Jumat, 30 Agustus 2013

BATIK DAN MACAMNYA


Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus di lestarikan. Kekayaan kain nusantara ini tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Batik sebagai salah satu harta pusaka kebudayaan Indonesia terdiri dari bermacam jenis sesuai dengan daerah asal batiknya. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan . Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta . 
Untuk melestarikan dan mempertahankan batik ini tetap ada sepanjang masa maka BATIK KOESOEMA  menyediakan bahan batik dan baju dari Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem. yang bisa di gunakan untuk busana kerja, busana sehari hari, busana formal dengan menampilkan gaya dengan bernuansa klasik dan modern. Berikut ini penjelasan batik dari daerah Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem.

1. Batik Cirebon Batik Cirebon memiliki kekhasan pada pola motifnya yang mencolok, seperti motif bangunan dan awan-awan yang menjajar. Ciri khas batik Cirebon adalah motif laut dan motif megamendung yang banyak menggunakan warna biru atau merah dengan corak awan. Motif yang dipengaruhi oleh alam pemikiran cina ini diciptakan oleh pangeran Cakrabuana.Ada juga batik Cirebon dengan motif burung garuda yang dipengaruhi oleh motif batik yogja dan solo. Batik Cirebon biasanya juga dihiasi dengan motif makhluk mitos seperti campuran gajah dengan kuda atau ikan bersayap.

2. Batik Pekalongan Ciri khas motif batik pekalongan adalah corak flora atau tumbuhan dalam paduan warna cerah dan berani yang banyak di pengaruhi oleh budaya Cina, Arab, serta para pendatang lainnya. Berkat perkembangan industry batik cetak saring atau sablon, batik pekalongan biasanya di produksi secara massal sehingga menghasilkan satu desain dengan jumlah yang banyak. 
   
3. Batik Solo dan Jogja Kekhasan batik solo ada pada motifnya yang mengikuti komposisi bunga dan geometris dengan dominasi warna hitam, cokelat,merah, dan biru. Dalam batik solo, ada motif motif yang dahulu hanya boleh di gunakan oleh para bangsawan yang dinamakan motif larangan, seperti motif parang rusak klithik, dibuat ekslusif dalam artian tidak diproduksi missal dengan cara sablon Meskipun insipirasinya hampir sama dengan batik solo yang banyak menggunakan komposisi bunga dan warna bumi, batik yogya juga dapat di bedakaan dari batik daerah lain karena lebih mengusung motif yang mencerminkan kemewahan. Motif yang biasa di temukan dalam batik yogya adalah motif burung, tanaman, dan sayap garuda atau biasa di sebut motif “lar”.

4. Batik Jepara Batik Jepara? Barangkali nama ini belum begitu akrab di pendengaran kita. Kabupaten Jepara di Jawa Tengah selama ini sudah telanjur populer dengan seni ukirnya.Belum banyak yang tahu Jepara ini menyimpan potensi seni batik yang sangat luar biasa. Potensi ini bahkan berpeluang. Ciri khas dari batik jepara ini adalah tenunnya yang hampir mirip dengan tenun NTB dan tenun Bali. Namun tetap menampilkan unsur daerah jeparanya. 

5. Batik Madura Warna utama batik Madura umumnya merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. Ragam hias Batik Madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan. Semua itu digambarkan secara mencolok, kuat dan berani, yang merupakan ciri lain dari Batik Madura. Ragam hias batik Madura tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura yang berani dan tegas. 

6. Batik Lasem Batik lasem bercorak khas, sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan perwarnaan yang berani terutama warna merahnya yang menyerupai warna merah darah ayam, konon tidak dapat di tiru oleh pembatik dari daerah lain. Kekhasan lain terletak pada coraknnya yang merupakan produk silang budaya, gabungan pengaruh budaya tionghoa, budaya Jawa (Keraton Surakarta dan Yogyakarta ) dan budaya local masyarakat pesisir pulau jawa. Ragam hias khas budaya tionghoa seperti burung hong, binatang legendaries kilin (semacam singa), bunga seruni, bunga krisan, banji, mata uang, pohon siong, banbu, kupu-kupu kong, phoenix, dan naga, mereka masukan dalam motif batik. Motif flora biasanya di gambarkan dalam bentuk bunga berjuntai, yaitu motif flora yang digambarkan dalam bentuk bunga, batang, dan daun yang berjuntai. Lasem sering disebut sebagai batik “Encim”. “Encim” adalah sebutan kaum tionghoa peranakan untuk wanita yang usiannya telah lanjut.

