Kamis, 23 September 2010

JENIS ALAT DAN BAHAN PEMBATIKAN



PROSES DESAIN  ATAU  POLA
Jenis alat : Spidol, Pensil, Penggaris
Jenis media pola : kertas minyak, Kertas gambar, Kertas karbon
Jenis media kain : Rayon, Katun, Sutra, Serat nanas, Tenun ATBM
Jenis perlengkapan lain: Maja gambar

PROSES PEMALAMAN
Jenis alat : Canthing, Kompor, Wajan, Gawangan,
Jenis canthing tulis :
·         Canthing cecekan, yaitu canthing cucuk satu/ tunggal
·         Canthing loron, yaitu canthing cucuk dua berjajar atas bawah
·         Canthing telon, yaitu canthing cucuk tiga membentuk segitiga
·         Canthing prapatan, yaitu canthing cucuk empat membentuk bujur sangkar
·         Canthing liman, yaitu canting cucuk lima membentuk bujur sangkar dengan satu titik tengah
·         Canthing byok, Yaitu canthing cucuk tujuh atau lebih (ganjil) dengan membentuk lingkaran
·         Canthing renteng/gelaran, yaitu canthing bercucuk genap dengan berjajar dari atas kebawah
Jenis canthing cap:
·         Canthing Cap buketan
·         Canthing Cap Ceplokan
·         Canthing Cap pinggiran
·         Canthing Cap parang
Jenis bahan dasar canting cap:
·         Canthing cap tembaga, Canthing cap kayu, Cap sablon malam

PROSES PEWARNAAN
Jenis alat :
·         Kuas colet, kuas bambu untuk teknik pewarnaan coletan
·         Kuas tonyok, kuas spon berbatang bambu untuk teknik pewarnaan blok kecil
·         Kuas koseh, kuas dari spon untuk teknik pewarnaan blok besar
·         Bak atau ember, untuk teknik pewarnaan celup
·         Tali/karet, untuk teknik pewarnaan jumputan
Jenis pewarna alami :
·         Indigofera tinctoria/ tom : jenis daun dan batang untuk warna biru
·         Pelthophorum ferrugineum/ jambal : jenis kulit kayu untuk warna coklat kemerahan
·         Ceriops tagal/ tingi : jenis warna kulit kayu untuk warna coklat
·         Marinda citrifolia/ pace : jenis kulit akar untuk warna kuning/orange
·         Terminalia belerica/ jalawe : jenis buah untuk warna biru/ hitam



Jenis pewarna sintetik (kimia buatan)
·         Zat warna Reaktif     : untuk teknik warna colet dan celup
·         Zat warna Indigosol : untuk teknik warna colet dan celup
·         Zat warna Naphtol   : untuk teknik warna celup

PROSES PENGHILANGAN LILIN BATIK
 Jenis penghilangan lilin/malam
·         Kerokan, yaitu proses penghilangan lilin/ malam sebagian
·         Remekan , yaitu proses penghilangan lilin/malam untuk memunculkan efek abstrak
·         Pelorodan, yaitu proses penghilangan lilin/malam untuk keseluruhan
Jenis perlengkapan
·         Bak dan alat untuk memasak air
·         Saringan lilin/malam
Jenis campuran pelorot
·         Kustik, soda





















MENGENAL SIFAT DAN JENIS KARYA BATIK


Jenis batik terbagi menurut proses pembuatannya, seperti Batik tulis, Batik Cap dan Batik kombinasi. Hal yang membedakan dari tiap jenis batik terletak pada proses pema- lamannya atau teknik pelekatan lilin batik pada kain, sedang proses pewarnaan dan pelorodan (menghilangkan lilin batik) tetap sama.
Untuk mengenal jenis karya bati, maka ada beberapa hal yang bisa dipelajari, antara lain: jenis alat yang digunakan, ciri-ciri, proses waktu pembuatan, sifat atau tujuan pembuatan, serta penggaruh nilai jual dari tiap jenis batik.

BATIK TULIS
·         Teknik pelekatan lilin batiknya  menggunakan canthing tulis
·         Tiap goresan motif yang satu dengan yang lainnya hampir tidak sama
·         Jenis kain yang sering digunakan: Sutra dan Katun (mori)
·         Proses pembuatannya lebih lama
·         Bersifat limited edition
·         Memiliki nilai jual tinggi

BATIK CAP
·         Teknik pelekatan lilin batiknya  menggunakan canthing cap
·         Terdapat persamaan pada penggulangan goresan atau motif gambar
·         Jenis kain yang sering digunakan: Katun (mori), Rayon polos, Rayon kembang/dobi, Serat nanas dan kain tenun ATBM
·         Proses pembuatannya praktis
·         Bersifat produksi
·         Memiliki nilai jual terjangkau

BATIK KOMBINASI
·         Teknik pelekatan lilin batiknya menggunakan campuran  (canthing tulis, canthing cap atau sablon malam)
·         Mampu memunculkan kesan seperti batik tulis
·         Jenis kain yang sering digunakan: Katun (mori), Rayon polos, Rayon kembang/ dobi, serat nanas dan kain tenun ATBM)
·         Bersifat omset produksi
·         Memiliki nilai terjangkau

PERKEMBANGAN SEJARAH BATIK



Batik merupakan bentuk teknik seni kuno yang telah dikenal oleh masyarakat di mesir sejak abad ke-4SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang dilapisi malam (lilin batik) untuk membentuk pola. Teknik serupa juga dikenal di tiongkok semasa dinasti Tang (618-907) serta di India dan Jepang semasa periode Nara (645-794). Teknik serupa batik juga dikenal oleh beberapa suku di Afrika, Nigeria, dan Sinegal.

