
Karisidenan Pekalongan
Tegal, 7 Maret 2006
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LATAR BELAKANG
SEJARAH MUSIK
KEUNIKAN ALAT MUSIK
ALAT MUSIK DAN PARA PEMAIN
FUNGSI DAN PERANAN
KESIMPULAN
CONTOH LAGU
DAFTAR PUSTAKA / NARA SUMBER
KATA PENGANTAR
Sebagai generasi penerus bangsa, kita mencoba untuk melaksanakan tugas yang secara tidak langsung telah ditumpukan kepada kami, yaitu melestarikan kebudayaan / kesenian. Minimal kebudayaan / kesenian di wilayah sekitar tempat tinggal kita sendiri.
Seiring dengan perkembangan jaman, seperti saat ini, kebudayaan yang seharusnya tetap terjaga dan makin berkembang, malah mulai punah.Mungkin hanya sebagian atau bahkan tidak sebagian dari kita yang mengenal ataupun mau mengenal kebudayaan sendiri. Apalagi seni musik yang terkesan kuno dan norak bagi anak-anak jaman sekarang.
Oleh karenanya kami mencoba mengenalkan kesenian Indukan. Seni musik tradisional Desa Bandar, Kabupaten Batang kami mencoba membeberkannya pada halaman berikutnya.
Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Kami mencoba mengupas lebih dalam kesenian Indukan, agar kita dapat mengenal kesenian di daerah sendiri. Karena menurut kami, bila kita ingin melestarikan kebudayaan nasional, maka kita harus memulai mengenal kebudayaan yang lingkupnya lebih sempit dahulu. Kemudian baru setelah kita menguasai atau paling tidak tahu, kita dapat berlaku sama pada kebudayaan kita yang lain, kebudayaan nasional.
Pepatah mengatakan “tak kenal, maka tak sayang”, yang juga berlaku pada seni. Kita harus mengenalnya secara dekat agar segalanya dapat tetap dinikmati oleh anak cucu kita. Dan semoga kesenian ini dapat dikenal secara luas oleh masyarakat luas.
B. PEMBAHASAN
1. SEJARAH MUSIK
Kesenian INDUKAN ini tidak diketahui secara pasti dimana, dan kapannya, serta siapa pendirinya. Menurut nara sumber yang kami temui, kesenian ini ada pada ratusan tahun lalu. Kesenian ini di kenalkan secara turun temurun. Awalnya seorang Siba Saibu, pengikut Syekh Maulana Magribi. Sebagai media dakwah atau memperkenalkan agama Islam di lingkungan Bandar dan sekitarnya.
Kesenian ini memiliki nma yang berbeda walaupun dengan artian yang sama. Beberapa namanya, yaitu:
- Terbang Jawan
- Kemplingan
- Zamzamen
- Dengklung
Masyarakat Bandar pada umumnya, saat ini lebih mengenal kesenian ini dengan nama Dengklung. Pada awalnya, tangga nada yang digunakan adalah pentatonis. Namun menurut perkenbangan jaman, musik ini menggunakan dua tangga nada. Sesuai dengan kebutuhan, yakni pentatonis dan diatonis.
Ada sebuah perkumpulan pemain musik ini, dengan nama AL FALLAH.Tetapi kemudian berubah bernama “Perkumpulan Denglung PKK Bandar”. Yang turut melestarikan kesenian ini, sejak tahun 1975. Perubahan nama ini ditujukan untuk menambah kesan nasionalisme saja. Selain bertujuan untuk melestarikannya, juga sebagai alat penyampai pesan-pesan pemerintah, dan untuk menambah kesibukan. Kelompok PKK ini juga menerima panggilan untuk mengisi hiburan hajat. Dengan musik kreasi sendiri dan gabungan dengan danggut dan keroncong.
2. KEUNIKAN MUSIK INI
Musik ini sangat unik karena benar-benar merupakan warisan nenek moyang. Selain itu musik ini diambil atau dibuat berdasarkan sebuah kitap kuno, yang selalu di simpan oleh generasi atau keturunan Saiba Saibu. Kitab ini disimpan secara turun temurun hingga sekarang. Yakni kitab AL BARZANZI, yang kini sudah mulai kumal dan lapuk termakan usia.