Cara Membuat Batik

Istilah Batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa yaitu Amba dan Titik. Amba artinya kain dan titik adalah cara memberi motif pada kain dengan menggunakan malam cair dengan cara di titik-titik. Cara kerja membatik pada dasarnya adalah menutup permukaan kain dengan malam cair (wax) agar ketika kain dicelup kedalam cairan pewarna, kain yang tertutup malam tersebut tidak ikut kena warna. Teknik seperti ini dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Wax-Resist Dyeing. Jika proses membuat motif batik dilakukan dengan cara “ditulis” dengan menggunakan alat yang disebut canting, maka batik tersebut dinamakan batik tulis. Ada juga jenis batik yang pembuatan motifnya menggunakan alat cetak khusus yang terbuat dari logam dengan motif-motif tertentu. Batik yang dibuat dengan cara mirip stempel / cap seperti ini disebut sebagai batik cap atau batik stempel.
Seiring dengan perkembangan jaman, dewasa ini ada juga batik yang dibuat dengan cara dicetak sablon dan dengan cetak masal menggunakan mesin cetak otomatis yang modern. Batik yang dihasilkan dengan cara seperti ini disebut sebagai batik printing.
Jadi, berdasarkan teknik pembuatannya batik dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Batik tulis
b. Batik cap / cetak
c. Batik Printing
Diluar teknik yang telah disebutkan diatas, ada juga teknik pembuatan batik dengan cara mengecatkan langsung pewarna pada kain dengan menggunakan kuas untuk membuat motif atau citra-citra tertentu, bahkan belakangan ini ada juga beberapa orang yang mencoba memperkenalkan cara membuat batik dengan cara menyemprotkan langsung tinta ke kain dengan menggunakan alat yang disebut Air Brush. Biasanya motif yang dihasilkan adalah motif-motif Pop dan kontemporer. Salah satu tokoh batik kontemporer Indonesia adalah Amri Yahya. Beliau memperkenalkan batik kontemporer itu sebagai karya seni lukis dengan warna-warna cerah dan dinamis yang muncul dari efek-efek sapuan dan cipratan kuas yang spontan.
Untuk batik tradisional, ada beberapa bahan yang biasa dipergunakan, yaitu:
a. Kain. Kain yang digunakan untuk batik tradisional adalah yang memiliki bahan dasar dari kapas (kain katun, kain mori), dan kain sutra.
b. Malam (Wax). Yang dimaksud dengan malam adalah sejenis parafin/lilin yang tidak mengandung zat pembakar. Ada beberapa macam malam yang biasa digunakan untuk membuat batik ini yaitu: malam kuning, malam coklat, dan malam putih.
- Malam kuning memiliki sifat yang lebih liat/kenyal yang cocok untuk memunculkan efek gambar yang menutup kain secara utuh/sempurna.
- Malam coklat memiliki sifat yang mudah retak, sehingga akan memunculkan efek urat-urat pada hasil lukisan batiknya.
- Malam putih atau parafin bersifat sangat rapuh dan akan memunculkan efek retak-retak pada gambar batiknya.
c. Pewarna. Pewarna batik bisa dihasilkan dari bahan alami yang berasal dari tanaman bisa juga dari bahan kimia. Bahan pewarna alami yang pernah digunakan sebagai bahan pewarna alami adalah daun jambu, daun mangga, dan lain-lain dimana warna tersebut akan semakin kuat/tua jika ditambahkan ke dalamnya larutan tawas. Salah satu pewarna yang pernah populer digunakan adalah pewarna yang berasal dari air rebusan kulit pohon mahoni. Di Jawa tengah kita mengenal adanya batik sogan yang populer di kalangan keraton Yogyakarta dan Solo. Batik ini menggunakan pewarnanya dari rebusan kulit pohon Soga Tingi.
Pewarna kimia yang sudah umum digunakan oleh para pengrajin batik adalah berbagai jenis Napthol dan garam Diazo. Naptol ini merupakan pewarna dasar dan garam Diazo sebagai pembangkit warnanya. Ada beberapa jenis napthol yang bisa kita pilih yaitu; AS, ASD, ASG, ASBS, ASGR, dan ASLB. Sedangkan jenis garam diazo yang bisa kita gunakan sebagai pembangkit warnanya adalah; Biru B, Merah B, Merah R, Oranye G.C, dan Violet B.