Di Indonesia sendiri batik sudah ada sejak jaman Majapahit dan menjadi sangat populer pada akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan pada saat itu merupakan karya batik tulis sampai awal abad XX dan kemudian batik cap baru dikenal setelah perang dunia ke-1 atau sekitar 1920an. Namun teknik batik yang kemudian sempat berkembang pesat di pulau jawa berasal dari India, seiring masuknya penggaruh agama hindu di pulau jawa, sekitar awal abad pertama masehi dan dikenal mulai abad XVII. Meskipun tidak banyak catatan yang dapat menjelaskan perkembangan batik pada saat itu namun istilah atau julukan nama “BATIK” berasal dari   bahasa jawa yang artinnya: Bahan dan Titik. Bahan yang di artikan sebagai media atau kain, sedang Titik merupakan asalmula terjadinnya motif ( titik-titik yang digabung jadi garis dan digabung jadi gambar/ motif).

Dalam catatan sejarah perkembangan batik di Nusantara banyak dikaitkan dengan per- kembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Namun dalam pengembangan seni batik banyak dilakukan pada jaman kerajaan Mataram, kemudian pada masa ke- rajaan Solo dan Jogja. Yang pada saat itu batik hanya dikembangkan dilingkungan keraton saja. Namun oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di lingkungan masing-masing.

Pengaruh budaya china oleh masyarakat kita sudah dirasakan sejak abad ke-13 dan semakin berkembang hingga orang-orang China mulai membuat batik pada awal abad ke-19. Pengaruh budaya China pada zaman itu mempengaruhi corak dan ragam batik yang melahirkan perpaduan karya seni batik oriental dan nusantara yang sangat indah.
Pengaruh budaya China ini terus berkembang terutama di bandar-bandar penting di pulau jawa, seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem,Tuban dan berbaur dengan penduduk asli. Batik China adalah jenis batik yang dibuat oleh orang-orang China atau peranakan yang pada mulanya menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa atau mitos China, seperti naga, siang, burung phoenix, kura-kura, kilin (anjing berkepala singa), serta dewa dan dewi konghucu. Pada 1910an berkembanglah batik China yang mengandung ragam hias buketan atau bunga-bunga karena sudah dipengaruhi pola batik belanda yang pada saat itu sangat laku.

Kemudian pada jaman penjajahan Belanda batik dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan ragam hias dan komposisi pewarnaannya (Batik Keraton dan Batik Pesisir):


BATIK KERATON (Batik Vorstenlanden)
·         Berkembang di daerah keraton Jogja, Solo, Wonogiri, Karanganyar, Surakarta dan Banyumas.
·         Dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu Jawa
·         Memiliki motif dengan bentuk geometris
·         Ragam hiasnya bersifat simbolik
·         Komposisi warna yang digunakan terdiri dari sogan (coklat), indigo (biru), hitam dan putih.

BATIK PESISIR
·         Berkembang di daerah selain keraton: Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Jakarta, Lasem, Sidoarjo, Gresik, Madura
·         Dipengaruhi oleh kebudayaan Islam dan China
·         Memiliki motif non geometris
·         Ragam hiasnya bersifat natural
·         Komposisi warna yang digunakan beragam

PENGERTIAN BATIK

Batik merupakan karya seni dua dimensi yang teknik pembuatannya melewati tiga kali proses, yaitu: Proses pemalaman ( pelekatan lilin batik ), Proses pewarnaan dan Proses pelorodan ( penghilangan lilin batik. Atau dalam istilah lainnya: merupakan teknik pembuatan karya seni yang menggunakan lilin sebagai perintang warna ( wax resist technique ). 

Pada perkembangannya  karya seni batik menggalami banyak perkambangan, kususnya dalam teknik produksi yang membuat batik terbagi dalam beberapa jenis menurut proses pembuatannya, seperti: Batik tulis, Batik cap dan Batik kombinasi. 
Hal yang membedakan dari tiap-tiap jenis batik terletak pada proses pelekatan lilin batik-
nya  saja, sedang proses pewarnaan dan proses penghilangan lilin batik tetap sama.

Disisi lain kita juga mengenal jenis batik printing, namun pada proses pembuatan batik printing  langsung melewati proses pewarnaan dan tidak menggunakan lilin batik sebagai perintang warna, seperti karya batik pada umumnya.

Kelebihan dari karya seni batik terletak pada desain pola (motif) dan keindahan warna yang khas dengan budaya atau  corak daerah setempat. Dan hal tersebut membuat karya seni batik banyak ditiru oleh jenis karya seni lainnya, seperti: Seni bordir, Seni tenun, Seni ukir, Seni lukis dan bentuk seni lainnya yang menggunakan motif serta warna khas batik untuk memperindah karya seni mereka.



Powered By Blogger

Ayo Gabung di Sini !!

Arsip Blog