3. ALAT MUSIK DAN PARA PEMAIN
Kesenian ini menggunakan berbagai macam alat musik. Tetapi ada beberapa alat musik khas yang tidak dapat ditemui di kelompok kesenian musik tradisional yang bernafaskan Islam sekalipun.
Alat-alat tersebut (tersusun mulai dari yang terbesar) adalah:
- Jidur
- Kempur
- Bibit
- Kempling
Namun ada satu alat musik yang menjadi pengatur ritme, birama, dan harmonisasi, yakni Kendang Seblak. Semua alat musik ini berbentuk bulat dengan kedua ujungnya berlubang. Salah satu ujungnya ditutup dengan kulit kerbau. Tetapi seiring perkembangan jaman dan keinginan konsumen, maka alat-alatnya bertambah banyak dan semakin lengkap. Dari mulai Organ, Bass, Drum hingga Tamborin.Yang digunakan untuk mengiringi lagu dangdut dan keroncong.
Dulu musik ini hanya dimainkan oleh laki-laki tua, khusus untuk hajatan dan harus di gelar semalam suntuk tanpa jeda. Namun sekarang malah para ibu-ibu dan hanya sebagian kecil penduduk laki-laki.
4. FUNGSI DAN PERANAN
Pada dasarnya kesenisn musik ini bertujuan sebagai penarik masyarakat setempat, atau sebagai media dakwah Islam. Namun sekarang lebih ditekankan sebagai musik tradisional yang perlu dijaga, yang juga bisa membantu perekonomian warga Bandar. Khususnya ibu-ibu anggota PKK, yang menerima panggilan untuk mengisi hiburan pada hajat-hajat yang diadakan di Desa Bandar dan sekitarnya. Seperti pernikahan, khitanan, dan peringatan-peringatan hari besar agama Islam.
Sekitar tahun 1997, perkumpulan ini juga diundang perayaan “ Malam Seni Batang” di Taman Mini, Jakarta. Setiap minggu, Bapak Kaffi Al Kadir (pemimpin kelompok dengklung, yang saat ini menyimpan Kitab Al Barzanzi) mengajari anak-anak kecil di sekitar rumahnya, untuk memainkan alat- alat musik tersebut. Dengan tujuan untuk melestarikan dengklung tersebut.
5. CONTOH LAGU
KHITAN
…………..oh…………
Kini saatnya kau dikhitankan
Menjalakan syariat Nabi ya Allah Ibrohim
Sebagai Atfal Ambiya’ yang dikasihi Allah
Tersebut Khalifah
Rf: Tetesan darahmu sebagai saksi
Dan sunah Rosul yang harus ditaati
Khuswatun Khasanah sebagai teladan
Sungguh mulia menjalankan kewajiban
Oh …………….. sayang
KUMBANG PADANG PASIR
Ya….. Badrotin min Khaya – Khaya kula kamali X3
Madra yu Abbiruan ( An kula kamali X2
Anta ladzi asrokta
Tafi ufukil ula
Fama khotabil anwari
( rikula dholali ) X2
Wabikas Tauarol kaumu
Ya alal huda ………….
Binsil wal in amikal
In amiural if dhai solla alaikallahu
Robi daiman abadan
Maal fakari
Wal asrol waal jamil
Ali wal askhabi mangkod khassahum
Robbul ula.
TAMAN MINI
Suasana di Taman mini
Bangunannya antik sekali
Cermin budaya yang dimiliki
Tempat orang berrekreasi
Untuk menghibur hati
Sungguh ramai sekali
Suasana di Taman Mini
Pagi sampai sore hari
Taman Mini tak pernah sepi
Pengunjung silih berganti
Berpasangan muda – mudi
Sungguh asyik sekali
C. KESIMPULAN
Kita harus turut melestarikan kesenian daerah walaupun itu terkesan kuno dan norak atau kampungan, agar kita tidak asing di negeri sendiri. Jangan sampai anak cucu kita tidak kenal dengan kesenian nenek moyangnya. Jangan sampai sumber hidup meninggal, disusul dengan kepunahan kesenian itu juga.
D. NARA SUMBER
1. Bapak Khafi Alkadir
2. Buku Naskah Lagu Dengklung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu berguna bagiku......