Berikut adalah contoh warna yang dihasilkan dari pencampuran napthol dengan garam diazo tersebut:
Napthol
Garam Diazo
Biru B
Merah B
Merah R
Oranye G.C
Violet B
AS
ASD
ASG
ASBS
ASGR
ASLB
biru tua
biru
krem
biru
hijau
coklat tua
merah tua
merah tua
kuning
merah muda
abu-abu
merah bata
merah
merah
kuning muda
merah
abu2-merah
merah bata
oranye
oranye
kuning muda
oranye
abu2 kotor
coklat muda
ungu
lavender
kuning muda
pink
abu-abu
coklat ungu
Kita dapat melakukan beberapa percobaan dengan mencampur naptol dan garam diazo ini untuk mengahasilkan warna warna tertentu, misalnya dengan mencampurkan salah satu jenis naptol dengan salah satu jenis garam diazo.
d. Canting atau Cap. Canting adalah alat yang digunakan untuk membuat motif / gambar pada kain yang memiliki beberapa nama sesuai dengan fungsinya, yaitu:
- Canting Cecek, yang memiliki lubang kecil biasa digunakan untuk membuat motif gambar yang detil.
- Canting Klowong, adalah canting yang memliki lubang berukuran sedang dan biasa digunakan untuk membuat garis utama pada motif, dan
- Canting Tembok, yaitu canting yang memiliki ukuran lubang besar yang biasa digunakan untuk menutup bidang motif yang agak luas.
Langkah-langkah pembuatan batik.
a. Siapkan kain yang sudah dicuci bersih dan disetrika lebih dahulu, agar proses pewarnaannya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Dalam sebuah wadah mangkok plastik, buatlah larutan Napthol dan garam Diazol, dengan perbandingan 1 sendok makan napthol dicampur 2-3 sendok TRO (Turkish Red Oil), aduk hingga rata dan mengental. Setelah itu tuangkan sedikit air mendidih dan aduk hingga tercampur rata lalu masukkan 1 sendok teh soda api sampai ada reaksi larutan menjadi jernih. Larutan yang sudah jernih tersebut tuangkan ke dalam ember plastik berukuran sedang (ukuran 20 liter) yang sudah berisi air 1/3 nya, lalu aduk hingga rata.
Buatlah larutan garam dengan cara mencampurkan 1 sendok makan garam diazo ke dalam 200 ml air, aduk sampai larut lalu masukkan ke dalam ember yang berukuran seperti di atas yang sudah berisi air 1/3 bagian nya. Air sebanyak ini cukup untuk mencelup kain sepanjang 4 meter.
c. Buatlah sketsa motif batik pada kain tersebut dengan menggunakan pensil yang memiliki tingkat kekerasan sedang, misalnya pensil jenis B. Jika akan membuat motif yang sama pada kain yang lain, sebaiknya kita membuat gambar motif tersebut pada selembar kertas agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk menjiplaknya berulang-ulang.
d. Panaskan malam dalam wadah yang berbentuk seperti wajan kecil (kenceng) diatas api kompor kecil, dan setelah malam itu cair tutup motif batik yang telah dibuat tadi dengan malam cair ini dengan menggunakan canting. Gunakan canting yang memiliki ukuran lubang yang sesuai dengan ukuran garis motif tadi.
e. Setelah selesai menutup motif pertama, celup kain tersebut ke dalam pewarna kain yang paling cerah / warna paling muda hingga rata, selanjutnya keringkan dengan cara direntangkan ditempat terbuka tapi tidak terkena sinar matahari langsung untuk menghindari pemudaran warna celupan.
f. Lanjutkan proses pembuatan motif kedua seperti pada langkah c, lalu lanjutkan dengan langkah d dengan catatan: warna celupan ke dua harus lebih gelap dari warna pertama.
g. Setelah proses pencelupan dan pengeringan dianggap selesai, maka proses selanjutnya adalah melakukan pelorodan. Pelorodan adalah proses untuk menghilangkan malam yang menempel di kain tersebut dengan cara mencelupkannya dalam air mendidih yang sudah dicampur soda abu. Usahakan agar kain dicelup berulang kali hingga malam nya benar-benar hilang.
Untuk membuat larutan pelorodan ini adalah dengan cara mencampurkan 2-3 sendok soda abu ke dalam 4-5 liter air mendidih.

Sejarah Jenis Batik dan Cara Membedakannya

Masyarakat mengenal batik sebagai kain yang bergambar atau bercorak unik untuk kemudian dijadikan pakaian. Lebih dari itu, batik merupakan kreasi seni kuno yang bernilai tinggi, yang mana teknik mebuat batik telah ditemukan di Mesir pada abad ke-4 SM sebagai kain pembungkus mumi yang dilapisi malam (lilin cair) yang membentuk pola.

Di Indonesia sendiri, batik telah diperkenalkan pada jaman kerajaan Majapahit di awal abad 19 di tanah Jawa. Oleh sebab itu batik Jawa lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia karena keahlian membatik dikuasai oleh penduduk Jawa secara turun-temurun. Batik Jawa banyak berkembang di daerah Solo yang kemudian diikuti di beberapa dariah lain di Jawa seperti Yogyakarta, Semarang, Pekalongan, Madura hingga luar pulau Jawa.

Sedari awal, motif-motif batik selalu berbeda-beda, hal tersebut diilhami oleh para leluhur yang menganut agama animism, dinamisme, hindu dan budha yang diyakini memiliki makna tersendiri. Cara pembuatannyapun menggunakan tangan dengan bantuan alat bernama canting, batik ini yang disebut dengan batik tulis.

Sekarang batik telah berkembang, proses pembuatannyapun berbeda-beda yang menjadi dasar jenis batik. Batik cap merupakan kain yang digambar dangan motif dan corak batik yang menggunakan cap atau stempel yang terbuat dari tembaga. Proses pembuatan batik cap sangat cepat hanya memerlukan waktu 2 hingga 3 hari, jauh lebih cepat dibandingkan dengan batik tulis yang memerlukan waktu 2 hingga 3 bulan.

Ada lagi jenis batik berdasarkan cara pembuatannya yaitu batik printing. Ini adalah teknik pembuatan batik yang terbaru. Namun menurut saya batik printing bukan batik yang sebenarnya, melainkan hanya tekstil yang bermotif batik. Pembuatan batik printing dengan cara mencetak motif batik diatas kain yang kemudian dilanjukan dengan pewarnaan seperti proses sablon. Karena demikian, batik printing juga disebut batik sablon.

Ada hal penting yang membedakan antara batik tulis, batik cap dan batik printing. Batik tulis dapat dipastikan tidak ada perulangan bentuk dan ukuran motif yang sama persis karena pengerjaan menggambar memakai tangan, warna yang dihasilkan tembus di sisi lainnya hingga jika dibolak-balik warnanya tetap sama. Batik tulis juga memliki aroma yang khas, sulit untuk mengungkapkannya.
Batik cap memiliki motif yang simetris dan teratur, warna yang dihasilkan juga tembus namun sedikit buram. Sedangkan batik printing motifnya lebih rapi dan tidak tembus karena proses pewarnaanya hanya sekali di satu sisi kain. Bagi orang awam hal tersebut adalah cara identifikasi awal termudah yang dapat dilakukan untuk membedakannya.

Batik tulis diproduksi sangat terbatas, dikerjakan pada selembar kain dengan ukuran ± 1,2 meter X 2 meter saja, orang-orang mengenalnya dengan sebutan "jarik". Batik printing diproduksi dengan jumlah banyak karena menggunakan mesin modern, sehingga lebih mirip produksi tekstil. Sedangkan batik cap juga dapat diproduksi dengan jumlah banyak, namun tidak sebanyak batik printing. Pengerjaannya pada kain dengan ukuran yang sama dengan batik tulis

Penggolongan Macam – Macam Kain Batik

Jenis dari Kain batik dapat digolongkan sebagai berikut
1. Bermotif geometris, yang tergolongan dalam motif geometris adalah
- Motif banji, adalah motif klasik yang biasa digunakan di sekitar daerah banyumas dengan
mengambil dasar ornament lambang dari swastika yang dihubungkan dengan titik-titik koordinat.
- Motif genggong, adalah motif yang jumlahnya sangat sedikit, sama halnya dengan motif
ceplok.
- Motif Ceplok, adalah motif yang mempunyai bidang gambar yang bentuknya bervariasi, misalnya ada yang berbentuk lingkaran, segi empat, dan segitiga.
- Motif nitik dan anyaman, adalah motif yang tersusun dari beberapa variasi titik-titik yang jika dilihat tampak seperti anyaman pada umumnya.
- Motif Parang dan juga lereng adalah motif yang tersusun atas salah satu diagonal atau garis miring.
- Motif Kawung merupakan motif yang tersusun dalam bentuk elips atau bulat lonjong dan tertata menurut garis diagonal yang miring ke kanan dan ke kiri.
2, Motif semen ialah jenis batik klasik yang terangkai secara bebas.
- Motif terang bulan, jenis motif yang mengambil bentuk bunga-bungaan atau tumbuh-tumbuhan sebagai hiasan atau ornament yang disusun dengan pola meluas memenuhi seluruh bidang kain.
3. Motif-motif modern
Jenis dari batik modern yang ada di Indonesia terbagi menjadi seperti berikut
- Motif kontemporer
- motif gabungan
- Motif lukisan
- Motif abstrak dinamis
4. Jenis motif pinggiran (bagian tepi kain Batik), jenis motif ini khusus dipakai untuk hiasan pinggir motif atau kain sebagai pemisah antara bidang yang bidang yang kosong dengan berpola

Jenis Batik Berdasarkan Daerah Asalnya

Seni Batik— Seni batik ialah warisan kekayaan budaya Indonesia sejak lama hingga kini tetap erus dilestarikan dan dikembangkan. Perkembangan corak batik semakin bervariasi yang disesuaikan dengan nilai kebudayaan setempat namun sekarang corak batik semakin meluas.
Sekarang, batik bukan sekedar selembar kain semata. Sekaran, batik diolah menjadi desain-desain pakaian modern yang bisa dipakai sehari-hari maupun formal. Kini, batik populer di berbagai kalangan baik tua, muda, anak-anak pun suka dengan batik yang penuh dengan keindahan ini. Bahkan kini batik disulap menjadi barang-barang untuk interior ruangan. Luar biasa sekali!.
Adapun jenis batik menurut daerah asalnya, di antaranya:

Batik Cirebon
Batik ini dimaukkan ke dalam kategori batik pesisir karena batik ini tumbuh dan berkembang malaui jalur pesisir utara Pulau Jawa. Motif yang paling terkenal adalah motif Awan Mega Mendung karena batik ini merupakan lambang khas kota Cirebon.

Batik Pekalongan
Batik ini memang batik terpopuler di antara batik yang lainnya karena daerah Pekalongan merupakan daerah penghasil batik terbesar di Indonesia. teknik batik yang diproduksikan ada tiga jenis, yaitu batik tulis, batik cap, batik dicetak mesin.

Batik Indramayu
Batik Indramayu merupakan perpaduan antara budaya Sunda dan Jawa. Batik daerah ini dinamakan batik Dermayon yang sebagian besar mengisahkan kekayaan laut daerahnya. Batik Indramayu memiliki pengaruh dari Tiongkok yang terdapat pada motif Liong, Lokchan.

Batik Betawi
Corak batik Betawi kebanyakan berupa motif Lokchan, Buketan, dan Pucuk Rebung. Warna-warna yang terlihat pada batik Betawi, seperti merah, jingga, hijau, dan terakota.

Batik Rembang
Batik Rembang banyak dipengaruhi oleh budaya Jawa, Arab, Cina, India, dan Eropa. Ciri khas dari batik ini terletak pada warna merah darah ayam. Yang bermakna dorongan untuk melahirkan jenis batik baru yang disebut batik Tiga Negeri.

Batik Surakarta
Motif batik ini terinspirasi dari motif klasik Mataram, dan memberikan goresan warna yang berbeda. Ciri khas batik ini berwarna kuning, yang digunakan dalam upacara-upacara keraton Solo.

Batik Purworejo
Motif yang paling populer ialah motif lambang yang dipakai menghiasi candi-candi kuno, seperti Melati Contong sedangkan pada motif klasiknya, seperti Sri Rama, Semen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu berguna bagiku......

Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog